Tim SAR gabungan kembali mengevakuasi satu korban selamat akibat tanah longsor di Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel). Tersisa 3 korban lainnya yang masih hilang, namun pencarian akan dilanjutkan besok.
Korban selamat atas nama Arifin (35) berhasil diselamat dalam operasi penca rian korban longsor di atas gunung Kura-kura, Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian, Kotabaru, Selasa (27/9) malam tadi.
"Untuk kondisinya luka-lukanya saya tidak tahu persis, tapi korban ditemukan selamat oleh tim," kata Kepala Sub Seksi Operasi Pencarian Dan Pertolongan Banjarmasin, Amri Zuna Kurniawan kepada detikcom, Selasa (27/9/2022) malam tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amri menambahkan, dari 15 warga tertimbun longsor, total 6 orang sudah berhasil dievakuasi. Selain Arifin, 5 korban selamat yang teridentifikasi, yakni Hamdah (42), Murdiah (50), Isal (45), Abang Suryadi (46), dan Samsul (42).
"3 korban dirawat di Rumah Sakit Marian di Batu Licin, dan 3 korban selamat lainnya dirawat di Puskesmas Banian," sebutnya.
Sementara 6 korban lainnya ditemukan meninggal dunia. Korban teewas, yakni Wahid (35), Padlia Anoor (50), Inal (31), Salman (30), Imis (54), dan Noorjannah (47).
Amri menambahkan malam ini pihaknya telah menghentikan sementara proses pencarian. Tersisa 3 korban yang masih diduga tertimbun tanah longsor.
"Iya malam ini dihentikan. Tim di sana hanya melakukan pemantauan. Jadi akan dilanjutkan besok pagi, karena dari data sekretaris camat masih ada 3 warga yang masih diduga hilang tertimbun tanah longsor," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 15 warga tertimbun longsor di Kabupaten Kotabaru. Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi pada Selasa (26/9) pukul 23.00 Wita.
Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kotabaru Hendra Indrayana menjelaskan, longsor terjadi lantaran tekstur tanah di atas gunung labil. Pasalnya tidak ada hujan yang melanda wilayah tersebut saat longsor terjadi.
"Nggak ada hujan. Memang pergerakan tanah, tanah di atas gunung memang sudah labil," terang Hendra saat dihubungi detikcom, Selasa (27/9).
Hendra melanjutkan, upaya pencarian terhambat medan yang sulit diakses. Akibatnya alat berat sulit mencapai lokasi kejadian.
"Pencarian kita lakukan dengan cara manual, karena lokasi sangat sulit diakses alat berat. Bisa dilewati hanya menggunakan kendaraan roda dua tapi harus sudah modifikasi, dan itu saja harus menempuh waktu 4 jam untuk sampai ke titik longsor dari jalan raya," ungkapnya.
(hsr/sar)











































