Seorang ibu rumah tangga tega membunuh 2 anaknya dan ditemukan tewas tergantung membuat heboh warga di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sementara, di Kabupaten Bone, skandal video mesum siswi SMA mencuat dan kini diusut polisi.
Dua peristiwa tersebut masuk dalam daftar paling populer selama sepekan terakhir di Sulsel. Peristiwa populer lain juga dirangkum detikSulsel. Simak rangkumannya berikut ini:
Pria Tendang Pemotor Siswi SMP Diberhentikan Sementara dari ASN
Andi Adi alias Andi Iswadi Bahar, oknum ASN Pemkab Sinjai, Sulsel dijatuhi sanksi pemberhentian sementara sebagai ASN. Sanksi kepada Andi Adi ini buntut aksinya menendang pemotor siswi SMP hingga terjatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sanksi juga diberikan karena kasus tersebut sedang diproses di kepolisian. Andi Adi saat ini ditahan karena menjadi tersangka kasus kekerasan terhadap anak.
"Kan dia tersangka dan sudah ditahan. Dia (Andi Adi) itu sanksinya diberhentikan sementara dari PNS sampai ada putusan tetap," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sinjai Lukman Mannan kepada detikSulsel, Senin (19/9).
Status kepegawaian Andi Adi bisa dinonaktifkan apabila sudah ada putusan tetap dari pengadilan yang menyatakannya bersalah. Dengan begitu, gajinya juga secara otomatis akan disetop.
"Saat ini, dia cuman terima pendapatan 50 persen dari pendapatan terakhirnya. Setelah nanti ada putusan tetap, dan ditetapkan bersalah maka tidak dibayarkan lagi gajinya," bebernya.
Namun, Lukman menjelaskan Andi Adi hanya akan menjalani saksi sesuai masa hukumannya jika vonisnya di bawah 2 tahun, kemudian kembali diaktifkan sebagai ASN. Pemecatan baru bisa dilakukan jika mendapat vonis di atas 2 tahun.
"Kalau dipecat itu jika hukuman di atas 2 tahun, dan berencana. Kalau tidak berencana tidak akan dipecat. Tapi tergantung putusan pengadilan nanti, kalau pun putusannya lebih dari 2 tahun, kasus ini juga bukan berencana karena murni kecelakaan," tuturnya.
Upaya Damai Andi Adi dengan Keluarga Siswi SMP
Polisi bakal memediasi Andi Adi dengan orang tua siswi SMP yang ditendang di jalan. Upaya mendamaikan ini menyusul adanya surat pernyataan damai dari istri Andi Adi kepada keluarga korban.
"Ini (surat) baru dibawa ke kantor oleh istri tersangka. Namun kami tindak lanjuti dengan melakukan gelar perkara nantinya," kata Kasat Reskrim Polres Sinjai AKP Syahruddin kepada detikSulsel Rabu (21/9).
Pihaknya kepolisian, kata dia, tetap melakukan prosedur untuk menindaklanjuti surat perdamaian itu. Pihaknya akan mengupayakan mempertemukan kedua belah pihak, utamanya orang tua korban.
Syahruddin menambahkan, setelah keduanya dipertemukan, pihaknya akan kembali melakukan gelar perkara. Itu untuk menentukan apakah kasusnya berlanjut atau tidak.
"Nantinya akan dilakukan gelar perkara. Apakah dapat dilakukan restorative justice atau tetap proses hukum. Sebab, kalau restorative justice syarat formil harus terpenuhi. Akan diiputuskan saat gelar perkara," bebernya.
Ibu di Pinrang Bunuh 2 Anak-Ditemukan Tewas Tergantung
Seorang ibu rumah tangga (IRT) inisial B (37) di Kabupaten Pinrang, Sulsel tega membunuh dua anaknya dan ditemukan tewas tergantung. Belakangan terungkap hal tersebut dilakukan B karena persoalan utang piutang.
"Kalau historisnya dia (B) ada utang ke orang. Dia bilang malu sudah saatnya bayar utang tapi belum ada uangnya," ungkap Kapolres Pinrang AKBP Moh Roni Mustofa kepada wartawan, Senin (19/9).
Mayat B beserta dua anaknya ditemukan pada Senin (19/9) sekitar pukul 11.00 Wita di rumahnya, di Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Kedua anaknya meninggal diduga karena menenggak racun.
Roni mengungkapkan B sempat mengirimkan voice note atau pesan suara ke suaminya setelah membunuh dua anaknya. Dalam pesan suara tersebut B mengaku dirinya malu punya utang.
Polisi juga menemukan catatan utang piutang dengan tulisan tangan. Catatan tersebut ditemukan di samping mayat anaknya yang telah meninggal dunia.
"Ditemukan di samping mayat kedua anaknya. Dia sampaikan juga ada catatan utang piutang ke suaminya melalui voice note yang dikirim sebelum gantung diri," jelasnya.
Ada Wasiat untuk Suami
Selain memiliki utang, B juga rupanya memberi pinjaman ke sejumlah orang. Untuk itulah dia memberikan wasiat ke suaminya agar menagih pinjaman tersebut.
Suami B yakni AS mengakui adanya catatan utang piutang tersebut. AS mengatakan catatan tersebut merupakan wasiat istrinya untuk ia tagih setelah meninggal.
AS mengatakan surat wasiat tersebut sudah tertulis nama-nama orang yang berutang ke mendiang istrinya untuk nantinya dia tagih. AS lalu mengatakan istrinya semasa hidup pernah meminjamkan uang ke beberapa orang.
Dalam catatan itu, AS mengungkapkan juga ada nama yang disebut bernama Amir. Nama tersebut juga disampaikan melalui kiriman pesan suara yang belakangan baru ia sempat dengar.
"Maksudnya dia (B) bilang malu kalau rumah jatuh tempo dan dilelang itu rumah. Jadi minta (pinjam) uang (ke Amir) itu uang pribadi Amir yang diminta," terangnya.
Simak skandal video mesum siswi SMA Bone di halaman selanjutnya.
Skandal Video Mesum Siswi SMA Bone
Potongan video mesum siswi SMA di Kabupaten Bone yang diduga diperankan dengan pasangannya viral di media sosial. Polisi juga tengah mengusut kasus ini, bahkan telah menahan pemeran pria inisial IR (20).
Video mesum yang beredar berjumlah lima video dengan masing-masing durasi 48 detik, 38 detik, 35 detik, 25 detik, dan 4 detik. Pemeran pria dan wanita dalam video diketahui sama-sama siswa SMA namun berasal dari sekolah berbeda.
"Kami sudah periksa pemeran videonya yang laki-laki kemarin. Usai diperiksa kami langsung tahan," kata Kapolres Bone AKBP Ardyansyah kepada detikSulsel, Rabu (21/9).
Pemeriksaan terhadap pemeran pria itu dilakukan pada Selasa (20/9). Ardyansyah menyebut saat diperiksa pria itu mengakui bahwa dirinya merupakan pemeran dalam video viral sehingga langsung dilakukan penahanan.
Setelah penahanan dilakukan, siswi SMA pemeran video mesum viral itu mengaku dipaksa oleh pemeran pria. Hal ini disampaikan oleh Kuasa hukum siswi SMA pemeran video mesum, Irham.
Irham mengungkapkan IR telah berulang kali mengancam dan memaksa kliennya untuk berbuat mesum. Jika korban menolak melakukan permintaan IR maka video mesum sebelumnya akan disebarkan ke media sosial.
Irham mengungkapkan pihaknya sudah membuat laporan polisi terkait perbuatan IR. Dia menilai laporan polisi itu perlu dibuat agar memberikan rasa keadilan kepada korban.
"Secara resmi kami bersama keluarga korban telah melaporkan apa yang telah dialami korban," jelasnya.
Kadis Dukcapil Parepare Dicopot Mendagri gegera Posting 'Wali Kota Palsu'
Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Parepare, Sulsel Adi Hidayah Saputra dicopot Mendagri Tito Karnavian dari jabatannya. Dia dicopot buntut postingan 'wali kota palsu'.
"Benar, (pencopotan Adi Hidayah Saputra) diberhentikan sesuai surat keputusan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.22-5424 Tahun 2022 yang ditandatangani oleh Mendagri Tito Karnavian," ungkap Kepala BKPSDM Parepare Adriani Idrus saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (22/9).
SK pemberhentian kepada Adi Hidayah telah diterima oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Kota Parepare pada 16 September 2022. Kemudian merujuk surat Mendagri tersebut, yang bersangkutan kemudian resmi diberhentikan atau dicopot jabatannya mulai Senin (19/9).
Adi Hidayah Saputra kemudian mengaku dicopot dari jabatannya karena sejumlah postingan yang dinilai melanggar disiplin ASN. Salah satunya karena postingan soal 'wali kota palsu' di grup WhatsApp (WA).
"Jadi soal wali kota palsu itu sebenarnya perbincangan di grup (WA) tertutup dan dijadikan bukti (pencopotan)," ungkap Adi Hidayah kepada detikSulsel, Kamis (22/9).
Adi menuturkan, dia awalnya menyebarkan link satu akun medsos yang memakai nama dan foto Wali kota Parepare, Taufan Pawe ke grup WA. Adi kemudian menyebut kalau akun tersebut akun wali kota palsu. Namun postingannya di grup WA tersebut dipelintir seolah menuduh wali kota Parepare itu wali kota palsu.
Dia membantah bila ada postingannya yang menyebut secara langsung Walkot Parepare Taufan Pawe sebagai wali kota palsu. Hal ini sudah disampaikannya saat dimintai klarifikasi termasuk saat di-BAP. Kendati begitu, dia tetap menerima pencopotannya.
"Saya terima keputusan (pencopotan). Sebagai seorang bawahan karena posisi saya punya pejabat pembina kepegawaian maka saya dengar dan laksanakan keputusan tersebut," ungkap Adi Hidayah.
Simak nasib Stadion Mattoanging di halaman selanjutnya.
Stadion Mattoanging Batal Dikerjakan Tahun Ini
Proyek Stadion Mattoanging di Kota Makassar sudah dipastikan tak bisa dikerjakan Pemprov Sulsel tahun ini. Sisa waktu 3 bulan untuk mengerjakan proyek menjadi pertimbangan utama.
"Stadion Mattoanging kita tutup kasusnya, 2023 baru bisa kalau begitu (dibangun)," kata Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Rahman Pina saat rapat pembahasan rancangan APBD Perubahan 2022 di Gedung DPRD Sulsel, Kamis (22/9).
Kepala Dispora Sulsel Muhammad Faizal juga mengaku pesimis proyek Stadion Mattoanging bisa berjalan tahun ini. Dia menyebut sulit menyerap anggaran Stadion Mattoanging Rp 66,2 miliar dengan siswa waktu 3 bulan.
Dengan siswa waktu 3 bulan, Faizal mengatakan Pemprov Sulsel hanya dapat melakukan pekerjaan persiapan. Sehingga, anggaran Mattoanging sebesar Rp 66 miliar lebih tahun ini sulit terserap.
"Yang paling memungkinkan apabila (pembangunan stadion) dilanjutkan di tahun anggaran 2022 ini hanya pekerjaan persiapan saja. Itu pekerjaan persiapan sekitar Rp 5 miliar sekian," ungkapnya.
Suporter PSM Makassar Kecewa
Kepastian pembangunan Stadion Mattoanging yang tidak bisa dilakukan tahun ini membuat sejumlah kelompok suporter PSM Makassar kecewa berat dengan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Suporter menuding Gubernur Sulsel telah ingkar janji.
"Kita suporter sudah diterima di rujab waktu itu oleh Kadispora dan Pak Andi Sudirman Sulaiman yang masih menjabat plt. Mereka menjanjikan pembangunan Stadion Mattoanging. Suporter dijanji akan dilibatkan dalam progresnya, tapi kenyataannya nihil," ungkap Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma kepada detikSulsel, Jumat (23/9).
Pria yang akrab disapa Sadat ini pun mengaku sangat geram dan kecewa berat. Ia meminta kepada Gubernur Sulsel ASS untuk tidak lepas tangan dengan batalnya Stadion Mattoanging dibangun tahun ini.
Sadat menegaskan, suporter PSM tidak meminta pembangunan Stadion Mattoanging harus selesai tahun ini. Akan tetapi yang terpenting adalah ada progres pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel.
Simak kasus foto bos travel terpampang di billboard di halaman selanjutnya.
Foto Wajah Bos Travel Terlapor Penipuan Terpampang di Billboard
Iklan yang menampilkan wajah terlapor kasus penipuan travel di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selvi Ahmad Firdaus terpampang di billboard berukuran besar, Jalan Sultan Alauddin, Makassar. Iklan itu diduga dibuat oleh para korbannya.
Salah seorang yang mengaku sebagai korban, Aulia Irfany Fakhruddin mengungkap dirinya tertipu hingga ratusan juta rupiah dari terlapor. Aulia mengaku bergabung ke travel tersebut karena iming-iming harga murah.
"Saya ikut karena itu di instagram-nya kita liat to banyak sekali pengikutnya. Saya bergabung melalui media sosial," kata Aulia kepada detikSulsel, Jumat (23/9).
Laporan Aulia teregistrasi di Polda Sulsel dengan nomor LP/B/982/IX/2022/SPKT POLDA SULSEL. Kendati mengaku sebagai korban, Aulia mengaku tidak mengetahui tentang iklan billboard yang sedang viral. Aulia menyebut dirinya berdomisili di Kabupaten Barru.
Korban lainnya bernama Magfirah Fahruddin juga mengungkap modus penipuan yang diduga dilakukan oleh terlapor Selvi. Magfirah mengatakan dirinya dijanjikan trip ke Dubai dan Turki dengan tarif Rp 9,9 juta per orang.
"Itu tripnya dia itu bayarnya Rp 9,9 juta (per orang). Iya Dubai-Turki tapi ini Dubai-nya cuma city tour," ujar korban bernama Magfirah Fahruddin kepada detikSulsel, Sabtu (24/9).
Magfirah mengaku mengenal travel milik terlapor Selvi karena dipromosikan oleh selebgram di Makassar. Magfirah mulai mendaftar untuk open trip Dubai dan Turki pada Mei 2022.
Dia selanjutnya ikut mendaftarkan keluarganya yang lain sebanyak 11 orang dengan membayar total Rp 140 juta. Namun setelah melunasi tagihan, Magfirah mulai menemukan sejumlah kejanggalan karena dua di antara mereka mengalami masalah visa.
Menurut Magfirah, dari total pembayaran Rp 140 juta 925 ribu yang dia lakukan untuk 11 orang anggotanya, pihak travel hanya mengembalikan Rp 25 juta 925 ribu dengan cara dua kali dicicil.
"Jadi masih ada Rp 115 juta. Sekarang dia minta tolong refund dicicil," cetusnya.