Seorang mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama Muhammad Nabil Arif Adhitya viral karena memilih gender netral saat ospek sehingga diusir dosen. Kini petisi menolak komunitas LGBT berkembang di Unhas muncul di internet.
Dilihat detikSulsel di website change.org pada Senin (22/8/2022) pukul 14.10 Wita, petisi ini telah mendapat dukungan 19.654 tandatangan dari target 25.000 dukungan tandatangan.
Di keterangan detailnya, petisi ini bertujuan sebagai bentuk penolakan atas berkembangnya secara bebas dan terbuka komunitas LGBT di Universitas Hasanuddin, dengan pembenaran apapun bagi kami tidak ada ruang untuk LGBT di kampus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa yang dikonfirmasi soal petisi tersebut meminta persoalan ini tak perlu diperpanjang.
"Sudah hentikan itu karena itu juga tidak membangun," ungkapnya kepada detikSulsel, Senin (22/8/2022).
"Inikan negara kesatuan republik Indonesia punya aturan. Kita ikut apapun aturan oleh negara kita," tambahnya.
Ortu Nabil dan Dosen Sudah Damai
Unhas juga telah mengambil tindakan terkait peristiwa Nabil diusir oleh dosen Fakultas Hukum saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) karena mengaku gender netral. Orang tua Nabil dan Unhas telah menyelesaikan kasus ini secara baik-baik.
"Dosennya pun sudah sangat damai," tegas Rektor Unhas Jamaluddin Jompa.
Jamaluddin menegaskan, meski kasus ini telah selesai secara damai, namun pihaknya akan tetap memberi teguran kepada dosen yang mengusir Nabil karena mengaku non-biner.
"Manusia biasa ada kesalahan sedikit, tapi tidak boleh dibiarkan juga, manusia biasa biasa begitu (berbuat salah). Tapi sekali lagi semua pihak sudah berdamai, jadi tidak ada lagi dendam di antara mereka, dan kami pun memastikan bahwa ini proses tidak terlalu lama," jelasnya.
Dikatakannya, Nabil saat ini sudah aktif kembali berkuliah sebagai mahasiswa Unhas.
"Sudah kuliah, ada (mahasiswanya)" tegasnya.
(tau/asm)