Keutamaan puasa Asyura perlu dipahami terlebih dahulu sebelum melaksanakannya. Puasa Asyura merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Rasulullah SAW karena memiliki sejumlah keutamaan.
Ada banyak keutamaan puasa Asyura yang bisa didapatkan, salah satunya diampuni dosa-dosa kecil pada setahun yang telah berlalu. Puasa Asyura merupakan amalan khusus bulan Muharram yang dilaksanakan pada hari kesepuluh bulan Muharram.
Berdasarkan penanggalan pada kalender Masehi, puasa Asyura bertepatan pada tanggal 9 Agustus 2022 esok hari. Hukum melaksanakan puasa Asyura adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang sangat dianjurkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dasar hukum mengenai pelaksanaan puasa Asyura dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:
"Wahai penduduk Madinah, di mana ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Ini hari Asyura dan Allah SWT tidak mewajibkan shaum kepada kalian di hari itu. Sedangkan saya shaum, maka siapa yang mau shaum hendaknya ia shaum dan siapa yang mau berbuka hendaklah ia berbuka." (HR. Bukhari)
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh nabi karena memiliki sejumlah keutamaan. Umat muslim perlu mengetahui keutamaan puasa Asyura agar semakin semangat untuk melaksanakannya.
Berikut ini keutamaan puasa Asyura:
1. Sunnah Nabi yang Sangat Dianjurkan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, puasa Asyura merupakan salah satu sunnah nabi yang hukumnya sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan.
2. Dapat Menghapus Dosa Satu Tahun yang Lalu
Salah satu keutamaan yang bisa diperoleh ketika melaksanakan puasa Asyura adalah mendapat pengampunan atas dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Keutamaan ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Qotadah Al Anshori yang mengatakan:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, "Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)
3. Puasa Utama setelah Puasa Ramadhan
Puasa Asyura di bulan Muharram sangat dianjurkan oleh nabi, sebab puasa di bulan Muharram merupakan puasa utama setelah puasa di bulan Ramadhan.
Keutamaan puasa Asyura ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:
Sebuah hadis menyatakan "Seutama-utamanya sholat setelah sholat wajib adalah sholat di sepertiga malam, dan seutama-utamanya puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram." (HR Muslim).
Sejarah Puasa Asyura
Setelah memahami keutamaan puasa Asyura, ada baiknya jika dipahami juga sejarah puasa Asyura. Sejarah puasa Asyura tak lepas dari peristiwa ketika Nabi Musa AS diselamatkan oleh Allah dari kejaran Firaun.
Sejarah puasa Asyura dikisahkan dalam sebuah riwayat dari salah seorang sahabat nabi seperti berikut ini:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
"Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa 'Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Hari yang kalian berpuasa ini adalah hari apa?" Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, "Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir'aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berkata, "Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.". Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa." (HR. Muslim no. 1130)
Sejarah puasa Asyura juga dijelaskan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) pada salah satu tayangan video pada kanal Youtube pribadinya yang berjudul 'Keistimewaan dan Hikmah Puasa Asyura'.
Dikisahkan oleh UAH, pada saat itu merupakan awal kedatangan nabi di kota Madinah, beliau menyaksikan orang-orang Yahudi melaksanakan ibadah puasa. Lalu, nabi mencoba mengonfirmasi kebiasaan berpuasa orang-orang Yahudi tersebut yang bertepatan dengan tanggal 10 bulan Muharram.
Kala itu nabi SAW bertanya kepada para sahabat, orang-orang di sekitarnya, serta kaum Yahudi pada masa itu. Kaum Yahudi lalu menjelaskan bahwa puasa yang mereka laksanakan itu sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah yang telah menyelamatkan Nabi Musa AS dari kejaran musuh mereka, yaitu Firaun.
Mengetahui hal tersebut, Nabi SAW kemudian menjawab "Saya lebih berhak dibandingkan dengan kalian untuk melestarikan dan menyempurnakan syariat Musa A.S,". Ketika itu, Nabi lalu memerintahkan para sahabat untuk ikut berpuasa.
Di masa itu, Nabi semakin menekankan perintah melaksanakan puasa Asyura, sampai-sampai para sahabat juga memerintah anak-anak kecil mereka untuk turut berpuasa.
(urw/hmw)