Fakta menarik teks proklamasi tidak lepas dari sejarah perumusan dan pembuatannya. Di balik sejarah peristiwa perumusan naskah proklamasi yang menandai kemerdekaan Indonesia ada beberapa hal yang mungkin masih jarang diketahui.
Perumusan naskah proklamasi menjadi peristiwa penting bersejarah yang mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno didampingi Mohammad Hatta pada hari Jumat pukul 10.00 WIB di serambi depan rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Djakarta.
Fakta Menarik Teks Proklamasi
Sejumlah fakta menarik teks proklamasi meliputi perumusan, penulisan hingga pembacaannya. Berikut 7 fakta menarik teks proklamasi yang dirangkum detikSulsel dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ahmad Soebardjo Jamin Proklamasi Kepada Golongan Muda
Saat Soekarno-Hatta disandera oleh golongan muda ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1964, dan mendesak proklamasi kemerdekaan, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan dwitunggal.
Demi membebaskan Soekarno-Hatta, Soebardjo menjamin proklamasi akan terjadi esok hari, 17 Agustus 1964. Golongan muda pun melepaskan Soekarno-Hatta dengan jaminan tersebut.
Selain itu, Ahmad Soebardjo juga berperan membantu Soekarno-Hatta merumuskan naskah proklamasi.
2. Dirumuskan di Rumah Laksamana Tadashi Maeda
Fakta menarik teks proklamasi selanjutnya adalah dirumuskan di rumah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Tercatat dalam sejarah setelah dari Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dan rombongan bertolak ke Jakarta menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk membahas masalah proklamasi kemerdekaan. Maeda lalu menemani Soekarno-Hatta menemui Kepala Pemerintah Militer Jepang Jenderal Moichiro Yamamoto.
Namun, Jenderal Moichiro Yamamoto menentang rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Akhirnya Soekarno, Hatta, dan rombongan kembali ke rumah Laksamana Maeda. Setelah itu Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan dan menyusun naskah proklamasi di ruang makan rumah Maeda.
3. Rumusan Teks Proklamasi Ditulis di Sobekan Blok Note
Fakta menarik teks proklamasi selanjutnya adalah konsep naskah ditulis oleh Soekarno di atas secarik kertas. Adapun kertas yang digunakan merupakan sobekan dari blok note dengan lembarannya bergaris-garis biru.
Sementara itu Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai, sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta.
Simak selanjutnya meminjam mesin ketik Komandan Angkatan Laut Jerman...
4. Meminjam Mesin Ketik Komandan Angkatan Laut Jerman
Naskah yang telah dikonsep kemudian diberikan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Namun saat itu di rumah Laksamana Tadashi Maeda hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji.
Saat itu Satsuki Mishima seorang sekretaris urusan rumah tangga di rumah Maeda berinisiatif meminjam mesin ketik buatan Jerman yang dipinjamkan dari Komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) Kolonel Kandeler, yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di Koningsplein (Medan Merdeka Timur).
5. Perubahan Teks Proklamasi
Fakta menarik teks proklamasi selanjutnya adalah perubahan kata antara konsep pada tulisan tangan Soekarno dan naskah ketikan Sayuti Melik. Terdapat beberapa perubahan kata seperti "hal2" pada paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal".
Kemudian kata "saksama" pada paragraf kedua baris kedua diubah menjadi "tempo". Selanjutnya penulisan tanggal dan bulan "Djakarta 17-08-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05" dan kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia".
Simak selanjutnya dirumuskan saat bulan puasa...
6. Dirumuskan Saat Bulan Puasa
Fakta menarik teks proklamasi lainnya adalah dirumuskan bertepatan dengan bulan Ramadhan. Sebelum beranjak ke lantai dua rumahnya Laksamana Maeda sempat berpesan kepada para stafnya agar menjamu tamu-tamu beliau.
Pesan tersebut dipahami dengan dengan baik oleh Kepala Staf Bagian Rumah Tangga Maeda, Satsuki Mishima. Ia yang mengetahui sebagian besar peserta rapat adalah muslim yang akan menjalankan ibadah puasa, berinisiatif membuatkan menu makan sahur berupa nasi goreng, disertai beberapa menu lain berupa ikan sarden, telur dan roti.
Setelah makan sahur dan berpamitan kepada Maeda, Soekarno dan Hatta kembali ke rumahnya masing-masing. Hanya beristirahat beberapa jam saja, mereka akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan pada 17 Agustus 1964 bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 Hijriah.
7. Pembacaan Teks Proklamasi Tanpa Protokol
Upacara dalam rangka pembacaan teks proklamasi dilaksanakan sangat sederhana. Bahkan tanpa protokol.
Barisan pemuda telah menunggu sejak pagi untuk menyaksikan pembacaan proklamasi kemerdekaan. Pukul 10.00 WIB, Soekarno didampingi Moh Hatta membacakan teks proklamasi sebagai penanda kemerdekaan Indonesia di serambi depan rumahnya.
Pembacaan teks proklamasi ini diikuti dengan pengibaran bendera merah putih jahitan Fatmawati di depan rumah Soekarno.