Teks Proklamasi: Isi dan Sejarah Lengkap Perumusannya

Teks Proklamasi: Isi dan Sejarah Lengkap Perumusannya

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Rabu, 03 Agu 2022 18:07 WIB
Petugas mengambil dokumen naskah kosep teks proklamasi di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Minggu (16/8/2020). Dalam rangka memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI, naskah konsep teks proklamasi tulisan Bung Karno yang disimpan di ANRI akan turut dihadirkan pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Teks Proklamasi (Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Makassar -

Teks proklamasi dibacakan oleh Presiden Ir Soekarno pada 17 Agustus 1945 sebagai penanda kemerdekaan Indonesia. Perumusan naskah proklamasi melibatkan sejumlah tokoh.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 melalui proses yang cukup panjang dan tidak mudah. Setelah Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 15 Agustus 1945, golongan muda mendesak Soekarno dan Hatta memanfaatkan situasi tersebut untuk menyatakan proklamasi.

Teks proklamasi disusun dalam waktu yang singkat. Isinya terdiri dari dua alinea yang menyatakan kemerdekaan Indonesia dan pemindahan kekuasaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isi Naskah Proklamasi

Isi teks proklamasi mengalami perubahan antara yang ditulis tangan oleh Presiden Ir Soekarno dengan naskah yang dibacakan pada 17 Agustus 1945. Berikut isi naskah proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Soekarno seperti dilansir dari Sistem Registrasi Cagar Budaya Nasional Kemendikbud:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.

ADVERTISEMENT

Naskah proklamasi tersebut sedikit berbeda dengan naskah yang tulisan oleh tangan Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, yang sempat disimpan oleh Burhanuddin Muhammad Diah. Teks di atas merupakan penyempurnaan yang dilakukan Sayuti Melik saat mengetik teks proklamasi.

Perbedaan tersebut berkenaan dengan kata "hal2" pada paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal", kemudian kata "saksama" pada paragraf kedua baris kedua diubah menjadi "tempo". Selanjutnya penulisan tanggal dan bulan "Djakarta 17-08-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05" dan kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia".

Pada hari Proklamasi Kemerdekaan, teks yang telah diketik dibacakan oleh Soekarno didampingi Mohammad Hatta pada hari Jumat pukul 10.00 Wib di serambi depan rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Djakarta.

Sejarah Peristiwa Penyusunan Naskah Proklamasi

Melansir website Kemendikbud, penyusunan teks proklamasi diawali upaya sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 serta kota Nagasaki 3 hari kemudian. Akhirnya Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 15 Agustus 1945.

Golongan muda yang mengetahui kabar tersebut dari siaran Radio BBC milik Inggris segera mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memanfaatkan situasi dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan. Namun saat itu Soekarno dan Hatta menolak.

Penolakan tersebut karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang. Golongan tua berpendapat, lebih baik menunggu sampai 24 Agustus, yakni tanggal yang ditetapkan Marsekal Terauchi untuk waktu kemerdekaan Indonesia, ketika menerima Soekarno-Hatta-Radjiman di Dalat, Vietnam.

Soekarno-Hatta diamankan ke Rengasdengklok..

Pendapat golongan tua tersebut diacuhkan. Akhirnya pada 15 Agustus 1945 para pemuda yang dipimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan Soekarno-Hatta bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok. Dengan harapan mereka menuruti keinginan para pemuda.

Namun, sepanjang hari 16 Agustus 1945 itu, tidak tercapai kesepakatan apapun. Hingga sorenya, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan Soekarno-Hatta.

Akhirnya golongan muda bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari.

Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut. Setibanya di sana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan. Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan.

Pasalnya, Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu sekutu datang terlebih dahulu.

Ketiga tokoh bersepakat bahwa Jepang tidak dapat diharapkan lagi dan kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya. Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Maeda.

17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, teks proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda. Naskah sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran tersebut lalu selesai dibuat 2 jam kemudian.

Naskah proklamasi diketik Sayuti Melik..

Naskah kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani.

Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di halaman rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi dibacakan dalam suasana khidmat. Prosesi yang sebenarnya tanpa protokol tidak menghalangi gelora euforia rakyat dalam merayakan dan menyebarluaskan berita luar biasa ini.

Penyimpanan Naskah Asli Proklamasi

Melansir Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) naskah proklamasi berupa tulisan tangan Soekarno disimpan di ANRI sejak tahun 1992. Naskah proklamasi disimpan di ruang dan tempat penyimpanan khusus.

Teks proklamasi tulisan tangan Soekarno tersebut diselamatkan oleh wartawan BM Diah dan diserahkan kepada negara, melalui Menteri Sekretaris Negara periode 1988-1998, Moerdiono. Kemudian, Moerdiono menyerahkan teks proklamasi tersebut kepada Kepala ANRI periode 1992-1998, Noerhadi Magetsari untuk dilestarikan di ANRI.

Naskah proklamasi tulisan tangan presiden Soekarno ini turut dihadirkan setiap upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus.

Halaman 2 dari 3
(alk/tau)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads