Jatah 15.000 Dosis Vaksin Untuk Cegah PMK Kian Mewabah di Sulsel

Jatah 15.000 Dosis Vaksin Untuk Cegah PMK Kian Mewabah di Sulsel

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 11 Jul 2022 06:31 WIB
Petugas mengambil sampel pemeriksaan PMK di Toraja Utara
Foto: Petugas mengambil sampel pemeriksaan PMK di Toraja Utara. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Sebanyak 15.000 dosis vaksin ternak bakal didistribusikan Pemerintah Pusat untuk pencegahan wabah penyakit mulut dan dan kuku (PMK) meluas di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Langkah ini menyusul adanya kasus 71 kerbau positif PMK di Toraja Utara (Torut).

Vaksin PMK tersebut merupakan tahap pertama yang dikirimkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Pemprov Sulsel berharap 15.000 vaksin tersebut bisa segera tiba untuk segera diberikan ke ternak.

"Tahap pertama akan diberikan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 15.000 dosis vaksin," ungkap Kepala Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan (DPKH) Sulsel Nurlina Saking saat dikonfirmasi detikSulsel, Minggu (10/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vaksin tersebut rencananya akan disebar ke sejumlah daerah rawan penularan PMK di Sulsel, terutama Torut. Namun pemetaan wilayah rawan itu masih akan dipetakan.

"Kami menunggu pemetaan dulu, berapa yang akan divaksin. Kan tidak boleh langsung didistribusikan semua langsung ke situ (Toraja Utara) semua," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, upaya vaksinasi PMK masih perlu dipersiapkan. Pihaknya akan bekerja sama dengan Australia Indonesia Health Security (AIHSP) untuk membentuk dan melatik tim vaksinator.

"Rencana juga akan ada pelatihan vaksinasi kerja sama dari AIHSP, program kerja sama dari Pemerintah Australia," tutur Lina.

Lina mengemukakan vaksin PMK diharapkan bisa mencegah penularan lebih meluas. Apalagi wabah PMK yang menjangkit 71 kerbau di Toraja Utara harus diwaspadai.

Sebagai langkah pengendalian dini, pihaknya sudah menurunkan tim satgas crisis center kewaspadaan dini PMK ke lokasi terdampak. Sejumlah obat, disinfektan, hingga antibiotik juga didistribusikan.

"Kemarin sudah turun tim satgas crisis center kewaspadaan dini PMK dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi. Untuk mendampingi tim dinas terkait di sana untuk melakukan pendampingan penelusuran," bebernya.

Penelusuran sumber penularan PMK di Kabupaten Torut dilakukan agar bisa dilakukan pengendalian penularan secara tepat. Tujuan akhirnya menghentikan laju penularan PMK meluas di daerah Sulsel yang lain.

"Penelusuran itu penting untuk menyetop dan menjadi pembelajaran juga bagaimana kalau ada penyakit di suatu wilayah bagaimana menyikapi lalu lintas ternak," ungkap Lina.

Pemprov Sulsel pun sudah mengambil kebijakan lockdown di Toraja Utara. Suplai pengiriman ternak yang datang dari wilayah provinsi terjangkit PMK ditutup masuk Sulsel.

Daerah yang dimaksud, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku. Sementara suplai ternak dari Jawa Timur (Jatim) lebih dulu dihentikan.

"Pemasukan ternak memang sementara ini hanya datang dari NTB, NTT, dan Maluku," pungkasnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pemkab Torut Tuding Virus PMK dari NTB

Pemkab Toraja Utara (Torut) menuding sumber penularan virus PMK yang menjangkiti 71 kerbau di Torut datang dari Bima, NTB. Kerbau itulah yang kemudian menjangkiti ternak di pasar hewan Bolu Torut.

"Beberapa pekan lalu sebelum kasus pertama ditemukan memang ada kerbau dari Bima yang datang. Kemungkinan dari sana karena wilayah Bima memang zona merah PMK," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Torut Lukas P Datubarri, Jumat (8/7).

Sebelumnya ada 71 kerbau di Torut yang terkonfirmasi positif PMK berdasarkan hasil ujib lab Balai Besar Veteriner Maros. Jumlah ini kata Lukas, berpotensi bertambah karena masih ada sampel yang ditunggu hasil pemeriksaannya.

"Jadi ada 71 kerbau terkonfirmasi, bisa saja bertambah karena kami sementara masih melakukan pemeriksaan," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/asm)

Hide Ads