Wabah PMK Menyebar, Pemkab Toraja Utara Larang Ritual Adu Kerbau

Wabah PMK Menyebar, Pemkab Toraja Utara Larang Ritual Adu Kerbau

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Sabtu, 09 Jul 2022 12:25 WIB
Adu Kerbau di acara Rambu Solok, Tana Toraja
Ritual adu kerbau di Toraja (Foto: Basri Bachtiar/d'Traveler)
Toraja Utara -

Pemkab Toraja Utara Sulawesi Selatan (Sulsel) memutuskan melarang sementara ritual adu kerbau atau Mappasilaga Tedong pada pelaksanaan pesta adat setelah 71 kerbau dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kuku atau PMK. Larangan ini untuk mencegah penyebaran PMK makin meluas.

"Untuk sementara hentikan dulu kegiatan adu kerbau," ungkap Wakil Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong, Sabtu (9/7/2022).

Frederik menuturkan kebijakan ini diambil untuk menghindari virus PMK makin meluas. Sehingga adu kerbau di acara rambu solo (pesta kematian) dan rambu tuka' (pesta syukur) diminta agar ditiadakan hingga PMK terkendali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, karena itu juga (adu kerbau) bisa menjadi media penularan PMK bagi hewan ternak ini," tuturnya.

Pihaknya juga sudah mengeluarkan kebijakan khusus agar wabah ini tidak semakin luas penyebarannya. Pemkab sudah mengeluarkan kebijakan lockdown aktivitas hewan ternak seperti kerbau, sapi, dan babi yang didatangkan dari luar daerah. Hal ini sesuai surat edaran (SE) yang dikeluarkan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang

ADVERTISEMENT

"Satuan tugas PMK akan menindak tegas jika ada perusahaan ataupun pedagang yang mendatangkan hewan ternak dari luar daerah. Untuk sementara jangan dulu," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara mengungkap sebanyak 71 kerbau terkonfirmasi positif terpapar PMK. Ini sesuai hasil uji lab Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros.

"Dari hasil uji lab Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros sampel yang kami kirim kemarin positif PMK. Jadi ada 71 kerbau terkonfirmasi, bisa saja bertambah karena kami sementara masih melakukan pemeriksaan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas P Datubarri kepada detikSulsel, Jumat, (8/7).

Lukas mengungkapkan virus PMK yang menyebar masuk ke Toraja Utara disinyalir berasal dari kerbau asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang datang beberapa pekan lalu. Kemudian menular ke beberapa kerbau di pasar hewan Bolu, Toraja Utara.

"Beberapa pekan lalu sebelum kasus pertama ditemukan memang ada kerbau dari Bima yang datang. Kemungkinan dari sana karena wilayah Bima memang zona merah PMK," jelasnya.




(tau/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads