Sebanyak 15 unit rumah warga di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam ambrol. Kondisi itu disebabkan tanah penyanggah rumah warga mengalami longsor.
"Ada 15 rumah yang terancam ambrol," kata Kabid BPBD Baubau Hamka kepada detikcom, Jumat (8/7/2022).
Lima belas unit rumah tersebut terletak di Kelurahan Liwuto, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau. Hamka mengungkapkan longsor disebabkan hujan yang mengguyur Kota Baubau beberapa hari terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini membuat tanah cukup labil dan jatuh. Keadaan diperparah oleh bibir jurang terkena hantaman ombak.
"Sejak hari Senin (4/7) itu curah hujan tinggi karena cuaca ekstrem, makanya longsor. Diperparah dengan hantaman ombak, karena kawasan pemukiman itu di pesisir pantai," ungkapnya.
Hamka memastikan proyek pembangunan tanggul sejak tahun 2016 tidak menyasar di titik tersebut. Akibatnya lokasi itu memang belum tersentuh talud penahan ombak.
"Memang di sana itu taludnya belum ada, sudah pernah kita bangun tapi di sebelahnya," ungkapnya.
Ia mengungkapkan hingga saat ini 15 rumah terdampak itu belum dikosongkan. Warga masih bertahan tinggal di rumah mereka. Padahal, ancaman bisa datang kapan saja.
"Lokasinya itu di pinggir sekali, kurang lebih hanya jarak 1 meter dengan longsoran. Warga masih bertahan tinggal di sana," ujarnya.
BPBD Baubau sudah melakukan pemetaan lokasi sejak awal mulai terjadi longsor pada Kamis (7/7). Talud yang diperlukan untuk menahan rumah warga sepanjang 80 meter. Namun BPBD akan mengantisipasi dengan melakukan perencanaan pembangunan sepanjang 200 meter.
"Kemarin sudah kami perkirakan, talud yang berdampak dari 15 rumah itu 80 meter. Dan kami mau mengantisipasi dengan menambah panjang sampai sekitar 200. Karena sudah rawan lagi ini," bebernya.
Hamka mengungkapkan BPBD Baubau akan meminta anggaran dana pembangunan talud tersebut ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Dana daerah saya kira tidak mampu, karena bisa mencapai puluhan miliar. Mungkin kita harus mengajukan ke pusat," ujarnya.
Hamka menambahkan pembangunan tersebut harus segera terealisasikan karena sudah mengancam nyawa masyarakat.
"Rumah-rumah di sana sudah berjajar dan sudah berlapis-lapis. Kalau tidak segera diatasi bisa terancam warga di sana," pungkasnya.
(hmw/asm)