Lahan Diserobot Perusahaan, Warga di Luwu Blokir Jalan Pakai Kawat Berduri

Arzad - detikSulsel
Kamis, 30 Jun 2022 21:33 WIB
Foto: Warga di Luwu blokir jalan. (Dok. Istimewa)
Luwu -

Warga Desa Cilallang, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Achmad memblokir jalan dengan kawat berduri menuju PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS). Aksi ini dilakukan lantaran lahan miliknya diklaim telah diserobot oleh pihak perusahaan.

Penutupan jalan yang terletak di Desa Karang-Karangan, Kecamatan Bua tersebut sudah dilakukan sejak Selasa (28/6/2022). Achmad mengklaim jalan tersebut berada di atas tanah miliknya sepanjang 165 meter dan lebar 25 meter.

"Saya sudah 3 (tiga) tahun bersabar, tapi hari ini kesabaran saya sudah berakhir," kata Achmad kepada wartawan, Selasa (28/6/2022).


Achmad mengatakan tidak akan membuka jalan tersebut sebelum ada penyelesaian dari pihak BMS. Dirinya bahkan mengancam menempuh jalur hukum jika pihak perusahaan tidak memberi solusi atas persoalan ini.

"Pagar kawat ini tidak akan saya buka sebelum ada penyelesaian, kalau tidak ada solusi saya akan menempuh jalur hukum," tegasnya.

Lahan yang diklaim miliknya tersebut awalnya dibeli dari seorang warga di Desa Karang-Karangan pada tahun 2014 menggunakan sistem angsuran selama 3 kali. Kemudian administrasi lahan tersebut diurus dengan dibantu oleh aparat desa.

"Ini kan 2014 lalu saya beli lahan itu melalui ibu Yece, tahun 2016 saya selesaikan dengan 3 kali kayaknya saya angsur pembayarannya itu. Melalui Hasbar (Kades Karang-Karangan) yang saat itu masih menjadi sekretaris desa pada saat itu, dia yang urus administrasi saya (Keterangan jual beli lahan) ditingkat desa pada saat itu," terangnya, Kamis (30/6)

Pada tahun 2016 hingga 2017 Achmad lalu mengurus sejumlah administrasi lainnya berupa sertifikat kepemilikan lahan tersebut. Dirinya pun sempat berlayar karena menganggap urusan tanah itu telah diselesaikan, namun saat kembali dirinya mendapati lahannya sudah terdapat ruas jalan menuju PT BMS.

"Saat itu kembali saya turunkan dinas pertanahan sama kepala dusun (Rambo) saat itu dan pak sekdes untuk antar saya masuk melakukan pengukuran kembali dan na kenna itu lahan (milik Achmad)," bebernya.

Achmad mengaku sudah beberapa kali didatangi pihak perusahaan untuk memediasi. Namun pertemuan tersebut tidak ada titik terang.

"Seperti itulah kronologisnya mengapa saya tutup, karena sudah berapa bulan di tahun 2022 ini mereka silih berganti datang untuk memediasi perusahaan," tandas Achmad.

Simak di halaman selanjutnya soal respons perusahaan.



Simak Video "Video: Di Balik Penolakan Pemakaman Jenazah di Sidoarjo "

(sar/nvl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork