Satu lagi dari 4 bayi kembar milik pasangan Made Paryani (40) dan Ketut Darmo (38) di Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal dunia. Kini total sudah dua bayi yang meninggal.
"Iya meninggal 4 hari lalu (20/6), yang timbangan 700 gram yang meninggal," kata Darmo dihubungi detikcom, Jumat (24/6/2022).
Darmo mengungkapkan keluarga tidak mengetahui secara persis penyebabnya. Namun Darmo sudah sejak awal disampaikan oleh dokter jika empat bayi mereka lahir di luar jadwal persalinan sehingga kondisinya menjadi rentan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang sejak awal dijelaskan dokter tingkat kematangan lahirnya terlalu cepat, lebih duluan lahir. Jadi kami pahami belum matang (usia kelahiran), makanya agak rentan kami punya bayi katanya," katanya.
Darmo mengungkapkan saat ini dua bayinya yang masih bertahan berada di bawah pengawasan tim medis. Ia menuturkan perkembangan kedua bayinya sudah mulai membaik ketimbang awal lahir.
"Kondisinya sekarang kata dokter agak stabil, masih di rumah sakit Setia Bunda," tuturnya.
Sedangkan sang istri, Made Paryani sudah diperbolehkan untuk pulang. Keduanya terus mengawasi perkembangan kedua bayi tersebut.
"Kalau istri sudah boleh pulang, ibunya sekarang di rumah, kami hari-hari di sana, tadi ada keperluan jadi kami pulang," katanya.
Ia menuturkan keluarga sudah menyiapkan dua nama yang dipilih untuk kedua bayinya yang sedang dirawat di rumah sakit.
"Namanya sudah ada dan sudah dibuatkan akta lahirnya juga, namanya Ni Ketut Nanditia Darma dan Ni Ketut Ninditia Darma," ujarnya.
Darmo mengungkapkan pihak keluarga sudah menerima bantuan dari Kementerian Sosial RI. Semua biaya rumah sakit sang istri dan buah hati dibayarkan oleh pemerintah.
"Dari ibunya sudah dibantu soal pembayaran di rumah sakit, tersisa bayi-bayi kami karena belum dipulangkan masih ditangani dokter. Dari keterangan (Kemensos) mau dibayarkan juga," ungkapnya.
Sebelumnya, satu dari 4 bayi kembar pasangan Darmo dan Paryani lebih dulu meninggal pada Rabu (15/6) pekan lalu. Bayi sebelumnya juga meninggal setelah hanya memiliki berat 500 gram sehingga diduga kematiannya karena bobotnya riskan usai lahir prematur.
Sebelum mendapat bantuan Kemensos, Darmo sempat membutuhkan bantuan biaya persalinan dan keempat bayi kembarnya yang harus mendapat perawatan khusus karena lahir prematur saat itu. Darmo butuh bantuan biaya karena sehari-hari dia hanya bekerja sebagai petani untuk menghidupi keluarganya.
Darmo mengakui memang saat ini ada open donasi yang dibuka relawan. Para relawan membuka uluran tangan bagi rekan-rekan yang ingin membantu bisa mendonasikan ke rekening BRI 749701007877531 atas nama Ketut Darmo.
(hmw/nvl)