Ahli Forensik RS Wahidin Jelaskan Soal Jasad Eril Utuh Usai 14 Hari Tenggelam

Ahli Forensik RS Wahidin Jelaskan Soal Jasad Eril Utuh Usai 14 Hari Tenggelam

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Jumat, 10 Jun 2022 19:06 WIB
Foto Eril terpajang di pagar Gedung Pakuan, Kota Bandung
Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Makassar -

Ahli Forensik turut memberikan penjelasan secara ilmiah mengapa jasad putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril tetap utuh setelah tenggelam 14 hari di Sungai Aare, Bern, Swiss. Kondisi seperti itu disebut ahli memang memungkinkan karena faktor lingkungan dan individu.

"Faktor lingkungan dan faktor dalam tubuh sendiri," ujar Ahli Forensik RSUP Wahidin Sudirohusodo dr Jerny Dase, SH, Sp. FM, M. Kes kepada detikSulsel, Jumat (10/6/2022).

Jerny mengatakan sejumlah faktor lingkungan yang mempengaruhi pembusukan adalah suhu, kelembaban, kadar garam dan tingkat keasaman (pH), termasuk juga karena faktor mikroorganisme lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya suhu sangat dingin akan mencegah atau memperlambat pembusukan," kata Jerny.

Lebih lanjut dr Jerny mengatakan pembusukan juga dapat terhambat karena faktor individu atau tubuh itu sendiri. Misalnya setelah kematian, membran sel dalam tubuh akan rusak dan melepaskan enzim yang memulai pencernaan sendiri yang disebut autolisis (penghancuran diri).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Jerny menjelaskan penghancuran diri atau autolisis tersebut terjadi karena enzim dalam tubuh mempercepat reaksi pembusukan. Namun menurut dia, kerja enzim tersebut dapat terhambat karena faktor suhu dingin dan tingkat keasaman.

"Suhu dingin dan tingkat keasaman tinggi (pH rendah) dapat menghambat atau merusak kerja enzim dalam sel tubuh akibat denaturasi enzim, yaitu struktur kimianya rusak sehingga fungsinya sebagai katalisis (mempercepat reaksi biokimia) terhambat," tuturnya.

"Peran mikroorganisme seperti bakteri yang ada di dalam tubuh (terutama bagian usus) maupun di lingkungan sekitar juga berperan dalam pembusukan. aktivitas mikroorganisme tersebut dapat dipengaruhi juga (diperlambat) oleh lingkungan tempat dia berada, misalnya suhu," sambung Jerny.

Jerny kemudian berkesimpulan jenazah Eril memang memungkinkan tetap utuh meski tenggelam 14 hari di dalam air disebabkan faktor-faktor yang telah dia jelaskan sebelumnya.

"Sehingga ya kemungkinan saja ada hal-hal seperti itu yang mempengaruhi," katanya.




(hmw/nvl)

Hide Ads