Sebanyak 74 jiwa kini mengungsi usai 13 unit rumah papan yang dihuni sejumlah pemulung di tempat pembuangan akhir (TPA) Puuwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) hangus terbakar. Para pengungsi tersebut membutuhkan perangkat sanitasi untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Informasi yang dihimpun detikcom, 13 unit rumah tersebut dihuni oleh 26 kepala keluarga dengan total 74 jiwa. Setiap 1 unit rumah diisi 2 kepala keluarga. Jumlah laki-laki sebanyak 32 dan perempuan 42. Dari total itu, 46 orang dewasa, 5 lansia, 20 anak, dan 3 balita.
"Kita butuh tower air dan jamban atau WC umum dulu, MCK. Kalau pakaian alhamdulillah sudah ada sedikit," kata Ketua RT 25 Kelurahan Puuwatu Anas kepada detikcom, Kamis (9/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara ini para pengungsi yang hendak mandi harus menggunakan fasilitas yang ada di musala sekitar. Namun dengan jumlah pengungsi yang cukup banyak, maka Anas menilai perlu ada tambahan lagi.
"Tadi semua mandinya dan buang airnya di musala," bebernya.
Anas mengungkapkan dari peristiwa ini, rata-rata warga yang bekerja sebagai pemulung dan buruh sampah itu tidak berada di rumah. Hanya beberapa saja ibu rumah tangga, namun tidak berhasil menyelamatkan barang-barang penting.
"Cepat sekali ini apinya, tidak cukup 1 jam hangus terbakar semua. Ada tadi ibu-ibu mau selamatkan barangnya, kalau tidak ditarik cepat mungkin sudah ikut terbakar," ujar dia.
Terpisah, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kota Kendari Izak Bulo mengungkapkan saat ini bantuan sandang pangan untuk para pengungsi sementara sudah bisa teratasi. Namun belum tercukupi dengan baik.
"Sekarang sudah kita atasi, sudah banyak bantuan masuk dan posko sudah ada," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 13 unit rumah papan yang dihuni sejumlah pemulung di TPA Puuwatu Kendari hangus terbakar. Kebakaran diduga berasal dari obat nyamuk warga dan ledakan tabung gas.
"Ada 13 rumah papan kayu yang terbakar, 26 kepala keluarga terdampak," kata Kapolsek Mandonga Kompol Salman dalam keterangannya, Kamis (9/6).
Kebakaran terjadi di Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu, Kendari sekitar pukul 07.30 Wita, Kamis (9/6). Salman mengungkapkan sebelum terbakar hebat, saksi sempat mendengar suara ledakan dari salah satu rumah pemulung tersebut.
"Tiba-tiba saksi mendengar ada suara ledakan, kemudian dia keluar dan melihat api sudah menyala besar membakar rumah di sampingnya," kata Salman.
(asm/nvl)