Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman tak menanggapi desakan warga Kecamatan Rampi, Luwu Utara (Lutra) dan mahasiswa Luwu Raya yang memintanya segera minta maaf. Tuntutan ini gegara pernyataannya yang menyindir warga Rampi agar keluar dari Indonesia.
Saat ditemui di acara Silaturahmi Pendidikan Dalam Rangka Hardiknas Dirangkaikan dengan Pengukuhan Bunda PAUD di Hotel Four Points by Sheraton, Kamis (19/5/2022), Andi Sudirman tidak berkomentar banyak soal tuntutan permintaan maaf terkait sindirannya ke warga Rampi.
"Saya kira soal sekolah ini dulu dibahas. Pertanyaan dong soal masalah pendidikan," ungkap Andi Sudirman saat ditanya soal desakan permintaan maaf dari warga Rampi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian menjawab pertanyaan lain soal pendidikan. Andi Sudirman kemudian menjelaskan sejumlah program akselerasi pendidikan terutama untuk mengurangi anak putus sekolah/tidak sekolah. Termasuk mendorong mutu pendidikan di Sulsel.
Andi Sudirman juga tidak mengomentari tuntutan permintaan maaf saat kembali ditanyakan. Dia hanya akan merespons isu lain.
"Masalah pendidikan?," ujarnya sambil bergegas ke arah mobil dinasnya dan meninggalkan lokasi.
Warga Rampi Tuntut Gubernur Sulsel Meminta Maaf
Warga Rampi mendesak Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) untuk meminta maaf. Penyataannya yang menyindir warga Rampi untuk keluar dari Republik Indonesia (RI) dinilai melukai perasaan warga.
Pernyataan Gubernur Sulsel itu disampaikan saat membawakan sambutan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Luwu Timur (Lutim) ke-19, Kamis (12/5). Dalam sambutannya, Gubernur Sulsel menyindir warga yang protes terkait jalan rusak.
Desakan tersebut datang dari berbagai unsur masyarakat di Rampi. Selain dilayangkan dari tokoh masyarakat, desakan juga dikeluarkan dari Ketua Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (PB IPMR).
"Itu juga yang kami tunggu, kalau ASS minta maaf, maka persoalan ini kami anggap clear," ujar salah seorang tokoh masyarakat Rampi, Freddy kepada detikSulsel, Sabtu (14/5).
Andi Sudirman pun diharapkan mempunyai itikad baik sebab dianggap tidak etis menyampaikan sindiran kepada warga. Bahkan sindiran itu dikatakan akan dibawa ke jalur hukum jika Gubernur Sulsel tidak meminta maaf.
"Kami lagi koordinasi untuk itu (tempuh jalur hukum) dengan seluruh warga dan keluarga," ucap dia.
Mahasiswa Luwu Raya Geruduk Kantor Gubernur Tuntut ASS Minta Maaf
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL) berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur terkait pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) yang menyindir warga Rampi.
Unjuk rasa ini digelar pada Selasa (17/5) lalu. Massa mahasiswa menyuarakan orasinya yang menuntut Andi Sudirman segera meminta maaf. Bahkan tidak hanya menuntut permintaan maaf, massa meminta agar Luwu Raya (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur) menjadi provinsi sendiri.
"Tolong bantu kami pak gubernur, izinkan kami membentuk Provinsi Luwu Raya, karena Sulsel dianggap tidak mampu mensejahterakan masyarakat Luwu Raya," ucap salah satu peserta orasi saat itu.
Gubernur Andi Sudirman Sindir Warga Rampi Keluar RI
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menanggapi ancaman warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Lutra yang mau pindah ke Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Hal ini lantaran warga kecewa kondisi jalan rusak. Andi Sudirman lantas menyindir balik warga yang mengancam tersebut.
"Katanya ada yang mau keluar dari Sulawesi Selatan ini, kenapa tidak sekalian keluar dari Indonesia," kata Andi Sudirman, saat menghadiri HUT ke-19 Luwu Timur, Kamis (12/5).
Andi Sudirman kemudian menjelaskan, pembangunan di setiap daerah perlu melihat skala prioritas. Pembangunan akan didahulukan di lokasi-lokasi strategis dan penting untuk segera dibangun.
"Cari yang strategis yang mana harus dibangun dan penting untuk dibangun. Karena kalau mau dibangun semua tidak mungkin, (jalan dari Rampi ke Masamba Lutra) 80 kilo kali 6 (lebar jalan), Rp 480 miliar," sebut Andi Sudirman.
(tau/asm)