Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL) berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). Massa menuntut Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (ASS) meminta maaf atas pernyataannya yang menyindir warga Kecamatan Rampi, Luwu Utara agar keluar dari Indonesia.
Pantauan detikSulsel, Selasa (17/5/2022) sekitar pukul 15.38 Wita, tampak massa mahasiswa menyuarakan orasinya yang menuntut Andi Sudirman segera meminta maaf. Aksi digelar di bawah guyuran hujan.
![]() |
Aksi massa yang awalnya damai seketika tegang, saat mobil Bupati Maros keluar meninggalkan Kantor Gubernur Sulsel. Massa mengira mengira mobil yang ditumpangi Bupati Maros adalah mobil Andi Sudirman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana semakin tegang ketika mahasiswa menyadari jika Gubernur Sulsel berada di Kantor Gubernur Sulsel. Mereka pun menahan mobil bupati yang keluar dari gerbang.
"Bupati Maros ada, berarti gubernur ada di dalam, rapatkan barisan," teriak salah satu peserta unjuk rasa.
![]() |
Massa mahasiswa lantas terlibat saling dorong dengan petugas Satpol PP. Bupati Maros lantas membuka jendela mobilnya dan menenangkan massa aksi, yang membuat ketegangan meredah.
Tapi mahasiswa menolak untuk membuka akses jalan gerbang Pemprov Sulsel, akibatnya terjadi kemacetan panjang, dan kendaraan dari Kantor Gubernur Sulsel tidak bisa keluar.
Mahasiswa menolak untuk bubar hingga permintaan mereka dituruti. Diketahui, mahasiswa tidak hanya menuntut permintaan maaf dari Gubernur Sulsel. Namun, meminta agar Luwu Raya (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur) menjadi provinsi sendiri.
"Tolong bantu kami pak gubernur, izinkan kami membentuk Provinsi Luwu Raya, karena Sulsel dianggap tidak mampu mensejahterahkan masyarakat Luwu Raya," ucap salah satu peserta orasi.
(nvl/nvl)