Gubernur Sulsel ASS Didemo Buntut Sindir Warga Rampi 'Keluar dari RI'

Gubernur Sulsel ASS Didemo Buntut Sindir Warga Rampi 'Keluar dari RI'

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 18 Mei 2022 06:30 WIB
Mahasiswa Luwu Raya menuntut permintaan maaf Gubernur Andi Sudirman Sulaiman terkait pernyataan yang menyindir warga Rampi keluar dari Indonesia. (Darma/detikSulsel)
Foto: Mahasiswa Luwu Raya menuntut permintaan maaf Gubernur Andi Sudirman Sulaiman terkait pernyataan yang menyindir warga Rampi keluar dari Indonesia. (Darma/detikSulsel)
Makassar -

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS) didemo massa mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL Raya). Aksi ini buntut pernyataan Andi Sudirman yang menyindir warga Kecamatan Rampi, Luwu Utara agar keluar dari Indonesia.

Sesuai pantauan detikSulsel, Selasa (17/5/2022) pukul 15.38 Wita, massa demo tampak memadati pintu masuk Kantor Gubernur Sulsel. Meskipun hujan turun, massa tetap semangat menyampaikan tuntutan. Massa mendesak agar Andi Sudirman meminta maaf atas pernyataannya.

Unjuk rasa mahasiswa ini awalnya berjalan tertib namun kemudian situasi sempat sedikit memanas akibat ada mobil dinas Bupati Maros yang keluar dari area Kantor Gubernur. Massa menahan mobil tersebut karena mengira mobil Andi Sudirman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi kian tegang saat massa meyakini Andi Sudirman masih berada di Kantor Gubernur. Massa berkesimpulan Gubernur Sulsel masih di dalam area Gubernuran karena ada mobil dinas Bupati Maros yang ditahan massa.

"Bupati Maros ada, berarti gubernur ada di dalam, rapatkan barisan," teriak salah satu peserta unjuk rasa.

ADVERTISEMENT

Sempat terjadi ketegangan karena aksi saling dorong massa dengan petugas Satpol PP karena massa menolak memberi jalan untuk mobil dinas Bupati Maros. Situasi kemudian menjadi terkendali setelah Bupati Maros Chaidir Syam membuka kaca pintu mobil. Dia lantas menenangkan massa.

Usai insiden tersebut, mahasiswa justru memblokade pintu gerbang Kantor Gubernur Sulsel sehingga memicu kemacetan panjang. Imbasnya kendaraan yang akan keluar dari kompleks Kantor Gubernur Sulsel tertahan.

Massa melanjutkan aksi unjuk rasa dan menolak bubar. Mereka juga menyampaikan tuntutan segera dilakukan pemekaran. Mereka mendesak Luwu Raya (Kota Palopo, Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur) bisa lepas dari Sulsel dan menjadi provinsi sendiri.

"Tolong bantu kami pak gubernur, izinkan kami membentuk Provinsi Luwu Raya, karena Sulsel dianggap tidak mampu mensejahterahkan masyarakat Luwu Raya," ucap salah satu peserta orasi.

Setelah sekitar 2 jam menyampaikan tuntutan di tengah derasnya hujan, massa kemudian membubarkan diri. Apalagi niat mereka menemui Gubernur Sulsel gagal terpenuhi sehingga kecewa dan meninggalkan lokasi demo.

Massa sempat ditemui Kabid Humas Diskominfo Sulsel Sultan Rakib yang mengajak perwakilan mahasiswa berdialog untuk mediasi tuntutan mereka. Namun massa menolak upaya tersebut.

"Kami tahu bapak ini (Sultan Rakib) ingin menyelamatkan jabatan bapak, sebagai Kabid Humas dengan membela bos bapak, padahal sudah jelas salah, itu forum resmi," ucap seorang peserta aksi di hadapan Kabid Humas.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman enggan berkomentar mengenai tuntutan mahasiswa. Saat akan meninggalkan Kantor Gubernur Sulsel, dia langsung masuk ke dalam mobil.

Untuk diketahui, aksi demo ini buntut pernyataan kontroversi Gubernur Sulsel yang menanggapi ancaman warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) yang mau pindah ke Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) lantaran infrastruktur jalan tak diperhatikan. Andi Sudirman lantas menyindir balik warga yang mengancam tersebut.

"Katanya ada yang mau keluar dari Sulawesi Selatan ini, kenapa tidak sekalian keluar dari Indonesia," kata Andi Sudirman, saat menghadiri HUT ke-19 Luwu Timur, Kamis (12/5).




(tau/asm)

Hide Ads