Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman jadi sorotan gegara candaannya menyindir warga Kecamatan Rampi, Luwu Utara (Lutra) yang mengancam pindah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Ancaman itu sebagai bentuk protes warga, karena jalan rusak di wilayah perbatasan Lutra-Poso itu tidak mendapat perhatian pemerintah.
Andi Sudirman menyindir warga Rampi dengan meminta mereka keluar dari Republik Indonesia (RI). Pernyataan itu disampaikan saat membawakan sambutan di Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Luwu Timur (Lutim) ke-19 pada Kamis (12/5/2022).
"Katanya ada yang mau keluar dari Sulawesi Selatan ini, kenapa tidak sekalian keluar dari Indonesia," kata Andi Sudirman dalam sambutannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia lantas menjelaskan, dalam melakukan pembangunan di setiap daerah perlu melihat skala prioritas. Andi Sudirman mengatakan pembangunan didahulukan di lokasi-lokasi strategis dan penting.
"Cari yang strategis yang mana harus dibangun dan penting untuk dibangun. Karena kalau mau dibangun semua tidak mungkin, (jalan dari Rampi ke Masamba Lutra) 80 kilo kali 6 (lebar jalan), Rp 480 miliar," sebut Andi Sudirman.
Masih dalam sambutannya, Andi Sudirman mengungkapkan Pemprov Sulsel sejatinya bukan tidak ingin membangunkan jalan yang layak untuk masyarakat. Hanya saja, hal itu mesti dilakukan secara bertahap.
"Kita bukan tidak membangun, tidak. Kenapa, panjangnya kita tentu bertahap. Kemampuan keuangan wilayah kita itu tidak sekuat yang kita pikirkan," ungkap dia.
![]() |
Mengenai infrastruktur jalan di Rampi, dia pun mengaku sudah mengecek akses warga sejauh 80 kilometer untuk menuju kota Lutra di Masamba. Bahkan telah menugasi TNI untuk membuka akses jalan untuk warga.
"Kalau kali-kalinya ke Rampi itu 80 kilometer saya cek. Kita kasih anggaran ke teman-teman TNI untuk buka akses saja," ucapnya.
Andi Sudirman lalu mengatakan, akses jalan di Rampi sulit untuk dibuka. Kondisi daerah dengan struktur tebing di sepanjang jalan disebutnya masih labil.
"Tunggu dulu pak, rintisan jalan di wilayah lain oke, tapi di Rampi dibuka satu kilo tertutup satu kilo. Kenapa, karena labil," ujar Andi Sudirman mengulang jawaban pihak TNI.
![]() |
Selanjutnya, dalam sambutan itu Andi Sudirman menginstruksikan Bupati Lutra Indah Putri Indriani membuat desain perencanaan pembangunan akses jalan untuk warga di Rampi. Langkah awal yang diharapkannya adalah penguatan struktur topografinya dahulu.
"Saya minta tadi (bupati) Luwu Utara, Ibu desain sekarang bagaimana penguatan tebing, bagaimana penguatan saluran dulu lah, baru kita mulai penguatan. Jangan dulu pikir aspalnya, saya lihat ini langsung roboh kemarin," imbuhnya.
Warga Rampi Kecewa Disindir Gubernur Sulsel
Pernyataan Andi Sudirman tersebut sontak membuat warga Rampi kecewa. Warga menilai pernyataan yang dikeluarkan Andi Sudirman tidak beretika. Sebagai pemimpin, dia seharusnya bisa mengakomodasi jeritan rakyat.
"Saya kecewa dengan pidato pak Gubernur yang bagi saya tidak punya etika," kata salah seorang warga Rampi, Freddy Erents saat dihubungi detikSulsel, Jumat (13/5).
![]() |
Fredi bilang, pernyataan yang dikeluarkan dengan kondisi warga di Rampi dianggap sangat tidak tepat. Sebab, penyataan itu seolah-olah menganggap Provinsi Sulsel adalah milik seorang gubernur.
"Pemilihan kata atau diksi yang dipilih oleh Gubernur, sangat tidak tepat, 'mau keluar dari Sulawesi Selatan, kenapa tidak keluar dari Indonesia'. Memangnya gubernur yang punya provinsi ini? Dia hanya pemerintah, harus pahami jeritan masyarakat Rampi," sesalnya.
Sebagai pemimpin, Fredi mengatakan Andi Sudirman harusnya mampu menjaga etika dalam berkomunikasi, termasuk terhadap warga Rampi. Khususnya kepada masyarakat yang selama ini telah mendukungnya.
"Sebagai seorang gubernur, harusnya dia punya etika dalam berkomunikasi yang baik kepada masyarakatnya yang sudah memilih dia," katanya
Dia kemudian mengatakan, permintaan warga Rampi kepada Gubernur Sulsel ibarat permintaan seorang anak kepada orang tuanya untuk lebih diperhatikan. Apalagi selama ini Rampi disebutnya tidak pernah terjamah.
"Permintaan warga Rampi itu diibaratkan permintaan perhatian seorang anak kepada ayahnya, kenapa meminta perhatian? Karena selama ini Rampi itu tidak pernah terjamah. Rampi hanya dijanji, dijanji dan dijanji, dan tidak pernah ada wujudnya," ungkapnya.
Gubernur Sulsel pun memberikan solusi terhadap permasalahan yang kini dihadapi masyarakat Rampi. Khususnya terkait pembangunan ruas jalan dari ibu kota Lutra di Masamba menuju wilayah Kecamatan Rampi.
"Mestinya dia memberikan solusi, meskipun setelah itu dia katakan 'kita rencana mau membangun menggunakan dana APBD'. Kami orang Rampi tidak tahu itu," bebernya.
Diskominfo Luruskan Ucapan Gubernur Sulsel Hanya Candaan
Terkait pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang menyindir warga Rampi keluar dari Indonesia, Diskominfo Sulsel memberi klarifikasi. Pernyataan itu disebut hanya sebuah candaan.
"Kalau melihat dari nada dan ekspresi Pak Gubernur itu kan sebenarnya sekadar bercanda," tutur Kadiskominfo Sulsel Amson Padolo saat dikonfirmasi detikSulsel, Jumat (13/5).
Amson juga menilai video sambutan Andi Sudirman yang beredar tidak utuh. Video yang beredar disebutnya terpotong sehingga pesannya tidak sampai secara utuh.
"Itu kan video yang beredar, video yang terpotong, kalau kita lihat secara utuh konteksnya Pak Gubernur itu dijawab dengan nada bercanda," katanya.
DPRD Nilai Komunikasi Gubernur Sulsel Lemah
Sorotan pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman juga datang dari DPRD Sulsel. Gaya komunikasi publik Andi Sudirman dinilai masih lemah.
"Menurut saya Pak Gubernur kurang arif dan bijaksana menyampaikan pernyataan guyonan politik di ruang resmi seperti itu. Apalagi dengan masalah yang disampaikan warga, direspons secara bercanda," kata Ketua Komisi A DPRD Sulsel Selle KS Dalle saat dihubungi detikSulsel, Jumat (13/5).
Selle juga menilai komunikasi Pemprov Sulsel dengan Pemkab Lutra dinilai tidak maksimal. Hal ini membuat kebijakan dan program pemerintah tidak tersampaikan secara baik.
"Menurut saya memang sangat lemah baik Pemprov Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, yaitu bagaimana mengkomunikasikan kebijakan yang diambil kepada publik secara baik," terangnya.
Semestinya, kata dia, Andi Sudirman cukup menyampaikan komitmennya bersama pemda setempat dalam mempercepat pemerataan pembangunan. Bukan malah membuat bercanda masalah yang dihadapi warga.
"Mungkin warga merasa dihargai, merasa diperhatikan, jika respons Pak Gubernur terbang ke sana pakai helikopter misalnya, melihat langsung kondisi warga, dibanding canda politik yang menurut saya tidak ada tempatnya," ucap Selle.
Kondisi ini pun disebut menjadi tantangan dalam menjalankan roda pemerintahan. Andi Sudirman sebagai kepala daerah seharusnya bisa menyakinkan warganya bahwa segala aspirasi tetap diakomodasi.
"Jangan sampai ada satu kelompok atau satu daerah merasa diperlakukan secara tidak adil. Tapi di satu daerah tertentu terlalu berlebihan perhatian," tegasnya.
Gubernur Sulsel Minta Pernyataannya Tak Dipelintir
Andi Sudirman turut memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang disorot tersebut. Dia meminta pernyataannya dalam sambutan HUT ke-19 Lutim tidak dipelintir.
"Wah itu jangan dipelintir lah, jangan dipelintir. Intinya tidak ada ke sana bahasannya. Kita mau bekerja bersama Pemda Lutra untuk membangun," ujar Andi Sudirman Sulaiman, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5).
Selain itu, Andi Sudirman menegaskan Pemprov Sulsel dan Pemkab Lutra justru bekerja sama dalam membangun infrastruktur, khususnya jalanan. Tidak terkecuali di wilayah terpencil.
"Kita tetap pada posisi, tidak ada opsi kecuali kita harus bangun (infrastruktur wilayah terpencil) dan itu komitmen kita dari awal yang tidak pernah bergeser sedikit pun," terangnya.
Andi Sudirman mengaku Pemprov Sulsel akan tetap memberikan bantuan untuk pembangunan daerah tersebut. Kendati infrastruktur di Rampi merupakan kewenangan Pemkab Lutra.
"Kami sudah meminta Pemda Lutra untuk segera melakukan perencanaan DED di perubahan dan kemudian kita bisa melakukan bantuan keuangan di tahun berikutnya," katanya.
Ancaman Warga Rampi Pindah ke Poso Sulteng
Sebelum pernyataan Andi Sudirman menjadi perbincangan publik, warga Rampi sempat ramai-ramai mengancam hendak pindah Poso, Sulteng. Ancaman itu sebagai bentuk kekecewaan karena kondisi ruas jalan yang tak diperhatikan pemerintah setempat.
"Kalau Pemerintah Kabupaten Luwu Utara masih saja tidak memperhatikan kondisi ruas jalan, ya alangkah bagusnya kami akan pindah wilayah ke Sulawesi Tengah," kata tokoh masyarakat Rampi, Bangsi Bati saat dihubungi detikSulsel, Rabu (11/5).
Pemerintah daerah selama ini disebutnya hanya bisa memberi janji kepada masyarakat. Terutama terkait perbaikan jalan yang kondisinya jauh dari kata layak.
"Janji manis disampaikan saat kunjungan maupun kampanye, tapi sayangnya kami diberi harapan palsu selama puluhan tahun," kata Bangsi.
Bangsi mengatakan, selain kondisi jalan yang kurang terurus, alasan lain yakni akses menuju Poso, Sulteng jauh lebih dekat yakni 36 km dari kota Lutra di Masamba sejauh 86 km.
"Di sini jaraknya ke Sulawesi Tengah sekitar 38 kilometer kalau Masamba itu ada sekitar 86 kilometer. Masyarakat juga tidak terlalu jauh kalau hendak belanja kebutuhan pokok atau menjalankan proses ibadah karena dari sini lebih dekat dengan Sulawesi Tengah," paparnya.
Bahkan, untuk membuktikan keseriusan warga akan bergabung dengan Sulteng, pihaknya akan bersurat ke pemerintah pusat yang ditujukan langsung kepada Presiden Joko Widodo.
"Untuk suratnya itu juga kami sudah bahas sisa kita tunggu momen yang tepat baru kita layangkan surat tersebut ke pemerintah pusat dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo jika Pemerintah Kabupaten Luwu Utara belum juga mengambil langkah mengatasi persoalan jalan tersebut," bebernya.
(asm/nvl)