Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman (ASS) didesak memohon maaf kepada warga Kecamatan Rampi, Luwu Utara (Lutra) atas omongannya yang menyindir warga keluar dari Indonesia. Perkataan tersebut dianggap melukai perasaan warga.
"Itu juga yang kami tunggu, kalau ASS minta maaf, maka persoalan ini kami anggap clear," ucap salah seorang tokoh masyarakat Rampi, Freddy kepada detikSulsel, Sabtu (14/5/2022).
Dia berharap ada iktikad baik dari Gubernur Andi Sudirman yang dianggap tidak etis. Bahkan sindiran itu dikatakan akan dibawa ke jalur hukum jika Gubernur Sulsel tidak meminta maaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami lagi koordinasi untuk itu (tempuh jalur hukum) dengan seluruh warga dan keluarga," kata dia.
Dia mengaku, saat ini tengah melakukan konsultasi ke sejumlah pakar hukum yang ada di Luwu Raya. Untuk mempelajari omongan Gubernur Sulsel Andi Sudirman.
"Pidato tersebut sementara kami pelajari untuk melihat aspek pidananya. Kami juga sementara diskusi dengan Anak Rampi yang pengacara serta konsultasi dengan beberapa kawan yang punya background hukum, kita tunggu saja," bebernya
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (PB IPMR) Ramon mendesak kepada ASS untuk segera menyampaikan permohonan maaf kepada warga Rampi melalui media.
"Saya selaku Ketua umum Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi, mendesak Gubernur Sulsel untuk membuat klarifikasi dan permohonan maaf secara terbuka melalui media kepada warga Rampi terkait dengan pernyataannya yang menyinggung warga Rampi yang mengatakan 'kenapa Rampi tidak sekalian keluar Indonesia?'," ungkap Ramon.
Menurutnya, ungkapan tersebut tidak pantas dijadikan sebuah bahan candaan di hadapan publik. Apalagi hal itu disampaikan Gubernur Sulsel Andi Sudirman dalam forum resmi di sidang paripurna HUT ke-19 Luwu Timur, Kamis (12/5) lalu.
"Kampung kami bukan bahan candaan. Jika niat bapak Gubernur ingin bercanda saya rasa ini keliru. Apalagi ini forum resmi," ujar dia.
Ramon beranggapan, sindiran Gubernur Sulsel itu melukai warga Rampi. Meski dalihnya belakangan hanya sekadar candaan.
"Secara tidak langsung Gubernur Sulsel sudah menyinggung kami sebagai warga Rampi yang juga adalah bagian dari Sulsel," tegas Ramon
Dia menekankan agar Gubernur Sulsel tidak bermain-main dengan candaan yang dapat memicu kemarahan warga Rampi. Apalagi saat ini masyarakat tengah kecewa atas kondisi jalan yang sekian lama belum ditangani secara maksimal oleh Pemkab Luwu Utara.
"Rampi juga adalah bagian dari NKRI jadi bapak Gubernur jangan seenaknya mengeluarkan bahasa yang terkesan bersifat rasis," tandasnya.
Awal Mula Andi Sudirman Sindir Warga Rampi
Diketahui, warga Rampi sebelumnya ramai-ramai mengancam hendak pindah ke Kota Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Ancaman itu sebagai bentuk kekecewaan karena kondisi ruas jalan yang tak diperhatikan pemerintah setempat.
"Kalau Pemerintah Kabupaten Luwu Utara masih saja tidak memperhatikan kondisi ruas jalan, yah alangkah bagusnya kami akan pindah wilayah ke Sulawesi Tengah," ucap tokoh masyarakat Rampi, Bangsi Bati saat dihubungi detikSulsel, Rabu (11/5).
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman lantas menanggapi ancaman warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Lutra yang mau pindah ke Poso, Sulteng. Dirinya menyindir balik warga dengan narasi agar warga keluar dari Indonesia.
"Katanya ada yang mau keluar dari Sulawesi Selatan ini, kenapa tidak sekalian keluar dari Indonesia," kata Andi Sudirman, saat menghadiri HUT ke-19 Luwu Timur, Kamis (12/5) lalu.
(sar/ata)