Kementerian Pertanian (Kementan) RI bakal mengucurkan dana sebesar Rp 5,2 miliar untuk pembangunan rumah potong hewan (RPH) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel). RPH berstandar internasional bakal dihadirkan.
"Kementerian Pertanian RI mengamini permohonan Pemkab Sinjai untuk membangun RPH modern," papar Bupati Sinjai Andi Seto Asapa kepada detikSulsel, Selasa (12/4/2022).
Dia mengaku anggaran tersebut sudah diusulkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai sejak 2020 lalu, namun baru disetujui. Saat ini pihaknya segera merencanakan pembangunan RPH setelah dana dari pusat dikucurkan tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggaran yang dikucurkan untuk membangun RPH tersebut berkisar Rp5,2 miliar. Proses perencanaan pembangunan sementara kami lakukan," lanjut dia.
Andi Seto menjelaskan, RPH berstandar internasional rencananya dibangun di Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan. RPH itu nantinya akan memproduksi daging beku.
"Kami berencana membangun RPH berstandar internasional di Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan. RPH itu akan memproduksi daging beku, jadi kalau selama ini Sinjai hanya menyuplai sapi hidup ke luar kabupaten, ke depan kita ingin ada produksi daging beku juga untuk dijual ke luar daerah," ucapnya.
Andi Seto menyebut, keberadaan RPH modern itu diproyeksikan membuka lapangan kerja baru. Di samping memaksimalkan empat kawasan pengembangan sapi potong di Sinjai di empat kecamatan, yakni Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai Borong, Tellulimpoe dan Kecamatan Sinjai Timur.
"Dengan RPH itu tenaga kerja baru akan terserap dan tentu kita harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak karena harga daging sapi potong lebih mahal dibandingkan sapinya dijual hidup," sebut dia.
"Apalagi sejak tahun 2018 lalu Sinjai penyuplai sapi potong ke Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Kota Makassar," tandas Andi Seto.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai, Burhanuddin menambahkan RPH yang bakal dibangun di Kecamatan Sinjai punya teknologi tempat penyimpanan daging beku.
"Daging beku ini disuplai untuk memenuhi kebutuhan industri peternakan yang tahun lalu dibangun di tempat yang sama," ucapnya.
Dia melanjutkan, kehadiran RPH modern ini untuk memenuhi kebutuhan sentra industri peternakan. Selain itu memenuhi permintaan dari luar seperti menyuplai kebutuhan hotel, rumah makan, maupun pasar tradisional.
"Di samping itu, daging beku yang diproses melalui RPH ini bisa dikirim ke luar daerah hingga antar provinsi," tambah Burhanuddin.
Dia mengungkapkan, selama ini pengusaha di Sinjai mengirim sapi hidup ke Kalimantan saja, namun dengan hadirnya RPH ini bisa mengirim daging beku. Jadi biaya pengiriman bisa ditekan, kualitasnya juga dijamin higienis.
"Selain menekan biaya operasional pengiriman sapi, juga daging sapi yang dihasilkan memenuhi standar kesehatan," urai Burhanuddin.
RPH itu pun bakal dilengkapi sistem perebahan sapi. Adapula fasilitas pelayuan yang bisa menjaga kualitas daging sapi sebelum dibekukan dan fasilitas modern pendukung lainnya.
"Kapasitas RPH ini bisa 20 ekor sapi per hari, jadi nanti sisa diatur jadwalnya para jagal sapi," jelasnya.
(sar/tau)