Pihak sekolah akhirnya buka suara terkait kasus oknum guru berinisial R viral karena menampar siswanya di Kota Manado Sulawesi Utara (Sulut). Pihak sekolah mengatakan oknum guru R diberi pembinaan atas tindakan kekerasan yang ia lakukan.
"Di pihak kami kan pertama dari pihak sekolah memberikan pembinaan," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Manado Salmon Rosang, saat ditemui detikcom di ruang kerjanya, Jumat (8/4/2022).
Salmon menjelaskan pihak sekolah hanya memberikan pembinaan karena pemberian sanksi menjadi kewenangan dinas terkait. Menurut dia sanksi bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil menjadi kewenangan Dinas Pendidikan (Disdik).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena pihak sekolah kan tidak bisa memberikan sanksi secara langsung, hanya sampai pada pembinaan. Kan ada hierarki berjenjang. Karena kami ini berada di Dinas Pendidikan," ujarnya.
Salmon juga mengaku persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan saat proses mediasi di sekolah, Kamis (7/4), kemarin. Dia memastikan persoalan sudah tidak berlanjut, karena telah diselesaikan oleh sekolah secara kekeluargaan. Pihak yang hadir dalam proses mediasi itu yakni dari pihak korban dan oknum guru.
"Setahu kami mediasi sudah selesai. Sudah ada kesepakatan bersama guru yang bersangkutan dengan pihak orang tua. Seperti yang saya katakan tadi sudah selesai antara pihak orang tua dan sekolah," katanya.
Sekolah Jelaskan Kronologi Murid Ditampar
Menurut Salmon, insiden itu berawal saat terjadi perkelahian antara siswa. Para siswa lantas diundang pihak sekolah melalui guru bimbingan penyuluhan (BP).
Menurutnya, memang oknum guru itu bermaksud melakukan pembinaan terhadap para siswa yang terlibat perkelahian. Hanya saja cara guru melakukan pembinaan tak dapat dibenarkan karena guru itu melakukan pembinaan menggunakan tindakan fisik.
"Tak dapat dipungkiri ada pemukulan itu. Tapi sebenarnya apa yang dilakukan oleh guru kami bukan membela, tapi sebenarnya bukan bermaksud seperti terlalu jauh bahwa akan menghilangkan nyawa daripada anak itu. Sebenarnya akan memberikan pelajaran tetapi caranya yang agak keliru," jelasnya.
Salmon lantas berharap ke depan tidak ada lagi guru yang melakukan pembinaan dengan cara kekerasan. Dia memastikan insiden tersebut menjadi yang terakhir.
"Sehingga pasti kami berharap peristiwa ini pertama dan yang terakhir. Dan pihak sekolah tentunya akan memberikan pembinaan atau sanksi kepada guru yang bersangkutan melalui tahapan-tahapan yang ada sebagai ASN," pungkasnya.
(hmw/hmw)