Terminal Sidrap Jadi Tempat Permainan Harga Telur, Pemkab Diminta Tertibkan

Terminal Sidrap Jadi Tempat Permainan Harga Telur, Pemkab Diminta Tertibkan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Selasa, 05 Apr 2022 17:25 WIB
Terminal Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulsel jadi tempat permainan harga telur disorot DPRD hingga diminta ditertibkan.
Terminal Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulsel jadi tempat permainan harga telur disorot DPRD hingga diminta ditertibkan. Foto: (Muhclis Abdu/detikSulsel)
Sidenreng Rappang -

Permainan harga telur ayam di Terminal Pangkajene, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dikeluhkan peternak. DPRD Sidrap kemudian mendesak Pemkab Sidrap segera melakukan penertiban.

"Kami sudah RDP di DPRD Sidrap bersama peternak telur ayam. Salah satu rekomendasi dari RDP kami meminta Pemkab mengembalikan fungsi terminal sebagaimana seharusnya dan jangan lagi ada aktivitas jual beli telur di sana," ungkap Ketua Komisi II DPRD Sidrap Rahman Pabbaja kepada detikSulsel, Selasa (5/4/2022).

Rahman menjelaskan RPD dilakukan usai peternak mengeluhkan adanya permainan harga telur ayam yang dijual di terminal. Peternak juga menyoroti peruntukan terminal yang belakangan marak aktivitas berjualan telur ayam. Aktivitas itu dinilai mengganggu kestabilan harga.

"Kami sudah arahkan agar dialihkan aktivitas jual beli telur ayam dari Terminal Pangkajene ke Pasar Batu Lappa," ungkapnya.

Anggota Komisi II DRPD Sidrap Bahrul Appas menambahkan para penjual telur ayam di Terminal Pangkajene mengatur harga lebih murah. Permainan harga itu membuat pada pedagang kesal.

"Di Terminal Pangkajene itu mereka jual Rp 33 ribu per rak, tetapi kualitas rendah, itu telur lama yang dijual murah. Nah, kalau peternak kan di luar terminal jual Rp 35 ribu ke atas sesuai dengan kualitasnya," urainya.

Bahrul mengungkapkan akibat adanya permainan harga di terminal membuat pembeli dari berbagai daerah menganggap harga telur yang dijual di terminal adalah harga normal. Sehingga membuat pembeli di luar berpikir harga yang dijual peternak lebih mahal.

"Di dalam itu (terminal) hanya sekitar 10 ribu rak yang tersedia. Sementara di luar itu ratusan ribu rak yang tidak masuk di Terminal Pangkajene menjadi terdampak harganya," ucapnya.

Rahman menjelaskan Sidrap merupakan kabupaten yang selama ini dikenal sebagai penyulpai telur terbesar dari Sulsel. Produksi telur per hari bahkan mencapai 75 sampai 100 ribu rak per hari.

"Kalau butir itu bahkan lebih 2 juta butir perhari. Ini selain komsumsi di Sidrap juga dikirim ke seluruh Indonesia," jelasnya.

Makanya menurut dia Pemkab harus memberikan perhatian besar terhadap gejolak harga telur ayam di Sidrap. Sebab banyak masyarakat yang bergantung pada aktivitas jual beli telur.

Dikonfirmasi terpisah, Kadis Perindag Sidrap Ahmad Dollah menjelaskan pemindahan pedagang telur yang ada di Terminal Pangkajene sudah lama direncanakan. Namun memang diakuinya belum terlaksana.

"Sebenarnya sisa dijalankan saja. Kami rencana ketemu hari ini dengan Pak Sekda untuk membahas terkait pengosongan terminal dari aktivitas jual beli telur," pungkasnya.




(asm/nvl)

Hide Ads