Demo penolakan daerah otonomi baru (DOB) Papua terus diwarnai kericuhan di sejumlah wilayah. Kericuhan menyebabkan warga dan aparat menjadi korban.
Kericuhan unjuk rasa belum lama ini terjadi di wilayah Pasar Karang Tumaritis, Kabupaten Nabire, Papua pada Rabu (31/3). Saat itu, massa yang melempar batu dibalas polisi dengan tembakan gas air mata.
Dalam insiden kericuhan unjuk rasa, lima orang polisi terluka pada bagian tangan dan kaki akibat lemparan batu. Kemudian dua orang warga juga terluka akibat terkena batu sehingga membuat laporan polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa Tolak DOB di Timika Papua Dibubarkan
Massa unjuk rasa penolakan DOB Papua juga terjadi di Kabupaten Timika, Papua. Polisi lantas meminta massa membubarkan diri.
Pantauan detikcom, Jumat (1/4/2022) pukul 09.58 WIT, massa dari kawasan Jalan Cenderawasih mulai berkumpul di Kawasan Lorong Weyapo. Massa ini akan melakukan aksi demo tolak DOB di Kantor DPRD Mimika.
Rencana massa kemudian diadang aparat gabungan Polres Mimika, Brimob dan TNI. Tampak pasukan Brimob dan kendaraan taktis diatur dalam posisi memblokade Jalan Cenderawasih.
"Minta warga membubarkan diri menjaga keamanan Timika. Jangan sampai ada benturan dengan warga lain," ungkap Kasat Sabhara Polres Mimika AKP Rosman.
Setelah beberapa saat kemudian dilakukan negosiasi. Pada akhirnya massa akhirnya sepakat membubarkan diri.
![]() |
Pembubaran Massa di Timika Dilanjutkan dengan Razia
Selain membubarkan massa, kepolisian juga melakukan razia di beberapa titik di ibu kota Timika. Seperti di kawasan bundaran Timika Indah, Bundaran Petrosea dan beberapa titik lainnya.
Kemudian ada satu warga diamankan lantaran menabrak salah satu anggota personel Unit Lalu lintas Polsek Mimika Baru, Bripka Budiman. Korban mengalami luka di bagian kaki kanan akibat ditabrak pelaku.
"Iya satu warga diamankan, karena terpengaruh alkohol, dan sempat menabrak salah satu anggota," ungkap Kapolsek Mimika Baru, AKP Oscar Fajar Rahadian, saat ditemui detikcom di Bundaran Timika Indah.
AKP Oscar menyebut razia gabungan ini rutin digelar untuk memastikan keamanan dan ketertiban terutama dalam berkendara. Ada beberapa kendaraan yang diamankan karena pengendara tidak menggunakan helm.
Pihaknya masih melakukan pemeriksaan satu pengendara yang menabrak polisi. Pihaknya belum bisa memastikan bersangkutan berasal dari massa yang akan melakukan demo tolak DOB atau bukan.
"Belum kita pastikan. Yang jelas tidak menggunakan helm dan berkendara dalam kondisi dipengaruhi alkohol. Secara umum, sampai saat ini situasi aman terkendali Belum ada hal-hal yang menonjol dan kegiatan aktivitas masyarakat berjalan normal," tutupnya.
Polisi Cegat Massa Tolak DOB di Jayapura
Tak hanya di Timika, polisi juga mencegat massa unjuk rasa penolakan DOB Papua di Kota Jayapura. Polisi berdalih hal tersebut dilakukan karena mengkhawatirkan demo berakhir ricuh.
Massa gabungan dari Petisi Rakyat Papua (PRP) dan BEM Mahasiswa awalnya berkumpul di lingkaran Abepura (depan Polsek Abepura), Jumat (1/4). Massa saat itu berencana menggelar aksi long march menuju kantor DPR Papua sehingga polisi langsung mencegat massa.
"Penawaran itu sudah kami sampaikan. Setiap titik massa kami minta ada perwakilan 30 orang untuk menyampaikan aspirasinya ke DPRP. Nah, kalau mau long march semuanya maka kami tidak izinkan," ujar Kapolresta Jayapura Kota Kombes Gustav R. Urbinas kepada wartawan.
Menurut Gustav, long march rawan memicu kericuhan. Dia menegaskan pihaknya tak mungkin memberikan izin long march
"Ya, itu menimbulkan kerawanan. Otomatis tidak mungkin kalau long march," katanya.
![]() |
Gustav juga mewanti-wanti jika kericuhan dari aksi tersebut maka pihaknya akan mengambil langkah tegas.
"Kalau merusak dan merugikan masyarakat lain, jiwa maupun materil pastinya akan ditangkap," katanya lagi.
(hmw/nvl)