Massa unjuk rasa penolakan daerah otonomi baru (DOB) berusaha melakukan long march di depan Polsek Abepura di Kota Jayapura, Papua. Polisi kemudian mencegat massa karena dikhawatirkan demo berakhir ricuh.
Massa gabungan dari Petisi Rakyat Papua (PRP) dan BEM Mahasiswa berada di lingkaran Abepura (depan Polsek Abepura), Jumat (1/4). Mereka berencana menggelar aksi long march menuju kantor DPR Papua, namun aparat ke polisi tidak memberikan izin.
"Penawaran itu sudah kami sampaikan. Setiap titik massa kami minta ada perwakilan 30 orang untuk menyampaikan aspirasinya ke DPRP. Nah, kalau mau long march semuanya maka kami tidak izinkan," ujar Kapolresta Jayapura Kota Kombes Gustav R. Urbinas kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gustav mengatakan long march rawan menimbulkan kericuhan. Dia menegaskan pihaknya tak mungkin memberikan izin long march.
"Ya, itu menimbulkan kerawanan. Otomatis tidak mungkin kalau long march," katanya.
Gustav juga mewanti-wanti jika kericuhan dari aksi tersebut maka pihaknya akan mengambil langkah tegas.
"Kalau merusak dan merugikan masyarakat lain, jiwa maupun materil pastinya akan ditangkap," katanya lagi.
Diberitakan sebelumnya, demo penolakan DOB papua terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten/kota. Pada Maret lalu, demo penolakan DOB berakhir ricuh di Yahukimo yang mana dua pengunjuk rasa tewas tertembak.
Demo DOB Papua juga pecah di Kabupaten Nabire pada Kamis (31/3). Kericuhan diwarnai aksi massa melempar batu ke arah polisi yang kemudian dibalas tembakan gas air mata.
Demo penolakan DOB Papua juga terjadi di wilayah di Kabupaten Timika, Papua. Pantauan detikcom, Jumat (1/4) pukul 09.58 WIT, massa dari kawasan Jalan Cenderawasih mulai berkumpul di Kawasan Lorong Weyapo. Massa ini akan melakukan aksi demo tolak DOB di Kantor DPRD Mimika.
Belum diketahui asal kelompok massa ini. Namun rencana aksi mereka langsung diadang aparat gabungan Polres Mimika, Brimob dan TNI. Tampak pasukan Brimob dan kendaraan taktis diatur memblokade Jalan Cenderawasih.
(hmw/sar)