Sampah plastik dan minyak goreng bekas bisa diolah menjadi energi terbarukan. Penelitian Chris Longdong warga Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) telah membuktikan dan mengubahnya menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Chris melakukan penelitian itu secara otodidak. Dia belajar dari seminar-seminar penelitian berbagai jurnal yang kemudian dikembangkan dan dikombinasikan menjadi sebuah temuan.
"Kami (saya) menemukan satu cara di mana bisa mengubah sampah plastik dan minyak goreng bekas menjadi bahan bakar energi terbarukan," kata Chris saat ditemui detikcom, Jumat (1/4/2022).
Ide mengubah sampah plastik dan minyak goreng bekas menjadi BBM ini berawal dari kegelisahannya melihat pencemaran lingkungan. Atas dasar itu alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi itu mencari sebuah metode untuk mengolah sampah plastik dan minyak goreng bekas.
"Awalnya kami menemukan bahan bakar ini sebagai solusi penanganan sampah plastik yang biasa mencemari pantai, sungai dan lain-lain. Juga minyak goreng bekas yang saat ini orang hanya bisa buat (buang) di saluran," ujarnya.
Chris menjelaskan awalnya dia hanya memproduksi bahan bakar jenis minyak tanah. Namun penelitiannya dilirik sebuah Medco Foundation dan mendapatkan dana hibah untuk mengembangkan temuannya. Kini berkembang menjadi solar, bensin, dan gas LPG.
"Awalnya hanya minyak tanah. Kami diberikan pendanaan untuk mengembangkan bahan bakar kami. Ternyata kami menemukan juga bukan cuman minyak tanah, (tapi) bensin, solar, dan gas LPG," tuturnya.
Dalam 10 kg sampah plastik, Chirs mengaku bisa menghasilkan BBM sebanyak 8 hingga 9 liter. Namun tetap bergantung dari jenis plastik yang diolah.
"Dari 8 sampai 9 liter itu akan jadi 60 persen solar, 25 persen bensin, dan 15 persen minyak tanah. Sekitar 2 atau 3 persen gas LPG," kata dia.
"Saya menyebutkan ini minyak tanah, solar, dan bensin, serta gas LPG karena yang dihasilkan sejenis itu. Struktur hildro karbon yang terbuntut sangat mirip sekali. Karena plastik itu pada dasarnya memang dari minyak bumi," sambungnya.
Chirs berharap dengan penemuan ini dapat mengurangi sampah plastik dan limbah minyak goreng bekas. Sebab selama ini kedua bahan dasar yang dia gunakan selalu mencemari lingkungan.
"Kita ubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi, yang bisa membantu tidak tergantung pada bahan bakar fosil," pungkasnya.
(asm/asm)