Demo tagih janji pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) di Polewali Mandar (Polman) berakhir ricuh. Masyarakat menuding ada massa aksi tandingan yang sengaja dihadirkan untuk melakukan provokasi.
"Sangat disesalkan, mereka melibatkan masyarakat untuk berbenturan dengan masyarakat. Sangat mencederai demokrasi," ujar salah satu tokoh pemuda Polman Herman Kadir saat melakukan orasi di depan pintu masuk kantor DPRD, Senin (29/03/2022).
Menurutnya, pihak Pemkab Polman diduga berupaya menggagalkan upaya aksi unjuk rasa masyarakat. Hal ini kemudian dinilai sebagai bentuk mencederai demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Segala orasi aktivitas kritik yang tidak diperbolehkan pada zaman orde baru, hari kembali dipertontonkan oleh oknum di pemerintah kabupaten. Melibatkan oknum tidak bertanggung jawab untuk merusak dan mencederai aksi ini sangat disayangkan," tegasnya.
Herman juga menyayangkan sikap anggota DPRD Polman yang seolah tidak melakukan upaya apapun untuk mendesak pemerintah. Tidak ada intervensi untuk segera mengatasi persoalan sampah di Polman.
"Wakil rakyat jangan tutup mata dan telinga melihat penderitaan rakyatnya akibat sampah. Kita satu suara, hari ini mewakili ribuan warga menjadi titik harapan perjuangan kami," teriak Herman dengan suara lantang.
Namun hingga aksi unjuk rasa berakhir, tak satupun wakil rakyat menemui massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Wonomulyo.
"Anggota (DPRD) tidak ada yang mau menemui kita. Ini menjadi catatan buruk ternyata penyambung aspirasi kita ternyata tidak sesuai apa yang kita inginkan," pungkas koordinator aksi Irwan Kurniawan di lokasi.
Diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Wonomulyo di depan Kantor Bupati Polman, Senin siang (29/3) berujung ricuh. Massa aksi terlibat baku pukul dengan massa tandingan, yang telah lebih awal berada di depan kantor bupati.
Kericuhan bermula ketika massa aliansi hendak menumpahkan sampah di halaman kantor bupati, sebagai simbol keresahan yang mereka rasakan.
"Kami sudah sampaikan bahkan kami tidak akan anarkis dan tidak ada oknum. Tapi kami melihat, ternyata setelah sampai di sini ada oknum yang tidak bertanggung jawab, kami tidak tahu siapa orangnya, tapi kami akan mencari tahu siapa oknum yang mencoba menggagalkan aksi unjuk rasa ini," ujar koordinator lapangan Irwan Kurniawan kepada wartawan, Selasa (29/3).
(asm/nvl)