Tanda Tanya Respons Gubernur Sulsel Soal Heboh Penolakan Bissu Saat HUT Bone

Tanda Tanya Respons Gubernur Sulsel Soal Heboh Penolakan Bissu Saat HUT Bone

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 29 Mar 2022 07:30 WIB
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di peringan Hari Jadi Bone ke-692. (Agung/detikSulsel)
Foto: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di peringan Hari Jadi Bone ke-692. (Agung/detikSulsel)
Bone -

Bissu, tokoh spiritual Bugis untuk pertama kalinya dalam sejarah tidak dilibatkan dalam prosesi ritual peringatan Hari Jadi Bone (HJB) yang ke-692. Kemudian beredar kabar yang menyebut Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman menolak kehadiran Bissu, namun respons Andi Andi Sudirman terkait kabar itu menjadi tanda tanya.

detikSulsel pada puncak peringatan HJB ke-692 di Halaman Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Bone, Senin (28/3) sempat berupaya mengkonfirmasi kabar itu kepada Andi Sudirman. Ada 2 kali pertanyaan diberikan kepada Andi Sudirman soal itu, namun pada pertanyaan pertama dia lebih memilih berswafoto bersama warga.

"Ada yang mau foto," ujar Andi Sudirman kepada detikSulsel saat ditanyakan soal Bissu di Halaman Rujab Bupati Bone Senin (28/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu wartawan kembali berusaha mengkonfirmasi langsung kepada Andi Sudirman, namun lagi-lagi menghindari memberi jawaban langsung.

"Tanya panitia saja," singkat dia sembari lantas menarik diri meninggalkan keramaian.

ADVERTISEMENT

Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi yang dikonfirmasi terpisah membantah kabar soal penolakan keterlibatan Bissu dalam HJB ke-692. Dia berdalih rangkaian acara utamanya ritual adat dibuat variatif agar tidak monoton.

"Jangan merasa bahwa nanti ini jadi (ritual peringatan HJB), kalau dia (Bissu) ada. Dan kami juga tidak kucilkan Bissu," papar dia.

Pemerintah Kabupaten Bone (Pemkab) disebut sudah menawarkan kepada Bissu menjalankan peran pada ritual tertentu saja. Namun belakangan ditolak.

"Sudah dikasihkan solusi dan peran ritualnya, cuman mereka (Bissu) tidak mau," tegas Andi Fahsar.

Peran Ritual Bissu di HJB Kini Diambil Alih

Tahun ini masyarakat Bone tak lagi melihat peranan Bissu dalam puncak peringatan HJB Bone ke-692 pada Senin (28/3). Namun peran tokoh spiritual Bugis ini diambil alih Purna Paskibraka hingga kelompok wanita remaja.

Purna Paskibraka misalnya, diberi amanah membawa baki yang berisi benda pusaka yang ditunjukkan kepada tamu kehormatan. Sementara tari pabbarani makkunrai atau maggiri diperagakan kelompok wanita remaja.

Diketahui, peran penting Bissu dalam proses ritual HJB tahun sebelumnya, dimulai dari massimang atau melapor ke raja atau bupati untuk meminta izin mallekke wae atau mengambil air di 7 sumur. Air dianggap suci yang disimpan semalam dan dinetralisir di wadah tujuh guci.

Setelahnya Bissu melakukan ritual matteddu arajang atau membangunkan benda pusaka. Proses ini diiringi lantunan musik, untuk dipindahkan ke tempat mattompang atau panre besi yang dipercayakan untuk membersihkan.

Barulah pada pada puncak perayaan Hari Jadi Bone, Bissu membawa baki yang berisi benda pusaka, seperti Lateya Riduni dan Lamakkawa untuk ditunjukkan kepada tamu kehormatan seperti Gubernur Sulsel.

Akhir ritual ditutup dengan tarian tradisional yang disebut tarian maggiri. Sembari panre besi membersihkan seluruh benda pusaka.

Bissu Pernah Dengar Kabar Ditolak Gubernur

Pimpinan Bissu Puang Matoa Angel mengaku pernah mendengar adanya rumor penolakan kelompoknya dalam ritual HJB ke-692 oleh Gubernur Sulsel. Namun dirinya tidak tahu kebenarannya.

"Soal Pak Gubernur yang larang (pelibatan Bissu), saya pernah mendengar tapi tidak meyakini," tutur dia kepada detikSulsel, Minggu (27/3).

Angel mengaku sudah beberapa kali bertemu dengan pihak Pemkab Bone terkait dalam ritual adat HJB. Bahkan dirinya sudah membuka diri menawarkan solusi, namun tidak diberi kejelasan.

"Tidak ada jawaban yang pasti (dari Pemkab Bone). Beberapa kali (kami) tawarkan solusi tetapi tidak pernah juga diindahkan," lanjut dia.

Angel akhirnya bersikap dengan mengundurkan diri. Lantaran keinginan besarnya untuk tetap diikutkan dalam ritual penting matteddu arajang tidak disetujui Pemkab.

"Itu yang dipertanyakan kenapa sampai Bissu ditiadakan mengantar arajang (benda pusaka) keluar," keluh Angel yang telah menjadi Bissu sejak periode Andi Syamsoel Alam menjabat Bupati Bone periode 1988-1993.

Sementara Ketua Dewan Adat Bone Andi Baso Hamid enggan menanggapi desas-desus penolakan Bissu oleh Gubernur Sulsel. Dia menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada Pemkab Bone.

"Kalau mau ki' tahu kenapa, tanya ki' kepala Dinas (Kebudayaan Bone). Saya hanya memberi kepastian tidak ada Bissu," singkat Ketua Dewan Adat Bone Andi Baso Hamid, Minggu (27/3).




(sar/nvl)

Hide Ads