Sampah di Polman Dibiarkan Menggunung di Pasar-Ditutupi Terpal

Sulawesi Barat

Sampah di Polman Dibiarkan Menggunung di Pasar-Ditutupi Terpal

Abdy Febriady - detikSulsel
Minggu, 27 Mar 2022 15:15 WIB
Sampah di Polewali Mandar masih menjadi momok bagi masyarakat. Di pasar sampah dibiarkan menggunung dan hanya ditutupi terpal.
Sampah di Polewali Mandar masih menjadi momok bagi masyarakat. Di pasar sampah dibiarkan menggunung dan hanya ditutupi terpal. Foto: (Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Darurat sampah di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) masih menjadi momok. Di Pasar Induk Kecamatan Wonomulyo, sampah dibiarkan menggunung dan hanya ditutupi terpal.

Pantauan detikcom, Minggu (27/3/2022) siang, tumpukan sampah menggunung tidak jauh dari lapak-lapak pedagang. Sampah-sampah tersebut dibiarkan menumpuk akhirnya membuat pedagang berinisiatif menutupnya dengan terpal berwarna biru.

Tumpukan limbah itu sudah hampir sebulan tak pernah diangkut. Akhirnya kondisi ini turut berimbas pada aktivitas para pedagang. Bahkan tidak sedikit pedagang terpaksa tidak berjualan karena lapaknya dipenuhi sampah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau bagaimana lagi, Pak. Mungkin dengan cara seperti ini (tutup sampah pakai terpal) kami bisa tetap berjualan," ujar salah satu pedagang yang enggan disebut namanya, ditemui di lokasi, Minggu (27/3).

Kondisi ini diakuinya sangat mengganggu aktivitas pasar. Nyaris tidak ada pengunjung yang mau mendekat ke lapak-lapak pedagang yang dekat dengan lokasi sampah menumpuk.

ADVERTISEMENT

"Bau sampahnya sangat mengganggu sehingga nyaris tidak ada pengunjung yang mendekat ke tempat kami. Kami harap kepada pemerintah serius menangani masalah sampah ini," ucapnya.

Pengamat Kritik Sistem Pengelolaan Sampah

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Sosial Polman Ihksan Sahabuddin mengatakan kondisi darurat sampah terjadi karena masih banyak yang menganggap remeh pengelolaan sampah. Akhirnya, sampah kemudian menumpuk di mana-mana.

"Kenapa kemudian sampah ini menjadi persoalan besar di Polewali Mandar, karena maaf saja, cara pandang kita tentang sampah adalah persoalan sepele dan mudah. Itu harus diubah," ungkapnya saat dikonfirmasi terpisah.

Menurutnya penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) Paku di Kecamatan Binuang, Polman disebabkan pengelolaan sampah yang tidak baik. Bahkan disebut melanggar standar operasional prosedur (SOP).

"Kenapa TPA ditutup, karena hampir satu dasawarsa, belakangan ini sudah terjadi pelanggaran SOP. Artinya, bahwa semua harus proporsional," beber Ikhsan.

Untuk mengatasi persoalan sampah di daerah ini, ia berharap pemerintah membuat kebijakan yang lebih terukur. Khususnya terhadap penganggaran penanganan sampah.

"Saya berharap semoga saja dengan adanya persoalan sampah ini, memicu kembali kesadaran kita bahwa sampah ini bukan persoalan mudah. Sehingga perlu ada desain yang matang, design yang terukur dan lebih rinci. Dibuat regulasinya yang jelas dan lebih baik," tegas Ikhsan.

Ikhsan mengingatkan pemerintah setempat mengkaji rencana pengadaan tempat pembuangan baru sementara. Terutama jika pengelolaannya akan dilakukan secara open dumping alias sistem terbuka.

"Kalau mau membuat TPA sebenarnya di mana saja bisa dibuat, asal terjadi visibility. Harus dia lolos kajian amdalnya seperti apa dan sebagainya. Tapi kalau dia hanya menuju satu lokasi tiba-tiba melakukan pembuangan dengan sistem open dumping itu yang salah karena itu melanggar aturan, itu tidak boleh," jelasnya.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads