Momen Hari Jadi Bone, Pemuda Kritik Pemerintah Abai Tambang Ancam Situs Raja

Momen Hari Jadi Bone, Pemuda Kritik Pemerintah Abai Tambang Ancam Situs Raja

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 19 Mar 2022 11:36 WIB
Pemuda Cenrana Kritik pemerintah abaikan tambang pasir ilegal yang ancam situs raja Bone (Dok. Istimewa)
Foto: Pemuda Cenrana Kritik pemerintah abaikan tambang pasir ilegal yang ancam situs raja Bone (Dok. Istimewa)
Bone -

Komunitas pemuda Sompung Lolona Cenrana, Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar pentas kesenian menjelang hari jadi Bone ke-692. Lewat pentas seni, para pemuda mengkritik Pemda yang dinilai abai terhadap keberadaan tambang pasir liar yang membahayakan situs sejarah.

Pemuda Sompung Lolona Cenrana menggelar pentas seni di Kompleks Pemakaman Raja Bone ke XVI Lapatau Matanna Tikka, pada Jumat (18/3/2022) malam. Pentas seni diisi acara tari halusu, maggiri, mappadendang, dan pembakaran lilin.

Melalui gelaran pentas seni itu, pemuda Sompung Lolona Cenrana mengkritik pemerintah dan masyarakat setempat yang dinilai semakin abai dengan tambang pasir liar di sekitar situs Cenrana. Padahal tambang pasir itu membuat situs raja Bone terancam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aksi ini bentuk kritik pemerintah atas kurangnya perhatian terhadap keadaan infrastruktur di Cenrana. Juga kritikan terhadap lelapnya tidur masyarakat Cenrana selama ini dan acuh tak acuhnya mereka dengan aktivitas pertambangan," kata Panasehat Sompung Lolona Cenrana Suardi Mappa kepada detikSulsel Sabtu (19/3).

"Kami juga melakukan penandatanganan petisi penolakan aktivitas tambang galian C di Cenrana. Tujuannya agar aktivitas tambang liar bisa dihentikan karena aktivitas tambang ini merusak dan memperburuk kondisi jalan yang ada di Cenrana, dan untuk jangka panjang aktivitas tambang ini memberikan dampak terhadap kerusakan lingkungan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Suardi menyebutkan, Cenrana pernah menjadi pusat dan sentralisasi pemerintahan kabupaten Bone. Cenrana diklaim sebagai pusat peradaban nilai-nilai luhur pangadereng masyarakat Bone dan kini situs budaya itu terancam keberadaan tambang pasir ilegal.

"Kita hanya berharap agar pemerintah daerah lebih memperhatikan dan lebih menjaga situs sejarah Cenrana ini. Jangan sampai kita kehilangan identitas atas rusaknya situs raja Bone ini," sebutnya.

Sementara Pemerhati Budaya Bone, Andi Singkeru Rukka menambahkan Cenrana pada dasarnya adalah milik semua orang, karena pengaruh kekuasaannya itu menyebar luas keluar pulau Sulawesi bahkan sampai ke Malaysia.

"Sekarang ini sudah terjadi pergeseran makna siri'. Makanya kita buat kegiatan seperti ini mengingatkan generasi penerus soal pentingnya budaya siri' dan menjaga tradisi," ucapnya.

Sekadar diketahui hari ini rombongan Pemda Bone melaksanakan ziarah makam Raja Bone di Cenrana sebagai bentuk rangkaian kegiatan hari jadi Bone ke-692.

Sebelumnya, Anggota DPRD Bone Kaharuddin meminta polisi segera mengusut dugaan aktivitas tambang pasir ilegal di Kecamatan Cenrana. Dia menilai situs raja Bone yang kawasannya dekat dengan aktivitas penambang pasir ikut terancam.

"Kami mendorong polisi agar turun melakukan peninjauan langsung. Jika memang terbukti harap untuk diberi penindakan," kata Kaharuddin kepada detikSulsel Jumat (4/3).

Kaharuddin mengatakan, aparat penegak hukum (APH) sudah seharusnya bertindak. Alasannya karena aktivitas penambang yang dinilai semakin masif di lokasi.

"Perusakan yang terjadi di sana sangat masif. Harusnya setiap sektoral agar ada APH di sana untuk bertindak," katanya.




(hmw/sar)

Hide Ads