Antrean truk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menimbulkan kemacetan parah. Kemacetan paling panjang diperkirakan sejauh 1 kilometer.
Pantauan detikSulsel, Selasa (15/3/2022) sekitar pukul 11. 34 Wita, kemacetan pertama terjadi dari arah Kabupaten Maros menuju ke arah Kota Makassar. Kemacetan tepatnya terlihat mulai dari area Daya, Makassar hingga ke perepatan BTP. Kemacetan terjadi karena adanya antrean truk dekat SPBU Daya.
Kemudian pada arah sebaliknya dari Kota Makassar menuju Maros, antrean truk juga terlihat di SPBU di depan Polda Sulsel. Antrean truk mengisi BBM membuat kendaraan mengular sekitar 500 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya kemacetan juga terjadi di SPBU sebelum Simpang Lima Mandai, Makassar. Kemacetan lagi-lagi disebabkan antrean truk mengisi BBM di depan SPBU.
Sebelumnya, kelangkaan solar dilaporkan masih terjadi di berbagai daerah di Sulsel. Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel menyebut kelangkaan ini karena adanya laporan pengurangan pasokan.
"Menurut laporan dari teman-teman kabupaten/kota ada pengurangan pengiriman setiap harinya. Tadinya 16 kiloliter menjadi 8 kiloliter per hari," ungkap Kabid Pengendalian dan Evaluasi Dinas ESDM Sulsel, Jamaluddin kepada detikSulsel, Senin (14/3).
Dari informasi yang dihimpun, realisasi konsumsi solar di Sulsel hingga (10/03) mencapai 97.362 kiloliter. Realisasi ini sudah over sekitar 14 %.
Seperti diketahui antrean kendaraan tidak hanya terjadi di sejumlah SPBU di Makassar. Pemandangan serupa juga dilaporkan masih terjadi di Parepare, Bone dan daerah lain di Sulsel.
Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina Region Sulawesi, Taufiq Kurniawan menuturkan saat ini memang SPBU melakukan pengereman. Ini untuk menghindari ganti rugi ketika kuota jebol di triwulan 1 ini. SPBU harus mengganti rugi kepada negara selisih dari penyaluran BBM bersubsidi jika itu terjadi.
"Ini kejadian Oktober lalu. SPBU menanggung selisih," bebernya.
Taufiq menuturkan, pihaknya harus memastikan kuota BBM yang ditetapkan pemerintah bisa tercukupi hingga akhir tahun ini. Diakuinya, ada lonjakan konsumsi karena ada pelonggaran PPKM sehingga aktivitas mulai menuju normal.
"Konsumsi melonjak dibanding sebelumnya karena kegiatan-kegiatan ekonomi mulai bergerak. Soal kuota yang dibatasi, itu ditetapkan ESDM atau pemerintah," jelasnya.
(hmw/nvl)