2 Pasar Pinrang Jadi Proyek Mubazir-Habiskan Rp 29 M, DPRD Desak Solusi Pemda

2 Pasar Pinrang Jadi Proyek Mubazir-Habiskan Rp 29 M, DPRD Desak Solusi Pemda

Abduh - detikSulsel
Selasa, 08 Mar 2022 14:45 WIB
Kondisi pasar sentral di Kabupaten Pinrang yang dinilai mubazir karena tak dipakai (detiksulsel/Abduh)
Foto: Kondisi pasar sentral di Kabupaten Pinrang yang dinilai jadi proyek mubazir karena tak difungsikan(detiksulsel/Abduh)
Pinrang -

Dua pasar di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) disorot karena dianggap menjadi proyek mubazir. DPRD Pinrang mendesak Pemkab Pinrang agar kedua pasar yang menelan APBD hingga Rp 29 miliar itu dapat segera berfungsi.

"Disdag harus segera cari solusi dan fungsikan dua pasar tersebut. Kalau tidak bisa jadi pasar apakah misalnya bisa dipakai untuk aktivitas yang lain yang penting tidak mubazir begitu," ungkap Ketua Komisi 2 DPRD Pinrang Hastan Mattanette kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).

Hastan mengaku bakal segera mendesak SKPD terkait agar pasar sentral dan pasar rakyat Suppa dapat segera mendapatkan perhatian. Dia meminta kedua pasar itu tidak boleh dibiarkan terbengkalai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disdag juga diminta lebih selektif dan juga punya pertimbangan yang bagus sebelum membangun pasar. Jangan sampai setelah dibangun ternyata lokasinya jauh atau tidak sesuai dengan keinginan warga sekitar.

Menurut Hastan, pasar mempunyai peran sentral penting bagi masyarakat. Keberadaan pasar membuat ekonomi masyarakat di sekitar lokasi dapat berputar.

ADVERTISEMENT

"Pasar dibuat untuk menggenjot agar aktivitas ekonomi di sekitar tempat tersebut berputar. Uang berputar di sekitar lokasi setempat," imbuhnya.

Pantauan detikSulsel, pasar sentral Pinrang tampak sangat rapi dari luar. Namun kondisi di dalam pasar justru sebaliknya.

Lapak pedagang sudah tak utuh karena banyak yang sudah dibongkar. Lantai putih sebagian besar sudah berubah warna menjadi hitam karena tak terawat.

Padahal, anggaran pembangunannya besar ini cukup besar. Terakhir pada tahun 2015 lalu pembangunan pasar ini disuntik anggaran APBD hingga Rp 23,7 miliar.

Pasar lain yang juga menjadi sorotan adalah pasar rakyat Suppa. Dikerjakan tahun 2018 lalu dengan nilai pagu sebesar Rp 5,7 miliar namun hingga kini pasar tersebut sepi. Tak ada yang jualan, apalagi pembeli.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Energi dan Mineral (Disperindagem) Kabupaten Pinrang Hartono Makka mengaku kesulitan untuk membuat kedua pasar tersebut berfungsi. Khusus Pasar Sentral, sempat terpakai sebentar namun bubar setelah para pedagang meminta jembatan penghubung ke pasar sentral yang lama.

"Kalau Pasar Sentral yang baru itu bukan program saya. Barang sudah jadi sebelum saya menjabat. Dulu masyarakat mau dibuatkan jembatan penyeberangan tapi tidak ada anggaran," kata Hartono.

Hartono berjanji bakal mengatensi kedua pasar tersebut dengan menyampaikan ke pimpinan. Setelah itu ia berharap ada solusi yang bisa didapat.

"Kami akan koordinasikan dulu dengan pimpinan," singkatnya.




(hmw/nvl)

Hide Ads