Pesawat Buatan Montir Tamatan SD yang Dikembangkan Unhas Uji Terbang April

Pesawat Buatan Montir Tamatan SD yang Dikembangkan Unhas Uji Terbang April

Syachrul Arsyad - detikSulsel
Selasa, 08 Mar 2022 12:01 WIB
Pesawat buatan Haerul yang dikembangkan Unhas. (dok. Istimewa)
Foto: Pesawat buatan Haerul yang dikembangkan Unhas. (dok. Istimewa)
Makassar -

Pesawat buatan Haerul, montir lulusan SD asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) hampir rampung. Universitas Hasanuddin (Unhas) yang membantu pengembangannya menargetkan pesawat jenis ultralight itu bisa uji coba terbang April 2022.

"Insya Allah paling lambat bulan depan (April). Kalau sudah datang alatnya dipasang, sudah bisa bulan depan uji cobanya," tegas Ketua Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) Unhas Prof Nasaruddin Salam kepada detikSulsel, Senin (7/3/2022).

Saat ini pihaknya tengah menunggu alat sistem kontrol pesawat yang didatangkan dari Singapura. Instrumentasi untuk dipasang di kokpit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sistem kontrol mekanisnya, misalnya pergerakan plat pada sayap, roda, dan lain-lain sudah. Tinggal instrumentasi elektronik atau navigasi. Kalau itu sudah ada, nanti uji coba. Sudah ada juga pilot yang bersedia uji coba," urai dia.

Pengembangan pesawat dilakukan di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Unhas. Pesawat Haerul yang dikembangkan mulai digarap tim Unhas sejak 2022 lalu.

ADVERTISEMENT

Uji Coba Bertahap dalam Pengawasan Kemenhub-FASI

Prof Nasaruddin mengaku pesawat ultralight ini jauh dari model yang dibuat Haerul sejak awal. Pihak Unhas memastikan dalam pengembangannya terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI).

"Kita kan harus sesuai standar, baik itu Kementerian Perhubungan, dan tentu dalam hal ini FASI bagian dari Angkatan Udara. Itu tetap harus koordinasi terus kami dalam pengembangannya," tegas dia.

Jika pesawat sudah rampung baik dari sisi fisik dan instrumentasi sistem kontrol sudah terpasang, akan mulai uji coba. Demi memastikan kelayakan pesawat sebelum terbang.

"Jadi uji cobanya bertahap. Pertama uji coba di laboratorium, diukur daya dorongnya. Setelah itu mulai dikeluarkan, tapi belum diterbangkan. Istilahnya uji coba safety, berjalan saja," urai Nasaruddin.

Tahapan selanjutnya itu akan dimulai uji coba kemampuan terbang. Dengan ketinggian terbatas untuk satu meter sebagai tahap awal.

"Setelah itu naik bertahap 10 meter, 100 meter, begitu. Jadi tidak langsung (diterbangkan seperti) bayangkan kita sewaktu pertama kali pesawat Haerul viral diterbangkan," sebutnya.

Tiap tahapan uji cobanya dalam pengawasan dari FASI dan Kemenhub. Uji coba terbangnya akan dilakukan di Lapangan Terbang Malimpung, Kabupaten Pinrang.

"Ada itu Malimpung namanya, peninggalan Jepang, (namanya) Lapangan Terbang Malimpung. Insya Allah nanti akan diuji coba di sana," tegasnya.

Motivasi Unhas Melakukan Pengembangan

Ketua Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) Unhas Prof Nasaruddin Salam mengaku pihaknya tertarik dengan motivasi Haerul. Montir lulusan SD asal Pinrang, dengan alat terbatas tetapi mampu berinovasi.

"Kita kan Unhas selalu berharap bagaimana membantu masyarakat untuk pengembangan. Dan ini nanti bisa memotivasi bukan hanya kalangan kampus, tapi generasi kita secara keseluruhan," tutur Nasaruddin.

Menurut dia apa yang dilakukan Haerul merupakan karakter unggul yang patut dicontoh generasi saat ini. Keterbatasan pendidikan tidak menghalanginya untuk berani berinovasi sendiri.

Atas izin Haerul, tim Unhas akhirnya mengembangkan pesawatnya di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Unhas. Dalam pengerjaannya, pihaknya selalu menyampaikan perkembangannya kepada Haerul.

"Kalau ini jadi, nanti akan stay di Pinrang. Ini akan kita serahkan ke Pinrang sebagai satu tanda sejarah bawah di Pinrang," beber dia.

"Ini juga sebagai tanda bahwa pernah ada generasi muda mengembangkan pesawat. Kemudian dilanjutkan pengembangannya oleh Unhas," sambung Nasaruddin.

Mengenang Kembali Kisah Viral Haerul

Haerul menyita perhatian publik usai video viralnya di media sosial tentangnya yang membuat pesawat pada Januari 2020 lalu. Seorang pemuda yang mampu merakit dan menerbangkan pesawat

Kisahnya makin menarik lantaran ia diketahui hanya mengenyam pendidikan hanya sampai kelas III. Dia membuat pesawat itu dengan dibantu dua orang pekerja di bengkelnya.

Pesawat terbang jenis ultralight buatan Haerul itu dibuat dengan serba keterbatasan. Kebanyakan dari barang bekas, seperti roda gerobak pengangkut pasir.

Sedangkan sayap yang terbentang di atas pesawat itu terbuat dari parasut bekas yang biasa dijadikan penutup mobil. Ada pun mesinnya terbuat dari mesin motor Kawasaki Ninja RR 150 cc.

Pesawat itu dirakit selama 3 bulan. Soal proses pembuatan pesawat, Haerul mengaku banyak belajar dari YouTube. Atas motivasinya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) bahkan secara khusus mengundangnya di Gedung Raden Suryadi Suryadarma Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (21/1/2020).

Inovasi Haerul mendapat perhatian tidak hanya di daerah, namun secara nasional. Mulai dari dari Kepala Staf Kepresiden (KSP), termasuk Gubernur Sulsel.

"Saya seperti mimpi, beberapa kali saya cubit tangan karena tidak percaya, saya senang sekali," kata Chaerul sebagaimana dilansir dari detikcom, Minggu (19/1/2021).




(sar/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads