COVID Sulsel 26 Februari: Kasus Baru 1.548, Kasus Aktif 17.989

COVID Sulsel 26 Februari: Kasus Baru 1.548, Kasus Aktif 17.989

Andi Nur Isman - detikSulsel
Sabtu, 26 Feb 2022 13:50 WIB
Poster
Foto: Ilustrasi COVID-19. Edi Wahyono
Makassar -

Angka terkonfirmasi COVID-19 di Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah 1.548 hari ini. Akibatnya kasus aktif Sulsel kini bertambah menjadi 17.989.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 yang diterima Sabtu (26/2/2022), tambahan 1.548 kasus positif baru hari ini turut disertai laporan kasus sembuh sebanyak 497 pasien.

Adapun sebaran kasus baru hari ini paling tinggi terjadi di Kota Makassar sebanyak 716 kasus. Kemudian disusul Kabupaten Gowa 153 kasus, Luwu Timur 93 kasus, Kabupaten Tana Toraja 85 kasus, dan Kabupaten Maros 52 kasus. Sedangkan kabupaten/kota lain ada penambahan di bawah 50 kasus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penambahan kasus baru itu berdasarkan hasil testing sebanyak 11.701 sampel. Rinciannya ada 4.290 sampel testing PCR dan 7.411 sampel testing antigen.

Sementara itu, berdasarkan data terdapat 8 pasien baru yang meninggal dunia sehingga menambah total pasien meninggal menjadi 2.316 orang sampai saat ini. Sedangkan positivity rate Sulsel saat ini berada di angka 34,23 %.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, total kasus di Sulsel secara keseluruhan menjadi 131.826 atau 13,64 persen kasus yang ditemukan di Sulsel.

Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Arman Bausat mengatakan Sulsel sudah berada di gelombang ketiga COVID-19. Angka kasus saat ini sudah melampaui gelombang kedua pada Juli-Agustus 2021 lalu dengan jumlah 7.419 kasus.

"Walaupun kasus harian meningkat secara tajam namun angka rawat inap dan kematian cenderung lebih rendah dibanding lonjakan kasus COVID-19 gelombang 2," ungkap Arman.

Dia menuturkan vaksinasi yang telah dilakukan membuat tingkat keparahan lebih rendah. Meskipun vaksin tidak efektif 1.000 persen mencegah seseorang terpapar namun vaksin memberikan manfaat mencegah gejala berat dan kematian.

"Percepatan vaksinasi harus dilakukan terutama menyasar kelompok rentan seperti lansia. Prokes dan PPKM harus dilakukan tetap secara konsisten untuk meminimalkan kontak erat dan mobilisasi," terangnya.




(asm/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads