Seelum mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) pada 1926, KH Hasyim Asy'ari mendapatkan tongkat dari gurunya. Tongkat ini disimbolkan sebagai restu pendirian NU.
Pondok Pesantren (ponpes) Jawahirul Umam menggelar Festival Ramadan. Santri pun sibuk ikut berbagai kegiatan, dari menghafal Al-Qu'an hingga menghias kamar.
Gibran memulai kampanye di Solo Raya dengan bertemu para hafizah, bu nyai khos (sepuh) dan nawaning (putri kiai) di Solo. Ini pesan-pesan yang diterima Gibran.