Membeli rumah dengan penghasilan sendiri merupakan impian banyak orang. Namun, tidak semua orang memiliki penghasilan yang cukup untuk menabung, apalagi untuk mencicil pembelian rumah.

Ada yang gajinya habis untuk kebutuhan sehari-hari, ada yang harus membiayai keluarganya, dan ada pula yang hendak membayar kredit barang lain. Hal ini yang menjadi tantangan tersendiri bagi pekerja yang penghasilannya sebatas upah minimum regional (UMR) sekitar Rp 5 jutaan.

Lantas, apakah pekerja UMR hanya bisa bermimpi untuk membeli rumah?

Eits, jangan berkecil hati dulu. Menurut pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo pekerja dengan gaji UMR tetap bisa dan peluangnya sangat besar untuk membeli rumah. Kuncinya adalah harus pintar-pintar mengatur pengeluaran secara ketat. Dengan begitu, setiap bulan bisa menyisihkan penghasilan untuk kredit pembelian rumah.

Untuk dapat mengatur pengeluaran, lihat dulu daftar tanggungan tiap bulan. Mana yang bisa ditekan pengeluarannya untuk dialokasikan sebagai modal kredit rumah. Arianto mengingatkan apabila tanggungan per bulan besar, sebaiknya jangan memaksakan karena ke depannya pasti akan terbebani.

"Secara realistis, karyawan dengan gaji UMR Jakarta (sekitar Rp 5 juta per bulan) akan cukup kesulitan membeli rumah secara mandiri sambil tetap menabung, kecuali rumah yang dituju adalah rumah subsidi dengan cicilan rendah (sekitar Rp 1-1,5 juta per bulan)," kata Arianto kepada detikProperti, Selasa (27/5/2025).

Arianto menyarankan untuk pekerja UMR membeli rumah subsidi karena harga jualnya yang rendah di bawah Rp 250 juta dan konsumen akan mendapat bunga tetap atau flat, 5 persen. Selain itu, bisa pula mengambil KPR syariah untuk mendapat cicilan yang tetap sejak awal, tetapi suku bunganya tidak serendah KPR subsidi.

"KPR subsidi lebih cocok untuk gaji UMR karena cicilannya terjangkau dan bunga tetap rendah. Jika tidak eligible untuk subsidi, KPR syariah bisa dipertimbangkan untuk kepastian cicilan tetap, sedangkan floating rate cocok untuk yang mampu menanggung fluktuasi dan berencana melunasi lebih cepat," jelasnya.

Pekerja yang belum menikah, menurutnya, lebih memiliki fleksibilitas untuk melakukan angsuran rumah dan menabung secara bersamaan. Namun, tidak menutup kemungkinan yang sudah memiliki pasangan juga bisa melakukan keduanya. Syaratnya, keduanya memiliki pekerjaan tetap sehingga penghasilan dari dua pintu.

"Status lajang memberikan fleksibilitas finansial yang lebih besar karena pengeluaran pribadi cenderung lebih kecil, sehingga lebih mungkin untuk menyisihkan dana untuk cicilan rumah dan tabungan. Namun, pasangan suami istri juga tetap bisa membeli rumah asal ada penghasilan gabungan (joint income) dan pembagian keuangan yang disiplin," jelasnya.

Hal penting yang harus diketahui oleh semua calon debitur atau yang akan mengajukan KPR adalah besaran cicilan tidak boleh lebih dari 30 persen penghasilan per bulan. Sebagai contoh, pekerja UMR per bulan mendapatkan gaji Rp 5,2 juta, berarti besar cicilan yang boleh diambil adalah sekitar Rp 1,56 juta per bulan. Apabila gaji per bulan Rp 3,3 juta, berarti ambil KPR per bulan sekitar Rp 990.000. Jika lewat dari 30 persen, khawatir pekerja tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya atau bersenang-senang menikmati gajinya.

Itulah tips untuk pekerja berpenghasilan UMR sebelum ambil KPR, semoga bermanfaat.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini