Seorang wanita asal Jepang, Saki Tamogami, berhasil membeli rumah pertamanya di usia 27 tahun. Berkat menjalankan gaya hidup frugal, ia bisa menabung untuk beli rumah sejak usia 19 tahun.
Saking hematnya, Tamogami biasanya menghabiskan 200 yen atau Rp 21 ribu sehari (Kurs Rp 106,4). Ia memasak semua makanan di rumah dengan menu yang sederhana.
Nah, kira-kira berapa lama harus menjalankan gaya hidup frugal berbekal uang makan Rp 21 ribu sehari sampai bisa membeli rumah pertama?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Perencana Keuangan Andy Nugroho, menjalankan gaya hidup frugal dapat dilakukan untuk menabung buat beli rumah. Dengan uang makan Rp 21 ribu, seseorang perlu memasak makanannya sendiri dengan menu yang sederhana.
"Makan sehari 21 ribu berarti sekali makan 7 ribu rupiah contoh misalnya ngeliwet sendiri, masak nasi sendiri di rumah yang bisa buat seharian," ujar Andy kepada detikProperti, Kamis (30/8/2024).
Ia pun mensimulasikan perhitungan menabung untuk membeli rumah secara tunai bagi yang berpenghasilan Upah Minimum Regional (UMR) sekitar Rp 5 juta. Dengan anggapan pengeluaran makan sekitar Rp 630 ribu untuk makan Rp 21 ribu sehari.
Lalu, hidup di rumah orang tua dan dekat tempat kerja. Jika menabung sebesar Rp 4 juta untuk beli rumah senilai Rp 150 juta, maka bisa membeli rumah dalam kurun waktu sekitar 4 tahun.
"Taruh lah maksimal Rp 1 juta untuk living cost dia, berarti dia bisa nabung Rp 4 juta. Bisa nggak kemudian saya beli rumah Rp 150 juta secara cash? Dibagi aja Rp 150 juta dibagi 4 juta per bulan, dapatnya misalnya 38 bulan. Pertanyaannya sanggup nggak orang tersebut menahan (menjalankan frugal living) selama sekitar 4 tahun?" jelasnya.
Kemudian, Andy mengatakan seseorang yang ingin membeli rumah pertama dengan skema tersebut perlu mengorbankan idealisme tentang rumah impian. Sebaiknya mencari rumah terjangkau dengan ukurannya tidak besar seperti rumah tipe 36. Sementara untuk lokasinya berada di kota-kota satelit dari Jakarta, misalkan Bekasi.
"Kalau beli properti apalagi rumah pertama, kadang kita butuh mengorbankan idealisme kita tentang rumah impian itu kayak gimana. Apalagi dengan harga properti yang makin naik," ucapnya.
Selain itu, sebaiknya menginvestasikan uang yang ditabung agar tidak tergerus inflasi. Andy menyarankan membeli logam mulia dan investasi ke reksa dana pendapatan tetap atau campuran untuk jangka waktu 3-4 tahun.
Terpisah, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad CFP mengatakan semakin besar komposisi uang yang ditabung dari penghasilan akan semakin baik. Namun, hal ini tergantung pada kemampuan seseorang menjalankan gaya hidup frugal.
"Kalau kita nabung besar banget yang penting mencapai cita-cita sebenarnya setiap orang terserah aja. Komposisi menabung semakin bagus (itu) semakin bagus. Bahkan, kalau dia mau 90% dari gajinya untuk ditabung boleh aja tapi nggak setiap orang bisa begitu," katanya.
Teja menghitung harga rumah yang dapat dibeli dalam waktu sepuluh tahun dengan gaji Rp 5 juta dan sesuai persentase uang yang sanggup ditabung. Awalnya ia menggunakan persentase menabung sebesar 40%, sehingga bisa membeli rumah seharga Rp 240 juta.
"Kalau nabung sebenarnya minimalnya adalah 10% ditambah dengan alokasi (seperti) cicilan 30%, jadi 40%, maka yang bisa dia tabung Rp 2 juta dari Rp 5 juta. Nah, Rp 2 juta kalau kita kumpulin setahun kan cuman dapat Rp 24 juga, kalau 10 tahun Rp 240 juta," jelasnya.
Sementara kalau menabung sebesar 80% dari gaji, seseorang bisa membeli rumah seharga 480 juta dalam waktu 10 tahun. Akan tetapi, harga rumah akan naik seiring berjalannya waktu, maka ia menyarankan agar menginvestasikan uang tabungan.
"Jangan cuman ditabung, tapi harus diinvestasikan di produk yang lebih tinggi dari kenaikan harga rumah, jadi dia nggak kejar-kejaran dengan harga rumah karena harga rumah naik," imbuhnya.
Sedangkan, Perencana Keuangan Aidil Akbar menghitung biaya makan dengan budget makan yang minim dan ditambah pengeluaran lainnya bisa habis Rp 2 juta, sehingga hanya bisa menabung sebesar Rp 3 juta.
"Anggaplah Rp 25 ribu sehari dikali 30 hari, (hasilnya) Rp 750 ribu itu baru makan, belum biaya tempat tinggal dan transport. (Kalau) Dia tinggal dengan orang tua, tapi transport Rp 500 ribu, sehingga sebulan (total pengeluaran) Rp 1,25 juta hingga Rp 1,5 juta. Belum kebutuhan yang lain, habis Rp 2 juta juga kan. Kalau habis Rp 2 juta dengan penghasilan UMR anggap Rp 5 juta, maka dia cuman bisa ngumpulin Rp 3 juta per bulan," terangnya.
Apabila ingin membeli rumah secara cash seharga Rp 200 juta, maka dengan tabungan Rp 3 juta per bulan akan memerlukan waktu sekitar 5 tahun.
Menurut Aidil, menabung beli rumah secara cash dengan gaji UMR dan gaya hidup frugal secara teori bisa dilakukan. Namun, ia mengatakan secara praktek akan susah dijalankan karena harga rumah terus naik dan ketersediaan rumah yang harganya terjangkau sulit ditemukan.
"Secara teori bisa, tapi secara praktek apakah ada atau nggak rumah atau properti seharga segitu ya sulit," imbuhnya.
Sedangkan, Perencana Keuangan Aidil Akbar menghitung biaya makan dengan budget makan yang minim dan ditambah pengeluaran lainnya bisa habis Rp 2 juta, sehingga hanya bisa menabung sebesar Rp 3 juta.
"Anggaplah Rp 25 ribu sehari dikali 30 hari, (hasilnya) Rp 750 ribu itu baru makan, belum biaya tempat tinggal dan transport. (Kalau) Dia tinggal dengan orang tua, tapi transport Rp 500 ribu, sehingga sebulan (total pengeluaran) Rp 1,25 juta hingga Rp 1,5 juta. Belum kebutuhan yang lain, habis Rp 2 juta juga kan. Kalau habis Rp 2 juta dengan penghasilan UMR anggap Rp 5 juta, maka dia cuman bisa ngumpulin Rp 3 juta per bulan," terangnya.
Apabila ingin membeli rumah secara cash seharga Rp 200 juta, maka dengan tabungan Rp 3 juta per bulan akan memerlukan waktu sekitar 5 tahun.
Menurut Aidil, menabung beli rumah secara cash dengan gaji UMR dan gaya hidup frugal secara teori mungkin saja dilakukan. Namun, ia mengatakan secara praktek akan susah dijalankan karena harga rumah terus naik dan ketersediaan rumah yang harganya terjangkau sulit ditemukan.
"Secara teori bisa, tapi secara praktek apakah ada atau nggak rumah atau properti seharga segitu ya sulit," pungkasnya.
Mau tahu berapa cicilan rumah impian kamu? Cek simulasi hitungannya di kalkulator KPR.
Nah kalau mau pindah KPR, cek simulasi hitungannya di kalkulator Take Over KPR.
(dhw/dna)