Punya kamar mandi yang ukurannya nggak simetris, bukan berarti di dalamnya sempit dan sumpek. Pemilik rumah D Pocket House, Dhila, bahkan bisa menyulap kamar mandi yang nggak 'ngotak' itu jadi lebih estetik dan ramah disabilitas hanya pakai aplikasi desain gratis.
D Pocket House merupakan rumah yang berada di dalam gang. Alhasil lahan rumahnya mengikuti bentuk gang yang meliuk. Beberapa ruangan di rumahnya bentuknya tidak simetris, salah satunya adalah kamar mandi. Setelah bertahun-tahun mempertahankan tampilan aslinya, Dhila dan suami memutuskan untuk merombak tampilan dalamnya. Menurutnya bentuk yang tidak simetris bukan masalah besar karena luasnya masih ideal.
Dhila mengaku belum menghitung total luas kamar mandinya, tetapi sebagai gambaran, lebar dinding area shower sekitar 80 cm, lalu terdapat sisi miring sekitar 30 cm, dan panjang dari pintu ke toilet duduk atau area bebas sekitar 2 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal mula ia memutuskan untuk merobak kamar mandinya agar nyaman dipakai oleh semua penghuni rumah termasuk untuk disabilitas dan lansia. Sebelumnya, kamar mandi tersebut layaknya kamar mandi pada umumnya. Kini, di dalamnya sudah terpasang beberapa perangkat yang ramah disabilitas seperti grip bars atau pegangan logam yang membantu ketika hendak duduk atau berdiri di toilet serta foldable shower bench di bawah showernya untuk anaknya duduk ketika mandi.
"Kamar mandi memang kebutuhannya adalah untuk bisa menjawab kebutuhan anak disabilitas dan lansia mungkin nanti kalau saya sudah tua. Dengan cara apa? Berarti kita buat se-accessible mungkin yang bisa memenuhi kebutuhan. Poin aksesibilitas ini yang memang jadi pertimbangan utama kami. Sebenarnya bukan hanya di kamar mandi tapi di keseluruhan user experience di rumah ini," kata Dhila saat dihubungi detikcom pada Senin (17/11/2025).
Dalam proses renovasi tersebut, ibu dua anak tersebut mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuan arsitek, kontraktor, dan desainer interior. Ia melakukan riset mandiri dari artikel di internet dan jurnal luar negeri. Kemudian, memakai aplikasi desain gratis untuk memberikan gambaran jelas tampilan kamar mandi terbarunya.
Mulai dari mencari perpaduan warna yang sesuai untuk kamar mandinya. Dhila dan suami memilih memadukan warna putih dan hijau emerald pada dinding dan putih gading dengan motif terazzo untuk bagian lantai kamar mandi. Setelah itu melakukan riset bahan material di pasaran dan secara online melalui e-commerce.
Sebelum membeli banyak, ia memesan beberapa contoh produk keramik kotak-kotak kecil untuk mengetahui ketebalan dan warnanya. Setelah pas, ia membeli keramik sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan ditambah 5-10 persen dari total keramik yang dibutuhkan. Keramik lebihan tersebut berfungsi sebagai cadangan apabila ketika sampai dan pemasangan ada produk yang retak, pecah, atau salah pemotongan.
"Kalau bisa jangan sampai beli keramik kurang. Karena catakan setelahnya bisa jadi warnanya beda dikit gitu kan. Sama kayak nyetak poster aja gitu. Settingan printer hari ini bisa jadi beda sama settingan printer besok gitu kan. Itu salah satu tips juga sih, jangan sampai kurang gitu keramiknya," ujarnya.
Khusus untuk keramik lantai, ia memilih warna yang terang dan bersifat matte agar tidak licin ketika diinjak.
Setelah itu, dia mencari inspirasi untuk membeli barang sanitasi seperti shower tanam, exhaust fan, water heater, grip bars, foldable shower bench, lampu dinding, hingga hiasan lainnya.
Ia juga mencari tahu soal ketinggian pemasangan grip bars yang ideal saat berdiri dan duduk. Informasi tersebut ia dapatkan dari jurnal luar negeri. Tips darinya apabila membeli barang dari logam, usahakan yang tidak mudah berkarat. Meskipun harganya sedikit mahal, tetapi anggap sebagai investasi agar tidak perlu bongkar pasang lagi yang biayanya jauh lebih mahal.
Before-after penampakan kamar mandi tidak simetris di D Pocket House Foto: Via @dpockethouse |
Tampilan kamar mandinya juga dibuat minimalis tanpa rak-rak gantung. Sebagai gantinya, ia memilih membuat niche pada dinding dekat shower dan toilet.
Semua renovasi berlangsung selama sekitar 2 minggu di luar perencanaannya. Ia meminta bantuan tukang harian. Sementara itu, untuk bagian kelistrikan di kamar mandi, ia mencari ahli kelistrikan agar penempatan dan pemasangannya tepat karena ia menambahkan exhaust fan yang tersambung ke lampu serta shower yang memiliki water heater.
Biaya yang dihabiskan untuk renovasi ini sekitar Rp 12,9 juta. Biaya terbesar berasal dari pembelian material, perangkat sanitasi, dan aksesoris kamar mandi, sekitar Rp 9,4 juta. Sementara itu, biaya tukang untuk pengerjaan 2 minggu dengan upah Rp 180-250 ribu adalah sekitar Rp 1,5-3,5 juta.
"Saya kan nambahin shower tanam yang harganya lumayan, terus folding bench juga lumayan, terus pintunya kan yang aluminium diganti, exhaust fan, water heater itu udah termasuk sih yang Rp 9,4 juta. Tapi udah sama keramik kok itu semua," tuturnya.
Progres dan hasil renovasi kamar mandi tersebut sudah dibagikan Dhila dalam akun Instagram khusus rumahnya, @dpockethouse. Saat ini ia sudah merombak lantai dasar dan halaman depannya. Ternyata dari beberapa konten yang diunggahnya, konten soal kamar mandi nggak 'ngotak' ini jadi yang paling banyak meraih perhatian.
Ia mengaku tidak percaya kontennya bisa viral. Di satu sisi, Dhila berharap lewat kontennya tersebut, ke depannya lebih banyak orang bisa mencintai huniannya, meskipun tampilannya tidak sempurna. Sebab, rumah bisa diremajakan dan disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pemiliknya.
"Nah kebetulan kebutuhan saya adalah rumah yang inklusi buat keluarga saya. Jadi, ini nyambung ke poin bahwa saya akan tetap jadi advokat dari inklusivitas atas kehidupan yang layak buat kaum-kaum disabilitas. Nah, mudah-mudahan ini (Instagram @dpockethouse) bisa jadi platform saya untuk membagikan itu. Itu menurut saya juga bisa jadi amal jariyah saya juga lah ya. Mudah-mudahan bisa masuk ke hati banyak orang," ucapnya.
(aqi/das)











































