PT. Cemenindo Gemilang Tbk Perusahaan, produsen semen merah putih mempertegas komitmennya terhadap sustainability melalui percepatan pengembangan inovasi pohon cair (MPTree). Adalah sebuah teknologi berbasis fotobioreaktor mikroalga yang mampu menyerap karbon lebih cepat daripada pohon pada umumnya.
Mikroalga memiliki karakter unik sebagai tumbuhan yang membelah diri dengan cepat layaknya bakteri, sehingga mampu berkembang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Kemampuan replikasi yang tinggi ini membuat mikroalga dapat menampung karbon dalam dua bentuk sekaligus, yaitu biomassa dan kultur. Sistem penyimpanan ganda tersebut memungkinkan efisiensi penangkapan karbon mencapai 91,7 persen, menjadikan mikroalga sebagai salah satu organisme paling efektif untuk proses dekarbonisasi yang dikemas dalam bentuk teknologi pohon cair.
Teknologi ini didukung digitalisasi sistem pemantauan dan pemeliharaan berbasis IoT (koneksi perangkat canggih). Inovasi ini menjadi langkah strategis perusahaan dalam menekan emisi industri sekaligus menjawab tantangan kualitas udara di perkotaan yang semakin mengkhawatirkan.
Di tengah dorongan global menuju pembangunan yang lebih hijau dan kebutuhan akan lingkungan perkotaan yang sehat, Semen Merah Putih bekerja sama dengan Algaepark Indonesia untuk menuntaskan pengembangan lanjutan pohon cair. Inovasi ini tidak hanya menghasilkan performa penyerapan karbon yang tinggi, tetapi kini juga dilengkapi dengan sistem digital sehingga lebih efektif, efisien, dan mudah dikelola meski ditempatkan di berbagai lokasi berbeda.
Head of Marketing Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma, menjelaskan bahwa teknologi ini menjadi solusi ideal bagi kota-kota yang tidak memiliki ruang luas untuk menanam pohon, tetapi membutuhkan penyerapan karbon dalam jumlah besar. Pohon cair adalah kultur mikroalga yang dirancang untuk menangkap karbon dioksida (CO₂) dan polutan udara secara cepat dan terukur. Dengan satu unit pohon cair, mampu menyamai kemampuan sekitar 16 pohon rindang dalam menyerap karbon setiap hari.
Pohon cair bekerja sebagai ekosistem teknologi terpadu. Sistem powernya menggabungkan energi panel surya dan listrik PLN untuk menjaga reaktor menyala 24 jam. Sistem kultivasi mikroalga di dalam tabung menjalankan fotosintesis berintensitas tinggi, sementara seluruh proses dikendalikan melalui sistem digital.
Teknologi ini dilengkapi empat sensor utama, yaitu sensor CO₂, pH, DO (oksigen terlarut), dan suhu yang secara otomatis memantau kondisi setiap lima menit. Data tersebut dikirim ke sistem IoT dan ditampilkan melalui dashboard monitoring, sehingga operator dapat memantau kondisi dari mana pun.
"Maintenancenya sebenarnya kita tetap bekerja sama, sama Algaepark, itu satu. Dan karena itu sudah IoT, jadi mau dia dari Solo pun udah digital, udah one hand," ucap Ayu kepada media usai acara Media Briefing, di Corner28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025).
Komisaris Utama AlgaePark Indonesia, Is Heriyanto, menambahkan bahwa akses untuk perawatan dan pemeliharaan teknologi pohon cair ini dilaksanakan secara bersama-sama, baik dari pihak Semen Merah Putih maupun Algaepark Indonesia. Terkait pengelolaannya memang akan dilaksanakan melalui satu pintu, tetapi tidak menutup kemungkinan ke depannya akan dibuat pembagian akses.
"Itu (IoT) ada namanya dashboard. Dashboard itu di satu titik bisa, tetapi ketika ada permasalahan kan kita harus segera bergerak cepat. Nah itu yang mungkin kita nanti akan pikirkan ke depannya, apakah kita perwilayah, atau memang juga kita sentralisasi," ujar Is kepada media.
Digitalisasi inilah yang membuat pohon cair tidak hanya unggul dalam kemampuan menyerap karbon. Teknologi ini juga memberikan kelebihan pada aspek efisiensi operasional, karena seluruh proses dapat dipantau dan dikendalikan secara otomatis.
Semen Merah Putih menargetkan implementasi pertama pohon cair ini di pabrik Jatiasih, Bekasi pada minggu kedua Desember 2025. Setelah itu, pada 2026 akan mulai membidik perluasan ke fasilitas publik, transportasi umum, dan area-area perkotaan padat emisi.
Ayu menjelaskan bahwa pohon cair dapat ditempatkan di berbagai lokasi karena memiliki format yang fleksibel. Teknologi ini memungkinkan penyesuaian sesuai kebutuhan ruang, baik di area industri maupun ruang publik.
"Alat ini mirip seperti akuarium, tetapi dengan manfaat yang sangat besar. Bisa ditempatkan di ruang tunggu, jalur parkir, hingga fasad gedung tinggi yang tidak terjangkau pohon. Untuk gedung bertingkat, mikroalga bisa berfungsi sebagai air purifier (pembersih udara) alami," jelasnya.
(das/das)