×
Ad

Cari Rumah di Tengah Kota Makin Sulit, Banyak yang Geser ke Pinggiran Jakarta

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Minggu, 23 Nov 2025 11:00 WIB
Ilustrasi rumah. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Konsultan properti menilai tahun depan pembangunan perumahan akan lebih banyak di kawasan pinggiran Jakarta. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah sehingga diharapkan jika berada di pinggiran kota harganya bisa lebih murah dan terjual.

"Kalau kita lihat kebanyakan penduduk itu masih mencari rumah tapak. Orang-orang masih dengan budget Rp 1 miliar, orang-orang masih mencari yang close (dekat), walaupun harus pergi ke Depok, harus pergi ke Bekasi, ke Bogor," kata Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia Martin Hutapea dalam acara Tren Properti 2025 & Market Outlook 2025 Leads Property, pada Kamis (20/11/2025).

Beberapa wilayah yang diperkirakan akan memiliki banyak proyek perumahan adalah Serpong, Sawangan, Parung Panjang, Cibinong, Sentul, Cisauk, Cikupa, Balaraja, dan Tenjo.

Meskipun berada di pinggir kota, pengembang juga membangun lingkungan tempat tinggal yang nyaman dengan fasilitas lengkap. Mulai dari ruang terbuka hijau, lingkungan bebas polusi, infrastruktur jalan, dan transportasi umum. Sebab, saat ini pasar bukan hanya mencari tempat tinggal yang nyaman dan estetik, melainkan aksesibilitas dari rumah ke tempat lain.

"Township yang dikembangkan jauh dari pusat kota harus menawarkan harga terjangkau dan perencanaan yang matang agar menarik minat terutama bagi first-time home buyer," imbuhnya.

Bahkan tidak sedikit yang bekerjasama dengan pemerintah untuk pembangunan jalan tol agar kawasan tersebut memiliki akses yang cepat ke kota.

"Jadi kalau seumpamanya township tersebut jauh dari tol, harus bekerjasama dengan pemerintah untuk membangun jalan tol. Misalnya, kalau zaman dulu BSD, mereka ada proyek dengan pemerintah, bekerjasama membangun jalan tol dari BSD ke jalan Tol Jorr," ujarnya.

Selain lokasinya yang semakin ke pinggir, kata Martin, ukuran rumah ke depannya juga semakin kecil, tipe 30-48 akan banyak bermunculan. Hal ini dikarenakan keterbatasan lahan. Rumah yang berukuran di atas itu tentu masih tersedia, tetapi harganya tentu akan jauh lebih mahal.

Harga rumah yang semakin tak terjangkau juga berpotensi mendorong perubahan pola konsumsi dari membeli ke menyewa. Banyak Milenial dan Gen Z yang saat ini tengah mencari rumah mengaku memilih menyewa dahulu di kawasan perkotaan. Setelah merasa mampu, mereka baru akan membeli rumah.

"Menyewa rumah di kawasan perkotaan Jakarta dianggap lebih praktis dan efisien, terutama bagi mereka yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya, guna menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan," ungkap Martin.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini



Simak Video "Video: #Tanyadetikproperti Masa Waktu HGB Sudah Habis, Tanah Jadi Milik Negara?"

(aqi/abr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork