Kemiskinan, kumuh, kelaparan, angka kriminalitas dan prostitusi tinggi, ditambah kualitas udara yang buruk, semua diborong oleh La Rinconada. Kawasan tambang emas yang terletak di Peru ini tersohor karena hal-hal itu tadi. Bikin orang ogah datang ke sana.
Tapi, lain bagi 'Zazza The Italian'. Traveler ini ingin membuktikan benar nggak anggapan orang soal predikat yang disandang oleh La Rinconada ini. Dikutip dari Mirror, Zazza berkunjung ke La Rinconada dan membagikan pengalamannya di media sosial.
Berada di La Rinconada harus hemat-hemat napas. Zazza mengaku sulit bernapas karena polusi ditambah letak La Rinconada yang berada di 5.100 mdpl.
La Rinconada sering disebut 'kota paling tak berhukum' di Peru. Dia pergi dari kota terdekat dari Juliaca, menghabiskan 3 jam perjalanan menumpang bus hingga akhirnya tiba di tempat ini. "Pengalaman paling menantang dalam hidup saya," katanya.
Salju turun saat Zazza tiba. Dinginnya sampai bikin tersiksa. 'Menghancurkan', katanya. Kedatangannya langsung disambut sampah-sampah berserakan di jalan.
Dia melihat sekumpulan anak kecil memasak di tepi jalan. Wajar, karena kurang dari 30% anak-anak di sana yang sekolah. Sisanya memilih untuk bekerja dari usia yang masih belia. Tak sedikit juga yang dipaksa jadi pegawai seks komersial (PSK).
Karena pusing dan sesak napas, Zazza kemudian mencari klinik kesehatan. Napas dia tinggal separuh karena asupan oksigen tak banyak di daerah dataran tinggi. Banyak yang kena penyakit kronis mabuk gunung (chronic mountain sickness). Setidaknya, satu dari empat penduduk di sini mengalami hal itu. Bila tidak ditangani, akan berujung gagal jantung dan kematian.
Alih-alih dapat pengobatan, petugas kesehatan di sana minta dia cuma mengunyah daun coca. Daun ini mengandung kokain dan berfungsi sebagai stimulan. Juga bisa dijadikan teh. Zazza juga disarankan menenggak aspirin.
Yang bikin Zazza kaget adalah cerita dari si petugas kesehatan. Dia berada di sana karena banyak orang sakit, sehingga dia bisa lebih banyak bekerja.
"Di sini orang saling bunuh, saling tembak. Karena banyak yang mabuk dan marah-marah," kata dia.
Benar saja apa yang dibilang. Nggak lama keluar dari klinik, Zazza dengar dar der dor suara tembakan. Untung dia persiapan. Zazza memakai rompi anti peluru. Selain melindungi dia dari tembakan, bisa juga jadi penghangat. Begitu pikirnya.
Dia pun kembali menyusuri jalanan sepi nan gelap. Mana hujan tiba-tiba turun deras.
Simak Video "Video: 16 Prostitusi Berkedok Warung Kopi di Ponorogo Dibongkar "
(zlf/zlf)