Vorkuta di Rusia dulu pernah berjaya dan menjadi salah satu kota terkaya dan pusat tambang batu bara Uni Soviet. Sekarang, kota itu tersisa bangunan-bangunan terbengkalai yang diselimuti es.
Dilansir dari Business Insider, Selasa (7/10/2025), kota itu awalnya dibangun pada 1930-an sebagai kamp kerja paksa Gulag. Narapidana dipaksa untuk menambang batu bara dalam cuaca ekstrem di bawah kepemimpinan Joseph Stalin.
Siapa sangka, beberapa waktu kemudian, pendatang malah berbondong-bondong ke kawasan tundra Akrtik ini untuk bekerja. Meski cuaca ekstrem dan super dingin, mereka tergiur dengan iming-iming gaji besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vorkuta pun kemudian tumbuh menjadi kota yang maju. Sayangnya, kehidupan di kota ini perlahan sirna sejak Uni Soviet runtuh pada 1991.
Banyak tambang tutup sehingga para penambang kehilangan pekerjaan. Mereka pun terpaksa mencari peluang baru di kota lain, karena Vorkuta merupakan kawasan terisolasi di Rusia.
Meski sebagian besar kota itu sudah terbengkalai, masih ada sejumlah warga yang bertahan. Mereka tinggal di dalam komplek apartemen.
Sebagian besar warga tidak dapat menjual apartemennya karena tak ada yang mau pindah ke Vorkuta. Sementara itu, mereka juga tak mampu untuk pindah rumah dan justru menanti bantuan dari program rumah subsidi.
Namun, ada juga sebagian warga yang memilih untuk tetap tinggal karena enggan meninggalkan tempat yang sudah dianggap sebagai rumah. Mereka yang masih tinggal di kompleks apartemen terbengkalai harus bepergian dengan mobil atau transportasi umum ke kota lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kota ini memang sangat sepi atau nyaris tak ada kehidupan. Berbeda dengan dulu seperti pada akhir 1970-an, populasi Vorkuta mencapai 100.000 jiwa, dilansir dari Mir24.tv.
Pada masa itu, sudah ada rel kereta, sekolah, universitas, rumah sakit, perpustakaan, hingga pabrik. Semuanya dibangun oleh para narapidana dari Vorkutlag.
Kehidupan di Vorkuta dulu penuh hingar bingar tetapi sekarang bagaikan kota mati yang diselimuti es. Selama 30 tahun terakhir, Vorkuta telah kehilangan sekitar 70 persen penduduknya. Menurut data resmi, sekitar 50.000 orang tinggal di sana pada 2022. Namun, penduduk setempat menyebut angka ini terlalu dibesar-besarkan.
Seluruh infrastruktur sudah lumpuh dan lingkungan terbengkalai. Tampak es-es raksasa menggantung di atap rumah-rumah kosong dan jendela-jendela pun kosong tanpa kaca atau bingkai.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/dhw)