Digitalisasi mulai menyasar ke semua aspek pekerjaan, salah satunya adalah konstruksi bangunan. Jika biasanya perencanaan bangunan berkutat di atas kertas, saat ini bergeser bisa dioperasikan dengan bantuan teknologi canggih.
Hal ini didasari dari temuan jika cara kerja lama mengalami banyak tantangan seperti tingkat produktivitas yang stagnan, kenaikan biaya pembangunan, kekurangan pegawai, hingga badai dahsyat yang terjadi tiba-tiba.
Dilansir Forbes, berikut beberapa teknologi canggih di bidang konstruksi yang saat ini sudah muncul.
1. Manajemen Proyek Berbasis AI
Panduan yang dicetak di kertas, lembar kerja, dan proses persetujuan manual dulu merupakan alat tempur wajib bagi pekerja di bidang konstruksi. Semakin berkembangnya zaman, penggunaan teknologi berbasis AI mulai mendapat perhatian. AI dan wawasan berbasis data, dapat membantu perusahaan konstruksi mengoptimalkan jadwal proyek, alokasi sumber daya, dan manajemen risiko.
2. Robot Tukang Konstruksi
Jika dahulu robot adalah salah satu karya yang hanya bisa dipamerkan dan disebut sebagai sebuah terobosan untuk masa depan. Saat ini robot sudah banyak digunakan, bahkan di bidang konstruksi.
Pada musim panas 2024 lalu muncul robot tukang batu bata otomatis pertama di dunia yang dipakai di Amerika Serikat untuk menyelesaikan pembangunan rumah. Penggunaannya juga diawasi dan termasuk dalam sesi demonstrasi.
Meskipun belum digunakan secara masif, ada harapan ke depannya proyek-proyek berskala besar dapat menggunakan robot satu ini untuk pekerjaan pemasangan batu bata bagi rumah tinggal.
Robot ini disebut juga bisa melakukan pengelasan dan pembongkaran. Harapannya penggunaan robot dapat meningkatkan produktivitas, presisi, dan keselamatan dalam konstruksi.
Ada pula penggunaan robot dan drone untuk survei lokasi, inspeksi udara, pemantauan kemajuan dan pemeliharaan. Dengan teknologi canggih, robot dapat menyediakan data dalam di waktu bersamaan atau real time. Diharapkan teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko.
3. Konstruksi Menjadi Virtual
Ada pula teknologi yang bisa membantu menggambarkan lokasi proyek menjadi 3D yang dipadukan dengan AR dan VR. Teknologi satu ini sudah banyak dimanfaatkan oleh pelaku konstruksi.
4. Pemeliharaan Konstruksi Bisa Pakai AI-Robot
Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti AI, robot, dan analitik, saat ini untuk memelihara hasil konstruksi jadi lebih gampang dan tidak perlu menghabiskan banyak uang. Sebagai contoh penggunaan teknologi digital twinning dapat membantu memprediksi kegagalan peralatan, mengurangi waktu henti, dan menekan biaya pemeliharaan.
5. Blockchain untuk Manajemen Kontrak yang Transparan
Teknologi blockchain sering digunakan untuk membantu memecahkan beberapa tantangan inti dalam konstruksi, seperti manajemen kontrak yang kompleks, yang menyebabkan perselisihan dan penundaan, komunikasi dengan pemangku kepentingan, dan memastikan kepatuhan di seluruh rantai pasokan. Blockchain menyediakan catatan yang transparan dan anti-rusak di setiap tahap proyek konstruksi, memungkinkan kolaborasi yang lebih cepat antara semua pihak yang terlibat, seperti perusahaan konstruksi, badan perencanaan, arsitek, desainer, kontraktor, dan masyarakat umum.
6. Meningkatkan Keamanan Siber
Semakin canggih teknologinya, bentuk kejahatannya pun semakin beragam. Banyak industri telah melakukan transformasi digital dengan meningkatkan keamanan siber, termasuk dalam arsitektur dan proses digital yang ada.
Perusahaan konstruksi harus bertindak cepat untuk membangun fitur keamanan yang ke dalam desain ulang digital mereka sejak awal karena pendekatan strategis terhadap keamanan siber.
7. Teknologi Konstruksi Lebih Ramah Lingkungan
Industri bangunan dan konstruksi bertanggung jawab atas 37 persen emisi karbon dunia. Sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, industri ini menghadapi berbagai tekanan untuk beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan melalui regulasi dan standar bangunan hijau
Secara tradisional, fokusnya adalah memastikan bahwa setelah dibangun, proyek konstruksi seperti gedung atau infrastruktur dapat dijalankan secara lebih berkelanjutan, misalnya, melalui penggunaan material bangunan yang lebih ramah lingkungan dan desain hemat energi. Namun, cara ini mulai didukung dengan upaya penghijauan proses dan pasokan material konstruksi itu sendiri.
Dengan bantuan blockchain dan informasi real-time berbasis sensor, industri konstruksi dapat lebih mudah melacak dan memverifikasi asal usul, penggunaan energi, dan jejak karbon material di setiap tahap pembangunan konstruksi.
(aqi/das)