Industri Hotel di Jakarta Gigit Jari, di Bali Malah Laris Manis

Industri Hotel di Jakarta Gigit Jari, di Bali Malah Laris Manis

ilham fikriansyah - detikProperti
Rabu, 13 Agu 2025 18:02 WIB
ilustrasi staycation.
Ilustrasi hotel (Foto: Getty Images/iStockphoto/Panuwat Dangsungnoen)
Jakarta -

Industri hotel di Jakarta tengah tertekan. Hal ini membuat banyak pebisnis hotel gigit jari karena okupansi hotel mengalami penurunan. Namun lain halnya dengan industri hotel di Bali yang justru menunjukkan tren positif.

Executive Vice President, Investment Sales, Hotels & Hospitality Group JLL Asia Pacific Julien Naouri mengatakan industri hotel di Jakarta sampai Juni 2025 tercatat mengalami pertumbuhan, tapi terjadi penurunan okupansi dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Julien menyebut okupansi hotel di Jakarta yang sedang menurun dipicu oleh faktor ekonomi yang tidak stabil. Selain itu, pemerintah sedang melakukan pengetatan anggaran sehingga mengurangi penggunaan hotel untuk menggelar acara dan tempat menginap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengenai okupansi hotel di Jakarta, saat ini tercatat masih memiliki sekitar 59.000 kamar hotel. Namun, tidak ada penambahan hotel baru yang masuk ke pasar pada kuartal I 2025," kata Julien dalam acara Jakarta Property Market JLL di SCBD, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Walau industri hotel di Jakarta sedang melambat, tapi Julien menyebut akan hadir dua hotel baru. Kedua hotel tersebut adalah Hotel Okura Jakarta dan PARKROYAL Jakarta yang rencananya bakal dibuka pada akhir 2025.

ADVERTISEMENT

Julien memprediksi hotel-hotel di Jakarta yang berfokus pada acara dan bisnis atau disebut MICE (Meetings, Incentives, Conferences, dan Exhibitions) tetap mengalami kesulitan pada paruh kedua 2025. Kondisi ini disebabkan karena ekonomi masyarakat yang menurun dan pembatasan anggaran di pemerintahan.

Lain halnya dengan industri hotel di Bali yang justru menunjukkan tren positif. Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, Bali telah kedatangan sebanyak 3,3 juta wisatawan asing. Selain meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, hal ini turut mendongkrak industri hotel.

"Terjadi peningkatan okupansi sekitar 12,7% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pertumbuhan yang kuat ini dapat dilihat dari keuangan hotel di Bali yang solid dengan mengalami pertumbuhan sebesar 4,2% yoy," jelasnya.

Tercatat ada 48.000 kamar yang tersebar di Bali. Namun, hanya terjadi penambahan sebanyak 184 kamar baru pada triwulan II 2025, yaitu Oshom Bali dan Fairfield by Marriott Kuta Ngurah Rai. Diprediksi akan ada sekitar 824 kamar baru yang dibuka sampai akhir 2025.

Walau perekonomian sedang tidak stabil, Julien memprediksi jika jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali akan terus meningkat. Dengan begitu, industri hotel di Bali akan terus bertumbuh dan menunjukkan tren positif.

"Meskipun adanya tantangan ekonomi global, kami memperkirakan jumlah wisatawan asing akan terus mengalami peningkatan secara bertahap dalam jangka pendek dan menengah," pungkas Julien.

(ilf/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads