Potensi bencana alam patut diwaspadai masyarakat, salah satunya gempa megathrust. Caranya dengan mempersiapkan gedung-gedung tinggi agar tahan menghadapi gempa berkekuatan magnitudo 8,7 itu.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya pembangunan gedung tahan gempa, terutama di Jakarta. Pihaknya sedang bersiap untuk mengantisipasi terjadinya gempa berkekuatan 8,7 SR itu.
BMKG membangun gedung command centre tahan gempa yang disebut Gedung Multi Hazard Early Warning System (MHEWS). Gedung tersebut merupakan bangunan pertama di Indonesia yang dirancang tahan gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jakarta itu banyak berupa tanah lunak termasuk tanah di sini di mana command center itu berada itu tanah lunak, sehingga kalau ada guncangan bangunannya itu harus tahan gempa," ujar Dwikorita Karnawati dikutip dari 20detik, Selasa (12/8/2025).
Dwikorita Karnawati menyebut gedung command center harus kuat dan tidak boleh sampai ambles. Jika gedung command center roboh, fungsi instansinya tidak akan bisa bekerja. Hal ini akan mengganggu penyebaran peringatan dan informasi dini soal gempa.
Ia menjelaskan gedung command center sudah berdiri dengan ketinggian delapan lantai. Setelah dibangun, pilar-pilarnya dipotong buat dijadikan tahan gempa.
"Pilarnya satu per satu dipotong, diberi suatu teknologi istilahnya based isolation, ada rodanya, jadi kalau ada goyangan gempa ini dipersiapkan untuk gempa megathrust kekuatannya 8,7 (SR)," tuturnya.
Sebagai informasi, gempa megathrust merupakan gempa yang berasal dari zona megathrust, tempat potensial terjadinya tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Tumbukan tersebut kemudian menyebabkan daya guncang atau gempa.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(dhw/das)