21 Korban Kontrakan Fiktif di Bekasi Lapor Polisi

21 Korban Kontrakan Fiktif di Bekasi Lapor Polisi

Devi Puspitasari - detikProperti
Kamis, 17 Jul 2025 14:08 WIB
Lokasi kontrakan fiktif di Bekasi yang dua unitnya dihancurkan oleh kakak Karsih.
Lokasi kontrakan fiktif di Bekasi yang dua unitnya dihancurkan oleh kakak Karsih. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Jakarta -

Sebanyak 21 korban kasus terduga penipuan kontrakan fiktif telah melapor ke Polres Bekasi Kota. Para korban melaporkan sosok Karsih (48), pemilik kontrakan fiktif di kawasan Kampung Pulo Gede RT 04/11, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi.

"Iya betul (korban sudah melapor). Terlapor Karsih," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Hatorangan saat dihubungi wartawan, seperti yang dikutip dari detikNews, Kamis (17/7/2025).

Setelah menerima laporan pada Senin (14//7/2025), polisi langsung melakukan olah TKP serta memeriksa saksi dan korban untuk mengusut kasus tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 21 LP di Polres Metro Bekasi Kota. Kita sudah melakukan pengecekan TKP, pemeriksaan saksi korban, saksi lingkungan, saksi aparat kelurahan. Mengumpulkan dokumen bukti yang terkait perkara tersebut," ucapnya.

Terpisah, menurut penuturan Ketua RW 011, Vikri, polisi melakukan olah TKP pada sore hari setelah korban berkumpul di rumah kontrakan Karsih dan merusak properti di sana. Selanjutnya, polisi hendak memanggil lurah Jakasampurna dan aparat daerah lainnya.

ADVERTISEMENT

"Kemudian nanti agendanya ada pemanggilan Pak Lurah untuk dimintai keterangan awal. Mungkin Polres juga butuh history terkait tanah tersebut. Terus kemungkinan setelah pak lurah dipanggil, bisa jadi saya atau pak RT yang dipanggil untuk dimintai keterangan awal juga terkait status tanah itu seperti apa," ujar Vikri saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/7/2025).

Vikri menambahkan pihaknya tidak mengetahui aksi dugaan penipuan yang dilakukan Karsih yang kemungkinan sudah terjadi sejak 2023. Ia tidak pernah dilibatkan dalam segala transaksi yang dilakukan Karsih dengan para pembelinya. Namun, ia mendapati beberapa bukti transaksi tertera tanda tangan dan stempel yang mengatasnamakan Ketua RW 011. Setelah diperiksa ternyata tanda tangan dan stempel tersebut palsu.

"Kita nggak pernah dilibatkan untuk urusan itu. Makanya si korban juga transaksi percaya-percaya aja. Karena ketika mau ketemu sama RT-RW ini, 'udah nggak usah diketemuin. RT-RW itu saudara saya. Terus nanti biar urusan tanda tangan RT-RW itu biar urusan notaris'. Notaris pun sampai hari ini nggak ada yang pernah minta tanda tangan itu," ungkapnya.

Ia hanya pernah diminta menjadi saksi pengembalian dana kepada 2 pembeli kontrakan Karsih yang batal membeli. Hal tersebut terjadi di Maret dan April lalu dengan nilai Rp 75 juta dan Rp 95 juta. Semula Vikri menolak untuk dijadikan saksi karena nominalnya yang begitu besar dan khawatir Karsih kabur. Namun, dua pembeli tersebut menyatakan telah mendapat pengembalian dana penuh dari Karsih.

Ada pun, kasus dugaan penipuan kontrakan fiktif di Bekasi ini bermula dari iklan penjualan unit kontrakan di Facebook. Iklan tersebut diunggah oleh Yurike atau Rike Herlanda. Tugas Rike adalah melayani calon pembeli yang menghubungi lewat Facebook, memasarkan rumah tersebut, dan mengantar calon pembeli bertemu dengan Karsih. Harga jual rumah tersebut sekitar Rp 75-125 jutaan.

Kontrakan yang dijual Karsih sebanyak 6 unit. Kontrakan tersebut berdiri di tanah seluar 250 meter persegi dengan luas bangunan 35 meter persegi. Kontrakan tersebut merupakan harta waris dari orang tuanya. Namun, sertifikatnya belum dipecah dan masih dipegang oleh sang kakak.

Ia tinggal di 2 rumah kontrakan tersebut bersama keluarganya. Kemudian, 2 unit lain di samping rumahnya dihuni oleh adiknya. Dua unit lainnya memang dikontrakkan.

Motif Karsih menjual kontrakan tersebut kepada puluhan orang belum diketahui. Namun, menurut penuturan beberapa korban, alasan Karsih menjual kontrakan dengan harga murah karena sedang butuh uang. Ada yang menyebut Karsih butuh uang untuk kuliah anaknya dan ada yang mengatakan Karsih butuh uang untuk pengobatan sakit kerabatnya.

Belum ada satu pun korban yang menempati rumah tersebut karena Karsih beralasan masih ada yang mengontrak di sana. Namun, para pembeli dijanjikan uang kontrakan bulanan tersebut sembari menunggu unit tersebut kosong.

Namun, awal Juli ini kakak Karsih menghancurkan 2 unit kontrakan dengan alasan ingin dibangun kembali. Karsih kabur pada malam hari sebelum rumah tersebut dihancurkan. Sejak saat itu Karsih tidak dapat dihubungi. Pembeli yang mencari Karsih mendatangi rumahnya dan mendapati kontrakan yang dibeli sudah hancur. Hal ini yang memicu korban berdatangan ke lokasi pada Senin (14/7/2025) dan merusak rumah lama Karsih.

Menurut Vikri sejauh ini sudah ada 62 korban yang terdata dengan total kerugian mencapai Rp 7,2 miliar.




(aqi/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads