Pelaku Kontrakan Fiktif di Bekasi Kabur, Kerugian Korban Rp 7,2 Miliar

Pelaku Kontrakan Fiktif di Bekasi Kabur, Kerugian Korban Rp 7,2 Miliar

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Rabu, 16 Jul 2025 08:46 WIB
Lokasi kontrakan fiktif di Bekasi yang menipu 62 korban dari penjualan di Facebook.
Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Jakarta - Dugaan penipuan kontrakan fiktif di Bekasi telah menjerat 62 korban dengan total kerugian mencapai Rp 7,2 miliar. Sementara itu, pelaku Karsih (48) masih dalam pencarian setelah hilang kontak sejak akhir Juni 2025.

Ketua RW 011 Vikri mengatakan, Karsih tidak dapat dihubungi sejak Senin (30/6/2025). Diperkirakan Karsih pergi dari rumah pada malam harinya. Sebab, pada pagi harinya ia masih sempat datang ke rumah Vikri untuk meminta tolong.

"Kaburnya kan malam tuh tanggal 30. Itu pagi dia di sini (ke rumah RW). Dia penting banget tuh dateng karena kakaknya tuh bilangnya, 'hari Senin gua bongkar (kontrakan)'. Nah itu kan hari Senin tuh tanggal 30 Juni. Nah pas ini pagi-pagi. Subuh-subuh ini udah di sini. Ada jam enam, setengah enam udah duduk di sini. Mau ngomong sama saya. 'Abang gua nih bongkar kontrakan, Bang, hari ini katanya mau dibongkar'," ujar Vikri saat ditemui detikcom di kediamannya, Selasa (15/7/2025).

Ketua RW 011 Vikri.Ketua RW 011 Vikri. Foto: Sekar Aqillah Indraswari

Vikri menolak permintaan Karsih karena kontrakan tersebut merupakan masalah pribadi. Pada saat itu, Vikri mengaku belum mengetahui jika Karsih terlibat dalam dugaan penipuan kontrakan tersebut.

Ia hanya mengetahui Karsih pernah membatalkan 5 transaksi penjualan kontrakan tersebut. Pada saat itu, Karsih dua kali datang memintanya menjadi saksi proses pengembalian dana dengan pembelinya. Pembeli pertama terjadi pada Maret 2025 senilai Rp 75 juta untuk 2 unit kontrakan. Kedua, terjadi pada akhir April 2025 senilai Rp 95 juta. Kedua transaksi tersebut dikembalikan atas permintaan pembeli.

Kemudian, 3 transaksi yang batal nominalnya lebih kecil. Pada saat itu calon pembeli kontrakan Karsih baru membayar uang muka atau down payment (DP) yang nilainya Rp 1 juta dan dua pembeli lainnya Rp 5 juta. Ketiganya mendatangi Vikri untuk memintanya sebagai saksi karena Karsih meminta DP yang lebih besar. Vikri menolak hal tersebut karena beberapa bulan yang lalu Karsih baru saja membatalkan penjualan kontrakan dengan nilai fantastis.

"Saya kemarin pernah bersaksi dua kali untuk ngurus surat pengembalian uang jual beli kontrakan. Yang pertama Rp 75 juta. Yang kedua Rp 90 juta. Jadi kalau Bapak mau lanjutin ini. Saya khawatir Bapak ini nanti bakal kejadian seperti yang kayak yang sebelumnya (gagal)," kata Vikri mengulangi ucapannya kepada 3 pembeli kontrakan Karsih.

Vikri baru mengetahui dugaan penipuan kontrakan tersebut sejak banyak orang yang mengaku sebagai korban berdatangan ke rumahnya melapor.

Terpisah, Rifqi, keponakan Karsih yang tinggal bersebelahan, tidak mengetahui jika selama ini tantenya melakukan dugaan penipuan. Ia mengatakan sehari-hari Karsih berada di rumah sebagai ibu rumah tangga. Karsih hanya tinggal bersama putrinya yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Suami Karsih sendiri dulunya seorang supir, tetapi 4 bulan yang lalu pulang ke kampung halaman.

"Nggak ada yang bisa dihubungi. Nggak ada yang tahu kita alamatnya dia di mana," kata Rifqi.

Meskipun menjadi ibu rumah tangga, Rifqi mengatakan setiap hari banyak yang datang ke rumah Karsih. Ia mengira orang-orang tersebut adalah teman-teman Karsih.

"Kayak friendly lah sama temen-temennya. Kadang juga temen-temennya suka banyak-banyaknya ke sini, gitu. Asik lah dia orangnya," ujar Rifqi.

Rifqi tidak tahu apakah dugaan penipuan ini karena Karsih terlibat judi online atau bukan. Sebab, selama ini yang datang ke rumah Karsih bukan penagih utang.

"Kalau itu sih (penagih utang), nggak ya. Cuma saya bingungnya kok setiap hari banyak tamu, gitu. Saya bingungnya. (Nggak kedengeran ngomongin apa?) Nggak, nggak kedengeran ngomongin apa. Ibu saya tuh nggak tahu menahu. (Antar keluarga baik-baik saja?) Baik-baik aja," aku Rifqi.

Ia sendiri kaget ketika tempat tinggalnya termasuk yang dijual oleh Karsih. Meskipun ikut terseret kasus Karsih, tetapi keluarganya tidak berencana pindah. Ia pun mengaku 2 rumah yang ditempati oleh keluarganya belum menjadi hak miliknya. Sebab, sertifikat dari warisan kakeknya belum dipecah dan dibaliknamakan. Saat ini sertifikat tersebut dipegang oleh kakaknya Karsih.

Rifqi menjelaskan ibunya merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Karsih merupakan anak kedua dan yang menghancurkan 2 kontrakan adalah kakak pertama mereka sekaligus pemegang sertifikat tersebut.




(aqi/das)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads