Iming-iming Pelaku Jual Kontrakan Fiktif di Bekasi: Beli 4 Pintu Rp 170 Juta

Iming-iming Pelaku Jual Kontrakan Fiktif di Bekasi: Beli 4 Pintu Rp 170 Juta

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Rabu, 16 Jul 2025 11:04 WIB
Penampakan kontrakan fiktif di Bekasi yang dijual di Facebook. Saat ini terdapat 62 korban yang uangnya tak kembali.
Penampakan kontrakan fiktif di Bekasi yang dijual di Facebook. Saat ini terdapat 62 korban yang uangnya tak kembali. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Jakarta - Modus dugaan penipuan kontrakan fiktif di Bekasi dengan menawarkan harga murah telah menjerat sekitar 62 korban. Rata-rata korbannya tertarik membeli kontrakan milik Karsih (48) setelah melihat iklannya di Facebook.

Dalam iklan yang diunggah oleh Yurike atau Rike Herlanda yang diketahui sebagai makelar, harga kontrakan milik Karsih ditawarkan sekitar Rp 75-125 juta per unit. Namun, setiap calon pembeli boleh menawar hingga Rp 60 juta per unit. Karsih memakai alibi sedang membutuhkan uang secepatnya sehingga berani menjual kontrakannya dengan harga rendah.

Salah satu korbannya, sebut saja Korban B (nama disamarkan) mengaku membeli 4 unit kontrakan Karsih seharga Rp 170 juta. Korban B awalnya membeli 2 unit paling depan seharga Rp 200 juta. Namun, dia bisa menawar menjadi Rp 70 juta untuk 2 unit. Karsih beralasan ia sedang butuh uang untuk kuliah anaknya.

Korban B pun membeli 2 unit lagi, yang mana saat itu menjadi tempat tinggal Karsih yang memiliki 2 kamar tidur. Dua unit tersebut dihargai Rp 100 juta. Jadi, Korban B harus membayar Rp 170 juta untuk 4 unit kontrakan yang dibelinya.

"Tanda jadi (DP) Rp 2 juta. Habis udah Rp 2 juta, terus ketemuan berikutnya lagi langsung ngajak ke tempat notarisnya. Saya dijemput di perumahan situ. Akhirnya rame-rame ke sana. Baru pada bikin akta jual beli tuh. Akta jual beli maksudnya pada tanda tangan tuh," ungkap Korban B saat ditemui di lokasi kontrakan, Selasa (15/7/2025).

Setelah itu, Korban B diminta untuk membayar rumah secara bertahap. Transaksi tersebut dilakukan di depan 2 notaris yang berbeda. Sebab, notaris pertama meninggal dunia.

"Orangnya (notaris) kan meninggal. Namanya Pak Supri kalau nggak salah deh. Dia (Karsih) lagi butuh uang nih. Mau buat kuliah anaknya. Dia minta saya bilang ya nggak ada loh segitu mah. Akhirnya nih Rp 70 juta," ujar Korban B.

Sisa pembayaran rumah dibayarkan menggunakan hasil uang bulanan kontrakan selama 12 bulan. Sebab, Karsih beralasan 4 unit yang Korban B beli selama 12 bulan ini masih terisi. Sembari menunggu masa kontrakannya selesai, Korban B dianggap sebagai pemilik baru kontrakan dan menikmati hasil uang kontrakan bulanan tersebut.

Uang bulanannya senilai Rp 800-900 ribu per unit. Korban B mengatakan nilai penghasilan dari kontrakan yang dijanjikan oleh Karsih sekitar Rp 30 juta dalam setahun. Namun, uang tersebut tidak diberikan kepada Korban B, melainkan langsung dipakai untuk melunasi sisa utang pembelian 4 unit tersebut.

"Semua kan harganya kan Rp 170 juta. Jadi kalau dipotong sama duit kontrakan itu jadinya saya uang masuk (yang sudah dibayarkan) Rp 150 juta," ujar Korban B.

Ketua RW 011 Vikri mengungkapkan dari pendataan 62 korban, harga jual kontrakan yang ditawarkan oleh Karsih cukup beragam. Paling tinggi ada yang membeli Rp 450 juta untuk 4 unit dan harga termurah sekitar Rp 30 juta.

"Ada yang dari Rp 450 juta, Rp 420 juta, Rp 360 juga, ada yang Rp 250 juta, variatif. Paling sedikit yang bikin laporan ke sini itu dia Rp 30 juta. Itu DP untuk satu kontrakan. Karena satu kontrakannya dia jual antara Rp 50-70 juta. Nah ini dapat yang harga Rp 60 juta satu pintu, dia baru DP 50 persen," ungkap Vikri.

Rata-rata korban membeli dua pintu karena harganya yang murah. Menurut pengakuan beberapa korban ada yang sudah melakukan transaksi dengan Karsih sejak 2023 dan hingga saat ini belum mendapatkan hak miliknya.

Dalam melancarkan aksinya, Karsih menunjukkan bukti girik yang dimilikinya atas nama Acih. Temuan dari bukti transaksi 62 korban, ternyata terdapat 3 jenis girik yang ditunjukkan kepada pembeli yakni girik keluaran 1977, 1982, dan 1984.

Selama bertransaksi, Karsih juga tidak pernah melibatkan pihak RW. Namun, pada beberapa bukti transaksi terlihat Karsih membuat stempel RW palsu.

"Makanya si korban juga transaksi percaya-percaya aja. Karena ketika mau ketemu sama RT-RW ini, (Karsih mengatakan) 'udah nggak usah diketemuin. RT-RW itu saudara saya'. Terus 'nanti biar urusan tanda tangan RT-RW itu biar urusan notaris. Untuk pernyataan surat tidak sengketa'. Notaris pun sampai hari ini nggak ada yang pernah minta tanda tangan itu," terang Vikri.

Karsih datang menemui Vikri pada Maret dan April meminta pihak RW menjadi saksi proses pengembalian dana. Selain itu, ada 3 transaksi kontrakan yang berhasil dicegah karena korbannya datang menemui Vikri.

Lokasi kontrakan fiktif di Bekasi yang menipu 62 korban dari penjualan di Facebook.Lokasi kontrakan fiktif di Bekasi yang menipu 62 korban dari penjualan di Facebook. Foto: Sekar Aqillah Indraswari

Terakhir kali Vikri bertemu dengan Karsih pada Senin (30/6/2025) pagi. Karsih datang ke rumah Vikri meminta penghancuran 2 unit kontrakan dihentikan. Kontrakan tersebut hendak dihancurkan oleh kakak Karsih untuk dibangun kembali.

"Kaburnya kan malam tuh tanggal 30. Itu pagi dia di sini (ke rumah RW). Dia penting banget tuh dateng karena kakaknya tuh bilangnya, 'hari Senin gua bongkar (kontrakan)'. Nah itu kan hari Senin tuh tanggal 30 Juni. Nah pas ini pagi-pagi. Subuh-subuh ini udah di sini. Ada jam 6, setengah enam udah duduk disini. Mau ngomong sama saya. 'Abang gua nih bongkar kontrakan, Bang, hari ini katanya mau dibongkar'," ujar Vikri.


(aqi/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads