Mending Sewa Rumah di Jakarta atau Beli Rumah Subsidi 18 Meter?

Mending Sewa Rumah di Jakarta atau Beli Rumah Subsidi 18 Meter?

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Jumat, 20 Jun 2025 09:31 WIB
Rumah kontrakan Edo
Ilustrasi rumah kontrakan. Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom
Jakarta -

Akhir-akhir ini ramai bahasan mengenai usulan rumah subsidi menjadi 18 meter persegi. Usulan tersebut meraih banyak respon dari berbagai kalangan. Rata-rata menilai rumah tersebut tidak cocok untuk penghuni yang memiliki anak karena ukurannya terlalu kecil mirip kontrakan sepetak.

Rumah ukuran 18 meter tersebut hanya memiliki 1 kamar tidur. Selain itu, hanya bisa ditempati maksimal 2 orang dewasa, di mana disebut hanya cocok untuk orang yang masih lajang dan keluarga kecil.

Salah satu yang menarik dari rumah 18 meter apabila kebijakan ini diterapkan adalah lokasinya disebut bisa lebih dekat dengan perkotaan dan cicilannya lebih rendah. Apabila rumah tersebut dihargai Rp 100 jutaan per unit, maka besar cicilannya sekitar Rp 600-700 ribu per bulan. Namun, apabila harga rumah subsidi sekitar Rp 185 jutaan, cicilannya bisa mencapai Rp 1,2 juta per bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan bentuknya yang mirip dengan kontrakan satu petak, apakah membeli rumah subsidi 18 meter persegi akan lebih baik daripada menyewa rumah kontrakan?

Menurut Head of Research & Consultancy PT Leads Property Service Indonesia Martin Hutapea apabila orang tersebut masih lajang atau single, disarankan untuk menyewa rumah. Sebab, jika membeli rumah 18 meter persegi, mereka harus membeli rumah yang lebih besar ketika hendak menikah dan memiliki anak.

ADVERTISEMENT

"Kalau dia masih single nggak apa-apa. Sewa aja. Kalau beli di usia-usia 25. Ini konteksnya kalau beli di usia 25 yang (rumah tipe) 18, terus mau married. Dia mau jual lagi karena kecil, suatu saat nanti akan berkeluarga," kata Martin dalam acara Media Briefing Jakarta Property Market Insight Q1 2025 di Jakarta Mori Tower, Kamis (19/6/2025).

Martin menyarankan untuk mencari rumah minimal dengan 3 kamar tidur dengan luas bangunan sekitar 60-70 meter persegi. Rumah dengan luasan tersebut, kata Martin, sudah ideal. Sebab, kebutuhan ruang per orang idealnya 9 meter persegi.

Jika penghasilan per bulan mereka termasuk kategori kelas menengah, ia mengatakan kontrakan di daerah Jakarta Timur masih banyak ideal untuk ditempati. Di sana harga kontrakan sekitar Rp 3 juta per bulan. Lokasinya masih dekat dengan pusat Jakarta. Jika ingin lebih murah lagi terutama untuk yang lajang, bisa tinggal di kos-kosan.

Ia kurang menyarankan untuk menyewa apartemen di Jakarta karena harganya cukup mahal untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yakni sekitar Rp 6 juta per bulan. Selain itu, biaya tersebut terkadang belum termasuk biaya perawatan gedung yang dihitung per meter.

"Cuma kan kalau apartemen memang budgetnya harus tinggi karena harus bayar service charge. Service charge itu kan harganya bisa Rp 20 ribu per meter gitu ya. Dikali misalnya ada 40 meter. Satu bed room berarti Rp 800 ribu buat service charge only gitu. Kecuali ada unit owner apartemen yang sewa Rp 6 juta termasuk service charge itu beda lagi," ungkapnya.

Waktu yang Tepat untuk Membeli Rumah Setelah Tinggal di Kontrakan

Untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli rumah adalah pada saat finansial dirasa sudah mencukupi. Artinya tidak ada ketentuan usia untuk membeli rumah.

Namun, ia mengingatkan saat ini untuk membayar KPR tenornya cukup panjang, yakni bisa sampai 20 tahun. Jangan sampai angsuran rumah belum lunas saat sudah memasuki masa pensiun.

"Dulu bisa beli rumah 10 tahun lunas bisa KPR. Sekarang 20 tahun (tenor KPR). Usia 30 tahun beli rumah, (selesai usia) 55 tahun, akhir pensiun," sebutnya.

Selain itu, apabila ketika membeli rumah tersebut statusnya sudah berkeluarga, pasti akan ada banyak pengeluaran untuk kebutuhan lain. Diharapkan pada saat siap membeli rumah tersebut, besar penghasilannya juga mengalami kenaikan, setidaknya di atas Upah Minimum Regional (UMR).

(aqi/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads