Setiap negara memiliki aturannya sendiri mengenai 'wajah' dari ibu kotanya. Begitu pula dengan Turkmenistan yang membuat ibu kotanya, Ashgabat, menjadi serba putih dengan material bangunan mayoritas memakai marmer putih.
Banyak ulasan yang menyebut kota ini aneh karena hukum dan peraturan yang berlaku di sana. Namun, tidak sedikit yang tertarik dengan kota ini karena konsepnya yang berbeda dengan kota lainnya.
Turkmenistan merupakan negara di Asia Tengah yang dulunya bekas koloni Uni Soviet. Pemerintah Turkmenistan memilih Ashgabat sebagai ibu kota sekaligus pusat pemerintahannya. Di kota yang unik nan cantik ini tidak sepadat dan seramai ibu kota-ibu kota di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena jumlah penduduknya yang tak begitu banyak, akses untuk wisatawan masuk pun sulit. Wisatawan harus memiliki invitation letter atau surat undangan untuk visa, baru mendapat akses masuk ke negara ini.
Bangunan di Ashgabat lengkap, mulai dari kantor pemerintahan, stadion olahraga, hotel, apartemen, hingga tempat hiburan.
Dilansir Times of India, Ashgabat telah memegang Rekor Dunia Guinness sebagai kota dengan bangunan marmer putih terbanyak.
Awal mula ibu kota ini mewajibkan segalanya serba putih sampai ke kendaraan yang lalu lalang di dalamnya adalah berkat prakasa mantan Presiden Gurbanguly Berdimuhamedow pada tahun 2018 lalu.
Warna putih disebut sebagai warna keberuntungan, kemurnian, dan kejayaan. Selain itu, warna putih juga dinilai cocok untuk bangunan yang berada di tengah gurun pasir.
Keunikan Ashgabat bukan hanya dari peraturan serba putihnya, melainkan patung-patung berwarna emas yang mewarnai bagian depan bangunan penting di sana.
Salah satunya adalah patung emas Saparmurat Niyazov, mantan presiden seumur hidup Turkmenistan, dengan kuda Akhal-Teke. Monumen tersebut dibangun saat memperingati 10 tahun kemerdekaan Turkmenistan.
Selain itu, menurut Arch Daily, Turkmenistan dapat membangun Ashgabat penuh dengan marmer putih dikarenakan ekonomi negara tersebut yang mencukupi. Penghasilan terbesar negara ini berasal dari sumber daya gas yang termasuk salah satu terbesar di dunia.
Peraturan mengenai penggunaan warna putih di Ashgabat termasuk ketat, terutama pada kendaraan. Apabila ketahuan terdapat kendaraan selain berwarna putih masuk ke dalam kota, pemiliknya bisa terkena tilang dan diminta untuk mengganti kendaraan atau mengecat ulang.
Kemudian, di sini disebut sulit untuk mengakses internet. Mereka memiliki sistem internet sendiri yang hanya dapat digunakan di dalam kota. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp di kota ini tidak dapat diakses.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(aqi/abr)