Sebuah bangunan megah yang terinspirasi dari simbol negara Indonesia pernah berdiri di daerah Bogor. Apabila dilihat dari gambar citra satelit, bagian atas bangunan ini menyerupai garuda lengkap dengan lambang 5 sila Pancasila dan sayap di kanan dan kiri.
Dilansir dari detikNews, bangunan ini disebut dengan Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI). Lokasinya berada di Jalan Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Bangunan ini telah dibangun sejak Februari 1995.
Namun, mungkin beberapa detikers ada yang belum pernah melihat gedung ini atau bahkan baru pertama kali mendengar nama bangunan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilihat detikcom melalui gambar citra satelit Google Earth, bangunan Graha Garuda Tiara Indonesia sudah dihancurkan dan lahannya sudah beralih fungsi.
Sejak awal didirikan hingga Agustus 2013, bangunan tersebut masih terlihat dan berdiri kokoh. Namun, pada 2014, bangunan tersebut sudah hancur dan hanya tersisa tanah kosong.
![]() |
Lahan bekas Graha Garuda Tiara Indonesia sempat dibiarkan kosong hingga akhir 2019. Mulai pada awal 2020, terlihat beberapa bangunan berdiri di lahan tersebut meskipun letaknya berjauhan. Menurut gambar citra satelit pada 2024, lahan tersebut telah hijau dengan beberapa petak lahan digunakan untuk bangunan.
Sejarah Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI)
Graha Garuda Tiara Indonesia berdiri di lahan seluas 44 hektare yang sekelilingnya adalah lahan kosong hijau. Gedung ini digunakan sebagai wisma atlet, ruang konvensi, hotel, bahkan sempat akan dilengkapi dengan 2 tower apartemen.
Kompleks Garuda terdiri atas wisma A, B, C, D, dan E, yang merupakan bagian sayap dan masing-masing terdiri dari 3 lantai dengan total 456 kamar. Pada wisma D dan E, setiap kamar bisa diisi 4 orang. Sedangkan wisma A, B, dan C setiap kamar bisa diisi hingga 8 orang.
Meski keberadaannya tidak berumur panjang, proyek ini ternyata menelan biaya yang fantastis yakni sekitar Rp 75 miliar menurut kurs pada 2015 lalu. Sesuai dengan biayanya yang mahal, kualitas bangunannya pun kelas 1.
Bagian dada dan kepala Garuda terdapat lobi dan ruang konvensi yang mampu menampung 3 ribu orang.
Sedang di bagian ekor diperuntukkan bagi hotel dengan 196 kamar. Ada juga lapangan parkir yang luas hingga menampung 100 bus, dan landasan helipad. Fasilitas olahraga juga tersedia yang terdiri dari 2 lapangan tenis, 2 lapangan basket, dan 2 lapangan voli, serta 2 kolam renang.
Gedung tersebut dikelola oleh yayasan yang diketuai Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut Soeharto. Ia adalah putri pertama Presiden Soeharto. Pada saat pembangunan dimulai, keluarga mereka sering berkunjung memantau pembangunan atau untuk menginap di hotel.
Pembangunan gedung ini terhenti pada 1998 setelah 80 persen jadi, seiring dengan mundurnya Presiden Soeharto.
Meskipun belum sepenuhnya selesai, tetapi bangunan ini sudah beroperasi dan menerima tamu. Pada saat itu, bangunan ini menjadi tempat penginapan bagi peserta kirab yang digelar oleh Tutut.
(aqi/aqi)