Rumah123 melaporkan tren pembelian properti selama 2024 dalam laporan yang bertajuk '123 Property Recap 2024: The Youth Moves'. Dalam laporan tersebut menunjukkan sempat terjadi pergeseran tren, dari yang semula anak muda kebanyakan lebih suka menyewa rumah, pada 2024, lebih banyak yang membeli huniannya sendiri.
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya mengatakan tren kenaikan minat membeli rumah terlihat sejak Februari 2024 hingga September 2024. Sebelumnya, jumlah rumah dan peminat rumah sewa lebih banyak dari pada rumah yang dijual.
"Misalnya, di akhir 2021, permintaan rumah yang dijual turun 41,4 persen secara tahunan. sementara rumah sewa justru naik 1,5 persen. Mulai Februari 2024, pertumbuhan permintaan rumah yang dijual mencapai 78,6 persen, lebih tinggi dibandingkan rumah sewa yang tumbuh 59,2 persen. Tren ini terus berlanjut hingga September 2024," kata Marisa seperti yang dikutip dari keterangan tertulis, Senin (30/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data terkini, 75 persen pencari properti di Rumah123 berasal dari generasi muda. Ada pun rincian pencari properti di Rumah123 terbagi dalam tiga segmen usia, yakni 18-24 tahun, 25-34 tahun, dan 35-44 tahun. Sementara itu, pencari rumah dari generasi yang lebih tua, yakni kelompok usia 45-54 tahun, berada di posisi berikutnya sebagai perbandingan.
Meskipun begitu, permintaan tahunan terhadap rumah sewa kembali melonjak sekitar 8,4 persen memasuki akhir tahun. Sementara permintaan akan rumah yang dijual tumbuh tipis di 0,7 persen.
Pergantian tren di akhir tahun ini dikarenakan pembelian rumah tidak lagi jadi prioritas oleh generasi muda. Transaksi difokuskan untuk keperluan lain, salah satunya kebutuhan liburan mengingat akhir tahun adalah momen yang tepat untuk mengambil jeda dan beristirahat.
Lebih Tinggi Peminat Rumah Baru atau Seken?
Untuk rumah tapak, Rumah123 melihat bahwa selama 2024 generasi muda kebanyakan memilih membeli rumah seken (bekas) daripada rumah baru.
Kelompok usia 18-24 tahun, sebanyak 51,6 persen lebih suka membeli rumah seken, sedangkan 26,2 persen tertarik membeli rumah baru, dan 22,2 persen sisanya memilih menyewa rumah.
Lalu, untuk kelompok usia 25-34 tahun, sebanyak 55,1 persen memilih membeli rumah seken, 22,8 persen membeli rumah baru, dan 22,1 persen lainnya lebih memilih menyewa.
Begitupun dengan kelompok usia 35-44 tahun yang tertarik membeli rumah seken sebanyak 57,6 persen, rumah baru sebesar 23,3 persen, dan menyewa rumah sekitar 19,2 persen.
Berbanding terbalik, minat pembelian unit apartemen justru lebih banyak dilakukan oleh kelompok usia tua (25-34 tahun). Kelompok usia muda (18-24 tahun), lebih memilih untuk menyewa apartemen.
Hal ini dikarenakan apartemen dipandang sebagai hunian sementara dan hanya untuk menyesuaikan dengan gaya hidup generasi muda yang dinamis dan kondisi finansial yang belum stabil. Maka dari itu, mereka belum mampu untuk membeli unit apartemen. Sementara itu, generasi yang usianya lebih tua telah memiliki kemampuan dan finansial yang lebih stabil daripada generasi muda sehingga bisa membeli apartemen.
"Sebaliknya, kelompok usia yang semakin tua cenderung memilih membeli apartemen, baik baru maupun seken, karena kondisi finansial yang lebih mapan, memiliki kebutuhan akan stabilitas dan investasi jangka panjang yang lebih terencana," tutur Marisa.
(aqi/zlf)